calon penerima program, pelaksanaan dan pemanfaatan program d memantau pemanfaatan sarana-prasarana sekolahmadrasah yang telah diperbaiki sesuai
fungsinya disesuaikan dengan desain dan penataan sekolahmadrasah aman e memantau kegiatan pemenuhan indikator sekolah madrasah aman dari baik
struktural maupun nonstructural di tingkat sekolahmadrasah, f mengidentifikasi kendala dalam penerapan sekolahmadrasah aman dari bencana dan g
terkumpulnya data yang menyeluruh tentang kegiatan sekolahmadrasah aman dari bencana baik data kegiatan struktural maupun non struktural.
2. Evaluasi
Evaluasi menilai aspek-aspek penerapan sekolahmadrasah aman sesuai dengan indikator sekolahmadrasah aman dari bencana baik struktural maupun non
struktural sehingga dapat mengkategorikan tingkat amannya bagi setiap sekolahmadrasah meliputi:
a. Penilaian tingkat pemenuhan perencanaan dengan pelaksanaan penerapan
sekolahmadrasah aman dari bencana serta kegiatan non-struktural b.
Penilaian penerapan aspek dan kerangka kerja sekolahmadrasah aman dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi sekolahmadrasah meliputi Proses
sosialisasi program, Proses penilaian proposal, Proses pengolahan data, Penentuan urutan prioritas sekolah calon penerima program, Pelaksanaan dan
pemanfaatan program c.
Penilaian setiap sekolahmadrasah dalam memenuhi indikator sekolahmadrasah aman dari bencana dan melakukan kategorisasi dengan
perincian sebagai berikut a Kategori 1: Memenuhi salah satu aspek yang mendasar dan parameter sekolahmadrasah aman dari bencana, b Kategori 2:
Memenuhi lebih dari dua aspek yang mendasar dan parameter sekolah
madrasah aman dari bencana, c Kategori 3: Memenuhi seluruh aspek yang mendasar dan parameter sekolahmadrasah aman dari bencana
2.3 Pengetahuan Kebencanaan
Adapun yang tercakup dalam pengetahuan kebencanaan dalam program SekolahMadrasah Aman dari Bencana adalah pengetahuan terhadap bencana gempa
bumi dan kebakaran.
2.3.1 Gempa Bumi
Gempa bumi adalah gejala alamiah berupa gerakan goncangan atau getaran tanah yang ditimbulkan oleh beberapa sumber. Sumber tersebut meliputi terjadinya
patahan atau sesar akibat aktivitas tektonik, aktivitas vulkanik, hantaman benda langit misalnya meteor dan asteroid, danatau ledakan bom akibat ulah manusia.BNPB,
2012 Hal- hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya bahaya sebelum
terjadi gempa bumi menurut BNPB 2012 antara lain: 1.
Mencari informasi tentang gempa bumi termasuk mengetahui penyebab gempa. 2.
Membangun konstruksi rumah tahan gempa. 3.
Mengetahui dan siaga apabila terdapat tanda dari sistem peringatan dini. Selain itu juga dapat membuat sistem peringatan dini mandiri, seperti mengikat benda-
benda yang tergantung dengan kuat. 4.
Aktif mengikuti atau melaksanakan kegiatan simulasi. 5.
Mengetahui dimana informasi gempa bisa didapatkan yaitu BMKG, TV, radio, dll.
6. Menyiapkan tas yang berisi kebutuhan pokok dalam keadaan darurat seperti
pakaian, makanan kering, air dan obat-obatan.
Kemudian untuk hal-hal yang bisa dilakukan saat terjadi bencana gempa bumi antara lain berlindung dibawah meja yang kuat, berlari ke luar gedung berdasarkan
jalur evakuasi yang aman dan menuju tempat lapang yang jaraknya aman dari reruntuhan gedung.
2.3.2 Kebakaran
Pertimbangan utama mengapa perlu upaya penanggulangan bahaya kebakaran adalah karena adanya potensi bahaya kebakaran di semua tempat, kebakaran
merupakan peristiwa berkobarnya api yang tidak dikehendaki dan selalu membawa kerugian. Dengan demikian usaha pencegahan harus dilakukan oleh setiap individu
dan unit kerja agar jumlah peristiwa kebakaran, penyebab kebakaran dan jumlah kecelakaann dapat dikurangi sekecil mungkin melalui perencanaan yang baik.
Keberhasilan pemadaman kebakaran juga ditentukan oleh keberadaan fasilitas penunjang yang memadai, antara lain:
1. Fire alarm secara otomatis mempercepat diketahuinya peristiwa kebakaran.
Beberapa kebakaran terlambat diketahui karena tidak ada fire alarm, bila api terlanjur besar maka makin sulit memadamkannya.
2. Jalan petugas, diperlukan bagi petugas yang datang menggunakan kendaraan
pemadam kebakaran, kadang harus mondar-mandirkeluar masuk mengambil air, sehingga perlu jalan yang memadai, keras dan lebar, juga untuk keperluan
evakuasi. Untuk itu diperlukan fasilitas a daun pintu dapat dibuka keluar , b pintu dapat dibuka
dari dalam tanpa kunci , c Lebar pintu dapat dilewati 40 orangmenit , d Bangunan beton strukturnya harus mampu terbakar minimal 7 jam.
Lestari, dkk 2011 juga menyebutkan bahwa kesadaran dan pemahaman masyarakat Indonesia terhadap keselamatan kebakaran masih tergolong rendah. Oleh
karena itu, pemahaman dan kesadaran tentang keselamatan kebakaran perlu ditanamkan sejak anak anak. Pada usia ini, kesadaran akan keselamatan kebakaran
dapat tertanam dan melekat dalam ingatan anak-anak sehingga mereka dapat menerapkannya tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah. Selain itu, telah lama
diketahui bahwa sekolah merupakan target utama program pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembentukan Sekolah
Aman Bencana
Bentuk dari kegiatan program Sekolah Aman Bencana yang dilakukan di SMPN 2 Tabanan berupa pemberian materi, diskusi dan simulasi saat terjadi bencana.
Beberapa hasil penelitian yang terkait dengan program Sekolah Aman Bencana SAB dan atau kegiatan-kegiatan di dalamnya pemberian materi, diskusi dan simulasi yaitu
sebagai berikut. Menurut penelitian yang dilakukan Dien 2015 disebutkan bahwa penyuluhan
kesehatan memiliki pengaruh terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi pada siswa SMP Kristen Kakaskasen Kota Tomohon. Selain itu penelitian dari
Nurudin 2015 menyebutkan adanya pengaruh pelatihan tentang penanggulangan bencana gempa bumi terhadap kesiapsiagaan siswa kelas VII di SMP N 1 Imogiri
Bantul Yogyakarta tahun 2015. Kemudian penelitian lainnya yaitu dari Afandi 2014
menunjukkan bahwa pelatihan simulasi efektif meningkatkan pengetahuan siswa tentang mitigasi bencana gempa bumi di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Begitu
pula dengan hasil penelitian Chriesma 2013 yang menunjukkan bahwa pelatihan