Peran Pemangku Kepentingan Program Sekolah Aman Bencana

sekolah. Oleh karena itu, diperlukan peran kementerianlembaga dan pemerintah daerah berperan dalam penegakan acuan penerapan sekolahmadrasah aman dari bencana yang meliputi ketiga tema strategis, prinsip-prinsip, nilai-nilai dan kerangka kerja. Disamping penyediaan acuan teknis pelaksanaan program sekolahmadrasah aman dari bencana, peran lainnya dapat berupa pemutahiran data rehabilitasi sekolah, baik secara elektronik maupun manual. Langkah selanjutnya berupa penguatan mekanisme pemantauan, evaluasi dan pelaporan penerapan sekolahmadrasah aman dari bencana. Mendorong pembinaan berkelanjutan dengan mengintegrasikan penerapan SekolahMadrasah Aman dari Bencana kedalam program lain disekolah. Serta memastikan perencanaan Penerapan SekolahMadrasah Aman dari Bencana sebagai bagian dari Rencana Penanggulangan Bencana. Dan yang terakhir, elemen media massa memiliki peran untuk melakukan sosialisasi dan advokasi penerapan sekolahmadrasah aman dari bencana kepada masyarakat luas. Selain itu media massa berperan sebagai alat kontrol dalam penerapan sekolahmadrasah aman dari bencana.

2.2.4 Kerangka Kerja

Kerangka kerja dari program Sekolah Aman Bencana terdiri atas dua yaitu Kerangka Kerja Struktural dan Kerangka Kerja Non-Struktural . 1. Kerangka Kerja Struktural Berdasarkan pedoman Perka BNPB No. 4 Tahun 2012, kerangka kerja struktural adalah konstruksi fisik sekolahmadrasah untuk mengurangi risiko bencana. Adapun aspek mendasar dari kerangka kerja struktural sekolahmadrasah aman dari bencana meliputi lokasi aman dari bencana, struktur bangunan, desain penataan kelas dan dukungan sarana prasarana. Dimana dalam kriterianya sebagian besar mengacu pada PerMenPU No. 29 Tahun 2006. Untuk kriteria lokasi aman dari bencana yang pertama dapat dinilai dari kesesuaian lahan dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota serta adanya izin dari Pemerintah Daerah setempat mengacu pada PerMenPU No. 29 Tahun 2006. Selain itu lahan tersebut juga harus digunakan secara efektif untuk membangun sarana dan prasarana sekolah yang memadai dan tetap memperhatikan ketentuan rasio minimum luas lahan terhadap peserta didik. Letak sekolah juga disarankan agak jauh dari sempadan jalan yang ada dan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa. Sekolah juga harus memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. Kemudian untuk kriteria struktur bangunan, secara umum bangunan harus memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kemudahan termasuk kelayakan bagi anak berkebutuhan khusus, kenyamanan dan keamanan sesuai dengan PerMenPU No.29 Tahun 2006 dan Pedoman Teknis Rumah dan Bangungan Gedung Tahan Gempa yang dikeluarkan oleh Kementerian PU Tahun 2006. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait struktur bangunan sekolahmadrasah aman dari bencana. Pertama, bangunan harus didesain berdasarkan standar teknis dan mutu yang berlaku untuk desain bangunan, material bahan bangunan yang digunakan, serta tata cara pelaksanaan konstruksi, dengan mengacu pada SNI dan peraturan perundangan yang berlaku. Pemilihan bahan material yang digunakan selain tidak menimbulkan kerusakan lingkungan juga disesuaikan dengan kearifan lokal setempat. Desain bangunan juga harus memperhitungkan analisa gempa sesuai aturan Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung SNI. Hal lain yang harus diperhatikan yaitu kompentensi dari sumber daya manusia SDM yang berperan dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan, pemeliharaan, perawatan, perbaikan maupun pemeriksaan berkala bangunan. Dalam desain bangunan juga harus disediakan jalur evakuasi yang memadai dan tidak terhalang sebagai antisipasi kondisi darurat bencana. Secara aspek kesehatan, desain bangunan harus memperhatikan, penghawaan dan sirkulasi udara, pencahayaan alami, dan akses terhadap air dan sarana sanitasi. Selain itu menyediakan prasarana kemudahan akses bagi mereka yang berkebutuhan khusus dan potensi karakteristik jenis ancaman bencana di lokasi sekolahmadrasah merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan desain bangunan. Untuk kriteria ketiga yaitu desain dan penataan kelas ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendesain dan menata ruang kelas sekolahmadrasah aman dari bencana guna memperkecil risiko saat terjadi bencana. Yang pertama yaitu ketersediaan dua pintu kelas yang membuka keluar guna memudahkan evakuasi saat terjadi bencana. Terkait hal tersebut maka diharapkan sekolah memiliki jalur evakuasi dengan akses yang aman dan mudah dicapai. Jalur tersebut juga harus dilengkapi dengan penunjuk arah yang jelas dan mudah dikenal dengan baik oleh anak termasuk anak berkebutuhan khusus. Untuk kriteria keempat yang berupa dukungan sarana prasarana mencakup kriteria minimum sarana dan ketersediaan sarana dan prasarana pencegahan kebakaran. Kriteria minimum sarana berupa perlengkapan yang wajib dimiliki setiap sekolah atau madrasah seperti perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi dan lain sebagainya. Sedangkan sarana dan atau prasarana pencegahan kebakaran

Dokumen yang terkait

KESIAPSIAGAAN GURU SMA N 1 PRAMBANAN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI Kesiapsiagaan Guru SMA N 1 Prambanan Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi.

0 1 18

KESIAPSIAGAAN SISWA SMP N 3 GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN DALAM MENGHADAPI Kesiapsiagaan Siswa SMP N 3 Gantiwarno Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.

0 1 16

KESIAPSIAGAAN SISWA SMP N 3 GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN DALAM MENGHADAPI Kesiapsiagaan Siswa SMP N 3 Gantiwarno Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.

0 1 16

KESIAPSIAGAAN SISWA SMP N 1 PRAMBANAN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI Kesiapsiagaan Siswa SMP N 1 Prambanan Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi.

0 2 15

PENDAHULUAN Kesiapsiagaan Siswa SMP N 1 Prambanan Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi.

0 1 10

KESIAPSIAGAAN SISWA SMP N 1 PRAMBANAN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI Kesiapsiagaan Siswa SMP N 1 Prambanan Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi.

0 2 12

KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMP N 1 GANTIWARNO KECAMATAN Kesiapsiagaan Siswa Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi Di SMP N 1 Gantiwarno Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten.

0 2 15

KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMP N 1 GANTIWARNO KECAMATAN Kesiapsiagaan Siswa Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi Di SMP N 1 Gantiwarno Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten.

0 1 13

PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR Peran Simulasi Bencana Terhadap Kesiapsiagaan Siswa Kelas VII Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di SMP Negeri 1 Grogol Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 2 14

PENGARUH SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN PRAMUKA DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR Pengaruh Simulasi Bencana Terhadap Kesiapsiagaan Pramuka Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di SMP Negeri 3 Mojolaban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

0 1 13