12
ditumbuhkan secara in vitro. Proses tersebut dapat berlangsung apabila ada kecocokan antara pollen dan ovum Darmono, 2006.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyilangkan anggrek adalah persilangan sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Persilangan akan berhasil
bila dilakukan sehari atau dua hari setelah bunga mekar atau minggu pertama sampai minggu kelima sejak bunga mekar Darmono, 2003 cit.
Hartati, 2006. Mekarnya kuncup-kuncup bunga merupakan suatu tanda bahwa putik telah masak dan siap untuk menerima serbuk sari yang akan
disilangkan Darjanto dan Siti, 1990 dalam Hartati, 2008. Melalui persilangan menyebabkan munculnya genotip - genotip baru yang dapat
menambah karakter tanaman. Menurut Chaudari 1971 dalam Rostini 2005, walaupun persilangan tidak menghasilkan gen-gen baru, namun
rekombinasi genetik dari gen-gen yang dimiliki kedua tetua memungkinkan diperolehnya variasi atau kombinasi gen-gen baru.
Penelitian Tanee et al. 2012 pada tanaman hybrid Vanda dibandingkan dengan tetuanya, dengan analisis RAPD dapat membedakan anggrek liar,
hibrida, spesies pada tiga kelompok yang berbeda.
4. Sitologi Anggrek
Sitologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel. Kromosom adalah bahan genetik yang terletak di dalam sel. Kromosom
adalah suatu struktur makro molekul yang berisi DNA dimana informasi genetik dalam sel disimpan. Perbedaan kromosom menggambarkan
perbedaan kandungan genetik pada suatu individu. Individu dalam satu spesies mempunyai jumlah kromosom sama tetapi spesies yang berbeda
dalam satu genus mempunyai jumlah kromosom berbeda Suliartini et al., 2004. Individu-individu dalam satu spesies biasanya mempunyai jumlah
kromosom sama, tetapi spesies yang berbeda dalam satu genus sering mempunyai jumlah kromosom berbeda. Tipe dan jumlah kromosom setiap
makhluk hidup berbeda-beda. Dengan mikroskop perbesaran 1000x seluruh kromosom dapat dibedakan satu dengan yang lain dari
commit to user
13
penampilannya. Hal ini dikarenakan ukuran kromosom dan posisi sentromernya berbeda.
Ramesh dan Renganathan 2013a menyatakan bahwa spesies Coelogyne corymbosa memiliki kromosom 2n=26 dan Coelogyne
fimbriata 2n=22, dan disebut sebagai diploid sedangkan pada penelitian sebelumnya menyatakan bahwa spesies tersebut memiliki kromosom
2n=44. Pada anggota Orchidaceae, menunjukkan variasi kromosom somatik yang dipelajari dari 2n=10 sampai 40. Spesies yang memiliki
kromosom somatik 30 yaitu Coelogyne breviscapa 2n=32 dan Coelogyne cristata 2n=26 dianggap sebagai triploid.
Anggrek yang memiliki jumlah kromosom n=19 lebih banyak dari pada yang memiliki jumlah kromosom n=20. Terdapat sekitar 280 spesies
anggrek memiliki jumlah kromosom n=19, sedangkan yang memiliki jumlah kromosom n=20 sekitar 274 spesies. Anggrek Phalaenopsis
pinlong cinderela dan Phalaenopsis Joane Killeup June memiliki jumlah kromosom 2n=40 Hartati, 2010. Anggrek alam tetua Paraphalaeonopsis
serpentilingua memiliki jumlah kromosom 2n=40, hasil persilangannya menunjukkan jumlah kromosom 2n=38. Anggrek tetua Rhyncostiles
gigantea common memiliki jumlah kromosom 2n=40, hasil persilangannya 2n=40. Tetua Paraphalaeonopsis labukensis memiliki jumlah kromosom
2n=40, hasil persilangannya 2n=38 Hartati, 2011. Penelitian Balanos et al. 2008, membuktikan bahwa kromosom induk Phalaenopsis sp
mempunyai 2n=38 tetapi pada keturunannya Doritaenopsis memberikan hasil jumlah kromosom yang berbeda 2n=76.
B. Kerangka Berpikir