d. Olahraga ekstrim • Rock climbing Panjat tebing
• Paralayang • Caving Susur Gua dan lain- lain.
e. Wisata religi • Taman wisata Lumbini Agama Buddha
Secara umum pariwisata minat khusus alternatif di Kabupaten Karo bisa dikatakan sangat komplit baik dari segi wisata olahraga ekstrim, wisata pertanian,
wisata berbasis lingkungan dan budaya, wisata religi, dan wisata petualangan sangatlah mendukung di daerah ini. Sayangnya sedikit perhatian dari masyarakat
dan pemerintah setempat akan pentingnya pariwisata dalam mengembangkan suatu daerah. Akan lebih baik lagi apabila seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan
memberikan perhatian terhadap suatu objek wisata yang sangat- sangat berpotensi. Seperti halnya dalam konsep pariwisata alternatif yang harus saling mengisi, saling
menguntungkan simbiosis dan saling menjaga.
4.3.2 Tujuan Pengembangan Wisata Minat Khusus di Kabupaten Karo
Secara umum tujuan pengembangan wisata minat khusus di Kabupaten Karo adalah memperkenalkan wisata minat khusus, bagaimana aktivitasnya, dan
memperkenalkan potensi wisata yang ada di dalamnya. Sedangkan secara khusus, tujuan pengembangan wisata minat khusus di Kabupaten Karo adalah :
• Wisata minat khusus dapat dinikmati setiap orang yang berasal dari
berbagai lapisan masyarakat.
• Memperkenalkan kepada masyarakat tentang pentingnya dan fungsi
wisata minat khusus di Kabupaten Karo Gunung Sibayak .
• Menambah ilmu pengetahuan tentang bagaimana perkembangan objek wisata gunung Sibayak saat ini.
• Agar masyarakat dapat lebih menghargai akan alam, budaya adat istiadat, dan sumber daya lainnya.
• Memperjelas keadaan serta kondisi pariwisata khususnya pariwisata minat khusus di Kabupaten Karo.
• Mengembangkan pariwisata yang tidak monoton serta mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan dan berbasis lingkungan dan budaya.
• Agar terjaganya kelestarian lingkungan objek wisata sekitar dan tidak menimbulkan dampak pariwisata konvensional lagi.
4.3.3 Pengembangan Wisata Minat Khusus di Gunung Sibayak Sebagai Wisata yang Sangat Berpotensi di Kabupaten Karo
Pengembangan wisata minat khusus merupakan suatu konsep terbaru pariwisata saat ini, yang merupakan salah satu cara pilihan dalam pengembangan
kepariwisataan di Kabupaen Karo yang selama ini lebih condong kepada pariwisata konvensional. Adapun konsep-konsep yang diberikan wisata minat khusus ini
merupakan konsep pariwisata yang berbasis ke ekowisataan, pembangunan yang berkelanjutan, pembangunan yang berbasis kerakyatan, dan kelestarian lingkungan
juga budaya masyarakat setempat. Konsep pariwisata minat khusus ini sangat akrab dengan masyarakat sehingga pengembangan konsep pariwisata ini sangat cepat dan
sangat di terima oleh semua kalangan masyarakat. Dan hal itu disebabkan oleh pariwisata sendiri konvensional yang masih terbilang kurang ramahnya terhadap
nilai- nilai edukasi yang diharapkan dan dibutuhkan oleh masyarakat. Pengembangan suatu objek wisata meliputi sebagian besar dari sumber daya
fisik atau komponen produk wisata. Kebijaksanaan harga, objek wisata saingan, aspek finansial, merupakan motivasi serta penentu kelayakan perkembangan objek
wisata. Dan tidak boleh dilupakan bahwa aspek lingkungan, budaya dan sosial, memiliki dimensi penting dalam pengembangan suatu objek wisata. Pesat dan
besarnya pengembangan suatu kepariwisataan, tidaklah lepas dari dampak lingkungan dan akibat kebudayaan yang sangat mendalam. Industri pariwisata harus
sadar akan banjirnya wisatawan suatu objek wisata nantinya dan akan berdampak buruk bagi objek wisata yang monoton akibat kehilangan daya tarik atraksinya. Dan
apabila menuruti permintaan wisatawan, akan merusak lingkungan serta kepentingan sosial lainnya.
Dalam memenuhi kepuasan dan kebutuhan wisatawan, diharapkan agar wisatawan dan pengelola kepariwisataan tidaklah merusak Kepentingan sosial dan
ekonomi penduduk daerah wisata serta lingkungan dan terutama sumber daya alam yang merupakan atraksi dasar dari pariwisata Hadinoto : 1996 : 29 .
Berikut adalah uraian tentang pengembangan suatu objek wisata yang selama ini kita kenal Hadinoto : 1996 :
a. Ditemukannya kawasan baru yang berpotensi. b. Beberapa pengunjung datang.
c. Masyarakat lokal membuat . • Warung –warung
• Perkemahan • Home stay
• Serta promosi kawasan baru tersebut.
d. Naiknya arus kunjungan wisatawan. e. Investor businessman masuk.
f. Pengusaha- pengusaha lokal tersingkir. g. Kawasan semakin dikenal, dan terjadi pariwisata masal.
h. Daya tarik hilang karena terlalu padat dan monoton. i. Kawasan baru tersebut rusak.
j. Pengunjung mulai berkurang. k. Penurunan arus wisatawan.
l. Destinasi ditinggalkan m. Investor rugi.
