Kesimpulan KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

80

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hasil penentuan keragaman baik secara morfologi maupun secara molekuler dari enam spesies anggrek dari genus Coelogyne spp yaitu Coelogyne pandurata, Coelogyne massangeana, Coelogyne mayeriana, Coelogyne asperata, Coelogyne celebensis dan Coelogyne rumphii diperoleh karakter yang beragam secara morfologi antara 2 – 22 dan secara molekuler antara 45 – 69. Dari enam spesies tersebut, Coelogyne rumphii merupakan spesies yang memiliki keragaman paling rendah atau memiliki hubungan kekerabatan paling dekat dengan Coelogyne pandurata, yakni secara morfologi memiliki kemiripan 93 dan secara molekuler memiliki kemiripan berkisar 50. Dengan demikian hasil penelitian ini merokemendasikan Coelogyne rumphii untuk dipilih menjadi tetua untuk disilangkan dengan Coelogyne pandurata. 2. Persilangan antara Coelogyne pandurata dan Coelogyne rumphii adalah kompatibel penuh dengan tingkat keberhasilan persilangan mencapai 100 pada semua metode persilangan yang digunakan, crossing, reciprocal dan selfing. Metode crossing ♀ Coelogyne pandurata x ♂ Coelogyne rumphii memiliki resiko buah rontok tertinggi hingga 50, dibanding metode yang lain yang hanya mencapai 25. Namun metode crossing menghasilkan buah lebih cepat masak yakni 158 hari, sedangkan pada metode reciprocal mencapai 191 hari dan metode selfing mencapai kisaran antara 155 – 201 hari. Metode crossing juga menghasilkan saat terbentuk protokorm paling cepat, 22 hari dibanding metode reciprocal yang mencapai 48 hari dan metode selfing yang mencapai 26 – 94 hari. 3. Analisis kromosom menunjukkan persilangan antara Coelogyne pandurata dan Coelogyne rumphii menghasilkan perbedaan jumlah kromosom antara tetua dan individu F1 hasil persilangannya. Tetua Coelogyne pandurata memiliki jumlah kromosom 2n=36 dan tetua commit to user 81 Coelogyne rumphii memiliki jumlah kromosom 2n=72 sedangkan F1 hasil persilangan Coelogyne pandurata baik sebagai induk jantan maupun sebagai induk betina memiliki jumlah kromosom yang sama yaitu 2n=54. Hasil analisis ploidi dengan flow cytometry diperoleh hasil keturunan F1 yang mempunyai susunan kromosom 2n=3x= triploid dari persilangan Coelogyne pandurata 2n=2x=diploid dan Coelogyne rumphii 2n=4x=tetraploid. Namun hasil persilangan ini memiliki pola kariotipe yang sama dengan tetuanya, yakni mempunyai bentuk metasentrik. 4. Diperoleh keragaman baru pada individu F1 hasil persilangan antara Coelogyne pandurata dan Coelogyne rumphii. Pada analisis RAPD, F1 hasil persilangan ♂ Coelogyne pandurata x ♀ Coelogyne rumphii terdapat ragam baru sebesar 6. Sementara untuk F1 dari ♀ Coelogyne pandurata x ♂ Coelogyne rumphii terdapat ragam baru sebesar 10. Pada analisis dengan ISSR, F1 dari ♂ Coelogyne pandurata x ♀ Coelogyne rumphii terdapat ragam baru sebesar 11. Sementara untuk F1 dari ♀ Coelogyne pandurata x ♂ Coelogyne rumphii terdapat ragam baru sebesar 3.

B. Implikasi