11
2.2.6.3.1 Perangkat Keras Hardware
Sebelum memulai proses automasi, sebuah perangkat keras perlu disiapkan. Yang dimaksud perangkat keras disini adalah sebuah komputer dan alat
bantunya seperti printer, barcode, scanner, dan sebagainya. Sedangkan untuk perpustakaan besar, diperlukan lebih banyak komputer dan pelengkapnya agar
pelayanan kepada pengguna menjadi lancar. Spesifikasi minimal biasanya tergantung dari software yang digunakan. Misalnya, software senayan program
automasi perpustakaan buatan Diknas RI minimal menggunakan pentium III. Sebab semakin banyak tampilan berbasis grafis maka semakin membutuhkan
spesifikasi yang tinggi.
2.2.6.3.2 Perangkat Lunak Automasi Software
Perpustakaan yang hendak menjalankan proses automasi maka harus ada sebuah perangkat lunak sebagai alat bantu. Perangkat lunak ini mutlak diperlukan
keberadaannya karena digunakan sebagai alat bantu mengefisienkan dan mengefektifkan proses automasi.
Ada 3 cara untuk memperoleh perangkat lunak, antara lain : 1
Membangun sendiri dengan bantuan seorang developer perangkat lunak. Jika instansi Anda mempunyai tenaga programer.
2 Menggunakan perangkat lunak gratis, misalnya : CDSISIS, WinISIS,
KOHA, OtomigenX, Senayan Library, dan sebagainya. Perangkat lunak ini bisa didapatkan dari internet.
3 Membeli perangkat lunak komersial beserta training dan supportnya yang
dibangun oleh pihak ketiga. Perangkat lunak komersial, merupakan hasil riset pengembangnya dan mudah untuk diimplementasikan.
2.3 Sistem Informasi
Sistem Informasi didefinisikan Oetomo 2002 sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk
mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi. Definisi ini menggambarkan adanya interaksi membentuk aliran
12
informasi yang mendukung pembuatan keputusan dan diantara Elemen yang
sistematis dan teratur untuk menciptakan dan melakukan kontrol terhadap jalannya perpustakaan p. 55.
Indrajit 2000 menyatakan bahwa sistem informasi sebagai suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam perusahaan atau organisasi yang
berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi p. 29. Dari pernyataan tersebut diatas maka sistem informasi adalah kumpulan
dan komponen beberapa informasi yang membentuk suatu kesatuan yang saling berintegrasi.
13
2.4. Sistem Informasi Perpustakaan
Menurut Lutfian 2009 Sistem Informasi Perpustakaan merupakan perangkat lunak yang didesain khusus untuk mempermudah pendataan koleksi
perpustakaan, katalog, data anggotapeminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan. Keseluruhannya administrasi dan operasional perpustakaan serta
dapat menghasilkan bentuk- bentuk laporan yang efektif dan berguna bagi manajemen perpustakaan.
Selanjutnya Menurut Siregar 2007 sistem informasi perpustakaan adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi pelayanan publik yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi peminjaman, pengembalian dan perpanjangan buku dan pembuatan laporan harian, bulanan ataupun tahunan guna mendukung
operasi. Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa
sistem informasi perpustakaan adalah sistem yang digunakan dalam perpustakaan untuk menjembatani proses-proses yang ada dalam perpustakaan baik itu yang
bersifat manajerial maupun operasional, serta menjembatani antara pustakawan sebagai pengelola perpustakaan dengan pengguna.
2.4.2 Fitur – fitur sistem informasi perpustakaan
Lutfian 2009 menyatakan bahwa fitur-fitur yang biasa digunakan dalam menerapkan sistem informasi pada perpustakaan yaitu:
1. Modul Data Induk Anggota Menyediakan fasilitas untuk menambah, mengedit dan menghapus data
anggota perpustakaan. 2. Modul Data Induk Buku
Fasilitas untuk menambah, mengedit dan menghapus data buku-buku perpustakaan.
3. Modul Data Induk Inventaris Buku
14
Digunakan untuk memasukkan data inventaris buku fisik, seperti Nomor Inventaris, Tanggal Inventaris dan Asal Buku.