Begitulah gambaran pengembangan wisata di Kabupaten Karo selama ini yang kita kenal dan biarkan terus berkembang dengan mengkomersialkan segala
sumber daya tanpa memperhatikan kebutuhan sumber daya tersebut. Dan pengembangan objek wisata saat ini sangat jauh berbeda daripada pengembangan
objek wisata sebelumnya. Dalam konsep pariwisata alternatif minat khusus Wisatawan mencari sesuatu yang lain dan berbeda serta sangat menjunjung
kesadaran lingkungan yang sangat tinggi Hadinoto : 1996 : 49 .
Suatu objek wisata dapat menimbulkan kerusakan apabila keputusan pengembangan pariwisata tidak dengan masyarakat, hati nurani, dan hanya atas dasar
keinginan untuk membesarkan ekonomi daerah. Dan perlu diingat dan diketahui bahwa wisatawan berasal dari penduduk yang padat, sesak akan polusi, dan yang
ingin mereka cari adalah keheningan, udara bersih dan sejuk serta nyaman dan aman untuk di singgahi serta mempunyai edukasi yang tinggi untuk diaplikasikan nanti di
lingkungan sekitarnya. Wisatawan tidak ingin berkunjung ke tempat yang kotor, kumuh, penuh polusi, dan berkawasan padat.
Bila hal diatas dikaitkan dengan potensi wisata minat khusus di gunung Sibayak, maka pemerintah seharusnya sadar akan keberadaan potensi wisata yang di
miliki oleh gunung Sibayak yang sangat berpengaruh terhadap reputasi nama Kabupaten Karo di mata Sumatera Utara khususnya karena nama Sibayak merupakan
jargon utama untuk wilayah Kabupaten Karo. Petensi gunung Sibayak sebagai objek wisata minat khusus sangat besar potensi yang terkandung di dalamnya Misalnya,
rock climbing panjat tebing alam, hot spring pemandian air panas,sunset matahari terbenam campsite kemah dan masih banyak lagi wisata-wisata minat khusus
lainnya. Dari sekian potensi wisata minat khusus yang ada di gunung Sibayak, jika diberdayakan semaksimal mungkin akan lebih terawat juga terjaga keaslian
sumberdayanya. Apabila suatu objek wisata dikelola oleh orang-orang yang hanya mencari keuntungan semata, lambat laun potensi itu akan habis dikomersialkan
dengan begitu saja.
Kebanyakan objek wisata minat khusus digunung Sibayak dikelola oleh masyarakat yang berada di ranah tinggalnya sehingga, pengelolaan objek wisata yang
dimaksudkan tidak tercapai dan bahkan melenceng dari konsep – konsep pariwisata yang ada. Misalnya jalur menuju puncak gunung Sibayak, pemerintah hanya
menyediakan jalan setapak beserta stringline menuju puncak gunung Sibayak. Dengan otomatis pengunjung berduyun- duyun mengunjungi objek tersebut dengan
melalui jalur yang disediakan oleh pemerintah yang tadinya dimaksudkan mempermudah aksesibilitas wisatawan menuju tempat wisata padahal, metode
tersebut sangat-sangat bertolak belakang dengan konsep yang ada bahkan merugikan lingkungan juga masyarakat itu sendiri nantinya. Jika pamecahan masalah tidak dicari
sesegera mungkin, lambat laun hutan tropis Sibayak akan habis akibat banyaknya pengunjung yang berdatangan yang membutuhkan kebutuhan pangan dan papan
wisatawan seperti, kayu sebagai tempat tinggal sementara di alam bivack, kayu untuk memasak dan membuat perapian dimalam hari, kayu sebagi alat bantu
mendaki. Kerusakan tidak sampai disitu saja, akan tetapi banyaknya sampah yang
bertaburan sisa dapur wisatawan akan menambah dan mempercepat kerusakan habitat yang ada didalamnya. Masalah kecil seperti ini apabila tidak ditanggulangi dengan
baik akan menjadi masalah besar untuk pengembangan wisata minat khusus nantinya dan mungkin akan menular dan membudaya bagi masyarakat yang berkunjung
maupun pengelola objek wisata. Ada baiknya pemerintah memberikan solusi yang dapat diterima wisatawan dengan membatasi pengunjung yang tidak bertanggung
jawab atas perilaku merusak lingkungan dan memberikan pelatihan- pelatihan pengembangan objek wisata bagi pengelola serta peninjauan yang rutin terhadap
lingkungan objek wisata, masyarakat dan pengelola. Dengan seperti itu, lingkungan dan objek wisata yang dimaksud dalam Garis Besar Haluan Negara 1993 yang
memeratakan kesempatan kerja dan usaha, serta pembangunan daerah dan pelestarian alam budaya dan menjalin hubungan antar bangsa.
4.3.4 Kendala- kendala