10
hias yang memiliki pola keragaman yang tinggi Maiti et al., 2009; Xue et al., 2010; Khosravi et al., 2009. Tanaman ketumbar Coriandrum sativum
memiliki pola pita polimorfisme dengan persentase 43.24, Nisha et al., 2011 lebih tinggi dari Dacydium pierrei 33,3 dan Cathaya argrophylla
32 Wang et al., 2009. Marka ISSR dihasilkan oleh amplifikasi DNA dengan PCR yang
menggunakan primer tunggal. Intersimple Sequence Repeats ISSR digunakan untuk membentuk hubungan kekerabatan Grevillea, tanaman
asli Australia Pharmawati et al., 2004, penentuan kekerabatan strawberry Fragaria ananassa Duch yang diambil dari
Fruit Breeding Departmen’s, Research Institute of Pomologi and Floriculture, Polandia Kuras et al.,
2004, keragaman genetik gandum di Cina Barat Hou et al., 2005. Intersimple Sequence Repeats ISSR memiliki reproduksibilitas
tinggi dari pada RAPD pada beberapa tanaman Guo et al., 2009, karena penggunaan primer yang lebih panjang 16-25 basa nukleotida
dibandingkan primer RAPD 10 basa nukleotida, yang menggunakan suhu annealing yang tinggi 45-60
C. Intersimple Sequence Repeats ISSR kebanyakan tersegregasi sebagai marka yang dominan mengikuti
penurunan Hukum Mendel Astarini, 2009. Penanda bersifat dominan, yaitu tidak dapat membedakan individu yang homozigot dan heterozigot,
sedangkan penanda kodominan dapat membedakan individu yang homozigot dan heterozigot. Sampai saat ini informasi mengenai keragaman
genetik hasil persilangan tanaman anggrek yang dapat digunakan untuk perbaikan karakter belum banyak tersedia.
3. Persilangan Anggrek
Hibridisasi atau persilangan adalah metode dalam menghasilkan kultivar tanaman baru yaitu dengan cara menyilangkan dua atau lebih
tanaman yang memiliki konstitusi genetik berbeda dengan tujuan untuk menggabungkan karekter-karakter baik dalam satu tanaman, menambah
keragaman genetik, memperluas variabilitas genetik tanaman melalui rekombinasi gen, dan untuk mendapatkan hibrid vigor. Pemilihan tetua
commit to user
11
atau kombinasi hibrid merupakan hal yang sangat penting dalam pemuliaan tanaman dan hal tersebut sangat menentukan keberhasilan atau
kegagalan program pemuliaan Poehlman dan Quick 1983 dalam Damayanti 2006.
Persilangan anggrek ditujukan untuk mendapatkan varietas baru dengan warna dan bentuk yang menarik, mahkota bunga kompak dan
bertekstur tebal sehingga dapat tahan lama sebagai bunga potong, jumlah kuntum banyak dan tidak ada kuntum bunga yang gugur dini akibat
kelainan genetis serta produksi bunga tinggi Hadi, 2005. Menurut Andayani 2007 persilangan pada anggrek dapat dilakukan melalui
perlakuan penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang. Penyerbukan sendiri artinya putik satu bunga diserbuki dengan benangsari polen
berasal dari bunga yang sama. Penyerbukan silang artinya putik pada satu bunga diserbuki dengan menggunakan serbuksari yang berasal dari bunga
pada tanaman lain tetapi masih satu jenis tanaman. Pemilihan tetua merupakan tahap awal yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan suatu program hibridisasi. Menurut Widiastoety et al. 2010 dalam pemilihan induk jantan dan betina yang akan
disilangkan harus disertai penguasaan sifat-sifat kedua induk tersebut, termasuk sifat dominan seperti ukuran bunga, warna dan bentuk bunga
yang akan muncul pada turunannya. Agar persilangan berhasil, sebaiknya dipilih induk betina yang mempunyai kuntum bunga yang kuat, tidak cepat
layu atau gugur, mempunyai tangkai putik dan bakal buah yang lebih pendek agar tabung polen dapat mudah mencapai kantong embrio yang
terdapat pada bagian bawah bakal. Persilangan bisa dikatakan berhasil apabila 3-4 hari setelah
persilangan tangkai kuntum bunga induk betina masih segar atau berwarna kehijauan. Beberapa hari kemudian kelopak dan mahkota bunganya layu,
kering dan akhirnya rontok, kemudian muncul calon buah yang berbentuk bulat telur dan berwarna hijau Iswanto, 2005. Setelah terjadi fertilisasi,
zigot akan terbentuk yang selanjutnya tumbuh dan berkembang menjadi embrio di dalam biji. Setelah terbentuk, zigot dapat dikecambahkan atau
commit to user
12
ditumbuhkan secara in vitro. Proses tersebut dapat berlangsung apabila ada kecocokan antara pollen dan ovum Darmono, 2006.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyilangkan anggrek adalah persilangan sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Persilangan akan berhasil
bila dilakukan sehari atau dua hari setelah bunga mekar atau minggu pertama sampai minggu kelima sejak bunga mekar Darmono, 2003 cit.
Hartati, 2006. Mekarnya kuncup-kuncup bunga merupakan suatu tanda bahwa putik telah masak dan siap untuk menerima serbuk sari yang akan
disilangkan Darjanto dan Siti, 1990 dalam Hartati, 2008. Melalui persilangan menyebabkan munculnya genotip - genotip baru yang dapat
menambah karakter tanaman. Menurut Chaudari 1971 dalam Rostini 2005, walaupun persilangan tidak menghasilkan gen-gen baru, namun
rekombinasi genetik dari gen-gen yang dimiliki kedua tetua memungkinkan diperolehnya variasi atau kombinasi gen-gen baru.
Penelitian Tanee et al. 2012 pada tanaman hybrid Vanda dibandingkan dengan tetuanya, dengan analisis RAPD dapat membedakan anggrek liar,
hibrida, spesies pada tiga kelompok yang berbeda.
4. Sitologi Anggrek