Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

13 penampilannya. Hal ini dikarenakan ukuran kromosom dan posisi sentromernya berbeda. Ramesh dan Renganathan 2013a menyatakan bahwa spesies Coelogyne corymbosa memiliki kromosom 2n=26 dan Coelogyne fimbriata 2n=22, dan disebut sebagai diploid sedangkan pada penelitian sebelumnya menyatakan bahwa spesies tersebut memiliki kromosom 2n=44. Pada anggota Orchidaceae, menunjukkan variasi kromosom somatik yang dipelajari dari 2n=10 sampai 40. Spesies yang memiliki kromosom somatik 30 yaitu Coelogyne breviscapa 2n=32 dan Coelogyne cristata 2n=26 dianggap sebagai triploid. Anggrek yang memiliki jumlah kromosom n=19 lebih banyak dari pada yang memiliki jumlah kromosom n=20. Terdapat sekitar 280 spesies anggrek memiliki jumlah kromosom n=19, sedangkan yang memiliki jumlah kromosom n=20 sekitar 274 spesies. Anggrek Phalaenopsis pinlong cinderela dan Phalaenopsis Joane Killeup June memiliki jumlah kromosom 2n=40 Hartati, 2010. Anggrek alam tetua Paraphalaeonopsis serpentilingua memiliki jumlah kromosom 2n=40, hasil persilangannya menunjukkan jumlah kromosom 2n=38. Anggrek tetua Rhyncostiles gigantea common memiliki jumlah kromosom 2n=40, hasil persilangannya 2n=40. Tetua Paraphalaeonopsis labukensis memiliki jumlah kromosom 2n=40, hasil persilangannya 2n=38 Hartati, 2011. Penelitian Balanos et al. 2008, membuktikan bahwa kromosom induk Phalaenopsis sp mempunyai 2n=38 tetapi pada keturunannya Doritaenopsis memberikan hasil jumlah kromosom yang berbeda 2n=76.

B. Kerangka Berpikir

Indonesia memiliki kekayaan ragam plasma nutfah anggrek yang bernilai ekonomis dan belum semua teridentifikasi. Salah satu anggrek yang mempunyai nilai ekonomis tinggi adalah anggrek hitam Coelogyne pandurata yang berasal dari Provinsi Kalimantan Timur. Anggrek hitam mempunyai karakter bunga yang unik yakni berukuran besar, berwarna hijau dengan lidah hitam tersusun pada rangkaian tandan dengan panjang commit to user 14 15-20 cm dan jumlah bunganya mencapai 14 kuntum per tandan. Warna hitam pada lidah bunga merupakan sifat yang langka, yang dibutuhkan oleh para ahli pemuliaan tanaman untuk menghasilkan silangan baru.. Oleh karena di habitat aslinya jenis ini sudah sukar ditemukan, maka usaha pembudidayaan dan peningkatan ragam genetik harus dilakukan, salah satunya adalah dengan melakukan persilangan dengan jenis lain. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan persilangan pada tanaman anggrek adalah kedekatan hubungan kekerabatan. Tanaman anggrek yang berkerabat dekat akan meningkatkan peluang keberhasilan. Oleh karena itu untuk melakukan persilangan pada Coelogyne pandurata perlu dilakukan seleksi tetua yakni spesies lain dari genus Coelogyne spp Untuk mengetahui keragaman dan hubungan kekerabatan pada tanaman anggrek dapat dilakukan dengan karakterisasi menggunakan penanda morfologi dan karakterisasi menggunakan penanda molekuler. Karakterisasi menggunakan penanda morfologi biasanya dipengaruhi lingkungan. Penanda molekuler dapat memberikan gambaran yang lebih akurat, karena analisis deoxyribo nucleid acid DNA sebagai materi genetik tidak dipengaruhi lingkungan. Penanda molekuler RAPD merupakan salah satu yang dimanfaatkan dalam kegiatan pemuliaan anggrek. Hasil karakterisasi menggunakan penanda morfologi dan molekuler RAPD digunakan untuk menyeleksi tetua yang mempunyai kedekatan genetik dengan anggrek hitam Coelogyne pandurata. Tetua terpilih tersebut akan digunakan sebagai bahan persilangan. Metode persilangan yang digunakan juga dapat menentukan keberhasilan persilangan. Untuk itu persilangan antara Coelogyne pandurata dengan tetua terpilih perlu diuji dengan menggunakan metode crossing, reciprocal dan selfing. Keragaman pada hasil persilangan anggrek dapat diketahui dengan menggunakan analisis sitologi, flow cytometry, molekuler RAPD dan ISSR. Dengan analisis tersebut akan dapat diprediksi apakah F1 dari hasil persilangan anggrek menghasilkan karakter baru yang berbeda dari commit to user 15 induknya. Upaya memecahkan permasalahan kelangkaan anggrek hitam Coelogyne pandurata di atas maka penelitian ini dilaksanakan melalui alur penelitian yang tersaji pada Gambar 1 berikut. Gambar 1. Diagram alur penelitian Keragaman anggrek Coelogyne spp. Kajian 1 dan 2 Identifikasi anggrek Coelogyne spp.berdasarkan karakter morfologi dan molekuler RAPD Pemilihan ragam genetik seleksi berdasarkan karakter morfologi dan molekuler RAPD Hibridisasi: crossing, reciprocal dan selfing Kajian 3 Didapatkan tetua terpilih Coelogyne rumphii Didapatkan biji hasil persilangan Kajian 4 dan 5 Identifikasi hasil persilangan Coelogyne pandurata secara sitologi, flow cytometry, molekuler RAPD dan ISSR Teridentifikasi keragaman F1 hasil persilangan Didapatkan Varian baru Anggrek perpustakaan.uns.ac.id commit to user 16

C. Hipotesis