4. Modul Transaksi Merupakan fasilitas untuk mencatat peminjaman dan pengembalian buku
maupun perpanjangan peminjaman. 5. Modul Pencatatan Buku HilangRusak
Pendataan buku yang hilang rusak serta biaya penggantiannya. 6. Cetak Laporan
Laporan-laporan yang dapat dihasilkan, antara lain: Laporan Anggota Berdasar Jurusan, Laporan Anggota Berdasar Tanggal Mendaftar, Laporan Buku
Berdasar Jurusan, Laporan Inventaris Buku, Laporan Peminjaman Per Periode, Laporan Peminjaman Berdasar No.Mahasiswa, Laporan Pengembalian Per
Periode, Laporan Buku Yang Belum Dikembalikan, Laporan Denda Per Periode, Laporan Buku HilangRusak, dan lain-lain.
7. Setup User Setting administrator dan user beserta hak akses terhadap sistem.
2.5 Sistem Informasi INLIS
Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu Integrated LIbrary System INLIS yaitu sebuah sistem berbasis teknologi informasi yang didesain dan
dikembangkan untuk mendukung pelaksanaan tugas subtantif dan administratif perpustakaan, khususnya di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. PNRI
sebelum mengembangkan INLIS telah menerapkan otomasi perpustakaan dengan menggunakan Virtua yaitu aplikasi sistem informasi perpustakaan versi web dari
The Virginia Tech Library System VTLS, sebuah perangkat lunak perpustakaan produk Amerika Serikat untuk mendukung pekerjaan pengkatalogan dan
penelusuran informasi. Fasilitas Virtua yang dioperasikan di Perpustakaan Nasional RI saat itu terbatas pada modul pengkatalogan cataloging dan OPAC
Online Public Access Catalog. Virtua merupakan sistem perpustakaan dengan
15
basisdata Oracle 8i, yang sudah memenuhi standar INDOMARC INDOnesian format for MAchine Readable Catalog dan MARC Machine Readable Catalog
pada umumnya. Dinamika perkembangan bisnis proses perpustakaan berubah sedemikian
rupa sehingga Perpustakaan Nasional RI merasa Virtua tidak dapat lagi mengakomodir seluruh proses bisnis yang terjadi. Perpustakaan Nasional RI juga
merasa perlu adanya suatu sistem informasi terpadu sebagai pendukung seluruh proses manajerial dilingkungan perpustakaan.
INLIS pada awalnya dirancang dan dikembangkan khusus untuk kepentingan pembangunan pangkalan data Katalog Induk Nasional
UnionCatalog yang lengkap yang dapat diakses melalui internet secara cepat dan mudah oleh pengguna perpustakaan di manapun. Penerapan teknologi informasi
perpustakaan di Indonesia yang masih sangat heterogen dan melihat bahwa INLIS sendiri dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan berbagai tugas
diperpustakaan, maka INLIS dikembangkan menjadi sebuah sistem perpustakaan yang lebih komprehensif dan terpadu.
INLIS sebagai sebuah sistem yang digunakan untuk mengelola berbagai basisdata bibliografis dan mengorganisasikan jaringan kerja sama antar
perpustakaan, maka penerapan format standar dalam struktur data bibliografisnya merupakan syarat mutlak. Fasilitas pengembangan basis data bibliografis yang
disediakan dalam INLIS dikembangkan dengan mengacu kepada INDOMARC. INDOMARC sendiri diadopsi dari USMARC United State Machine Readable
Catalog dan MARC21, standar pengkatalogan terbacakan mesin yang digunakan dalam lingkup internasional. Penerapan MARC akan sangat mendukung upaya
PNRI dalam membangun berbagai basis data nasional national databases untuk kepentingan seluruh perpustakaan yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.
Untuk itu kajian yang berkesinambungan terhadap sistem informasi berbasis MARC, yang perkembangannya sangat dinamis, akan sangat membantu
PNRI dalam pengembangan pangkalan data berstandar dan dapat dimanfaatkan dalam lingkup internasional.
16
2.6 Evaluasi Sistem .