integrasi tanaman ternak telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani, serta mengurangi biaya produksi. Disisi lain, produksi
pertanian organik mempunyai prospek pasar yang lebih cerah dibanding dengan produk pertanian yang tidak menggunakan bahan organik.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Basuni, dkk. 2010 menyimpulkan bahwa usaha tani pola integrasi ternak sapi dengan tanaman padi,
dimana gulma yang dihasilkan dari sawah digunakan untuk pakan ternak sapi, menunjukkan usaha tani yang efisien dan sangat relevan untuk kondisi usaha tani
rakyat dengan pemilikan lahan terbatas di pedesaan. Usaha tani integrasi tersebut meningkatkan pendapatan petani sebesar 69,45 dengan skala luas tanam padi 5
ha dan sapi 20 ekor.
2.7. Kerangka Penelitian
Dalam rangka meningkatkan pendapatan petani jeruk dan peternak sapi, maka diperlukan suatu sistem pertanian yang mengkolaborasikan usaha tani
terpadu antara tanaman jeruk dan ternak sapi, prinsip dari teknologi integrasi tanaman dan ternak ini adalah pengelolaan usaha tani yang dilaksanakan secara
sinergis, dimana masing-masing usaha yang diintegrasikan satu sama lain saling mendukung, saling memperkuat dan saling ketergantungan.
Saling keterkaitan komponen sistem integrasi merupakan faktor pemicu dalam mendorong pertumbuhan pendapatan petani pengelola, dimana perbedaan
RC ratio pengelola sistem integrasi akan berbeda dengan RC ratio tanpa sistem integrasi.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan ini diperlihatkan dalam skema Gambar 2.7. sebagai berikut :
Ket : Alur Penelitian Hubungan Timbal Balik
Gambar 2.7. Kerangka Konsep Penelitian
Analisis Finansial Aspek sosial dan
Lingkungan Aspek Teknis
-
Usaha Tanaman Jeruk - Usaha Ternak Sapi
Tidak Menerapkan Sistem Integrasi
Limbah Usaha Tanaman Jeruk
Limbah Usaha Ternak Sapi
Integrasi Usaha tanaman Jeruk dan
Usaha Ternak Sapi
Universitas Sumatera Utara
2.8. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah sebegai berikut : 1.
Ada perbedaan yang signifikan RC, antara usaha tani integrasi dan non integrasi.
2. Ada perbedaan yang signifikan antara besarnya keuntungan pada usaha tani
integrasi dan non integrasi 3.
Ada perbedaan yang signifikan antara besarnya penerimaan dan biaya usaha tani integrasi dan non integrasi
Universitas Sumatera Utara
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode penentuan daerah penelitian
Daerah penelitian yang dipilih adalah Kabupaten Karo. Daerah penelitian dipilih secara purposive sengaja berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
bahwa Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah penghasil jeruk terbesar di Sumatera Utara.
Tabel 3.1. Produksi jeruk menurut kabupatenkota tahun 2010 dalam satuan ton
KabupatenKota RegencyCity
2006 2007
2008 2009
2010 KabupatenRegency
1. Nias 110
794 579
1.048 180
2. Mandailing Natal 2.046
2.497 2.579
7.572 2.395
3. Tapanuli Selatan 9.972
10.227 11.088
7.930 8.910
4. Tapanuli Tengah 4.239
5.585 7.379
7.704 9.126
5. Tapanuli Utara 14.725
12.435 16.119
20.971 31.069
6. Toba Samosir 8.858
12.424 27.914
30.646 33.444
7. Labuhan Batu 3.415
4.988 5.352
8.641 2.090
8. Asahan 21.350
22.597 28.971
32.292 36.122
9. Simalungun 204.196
250.694 298.861
311.724 322.271
10. Dairi 87.204
89.734 139.236
130.001 160.803
11. Karo 171.016
215.026 300.291
305.136 456.649
12. Deli Serdang 65.015
73.498 96.914
115.190 101.937
13. Langkat 58.680
66.221 93.964
105.734 114.798
14. Nias Selatan 250
471 430
744 1.787
15. H. Hasundutan 870
1.485 3.161
2.705 2.705
16. Pakpak Bharat 7.145
6.652 6.625
5.327 14.977
17. Samosir 798
1.131 3.587
5.701 4.647
18. Serdang Bedagai 17.046
21.033 39.134
32.508 47.502
19. Batu Bara -
- 8.571
12.153 2.946
20. P. Lawas Utara -
- -
4.765 2.502
21. P. Lawas -
- -
5 634 6.475
22. L. Batu Selatan -
- -
- 586
23. L. Batu Utara -
- -
- 3.545
24. Nias Utara -
- -
- 182
25. Nias Barat -
- -
- 60
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.1
KabupatenKota RegencyCity
2006 2007
2008 2009
2010 KotaCity
26. Sibolga -
- 27. Tanjungbalai
81 125
203 51
117 28. Pematangsiantar
1.176 2.386
2.192 4.321
3.839 29. Tebingtinggi
214 80
114 164
234 30. Medan
1.160 1.413
1.484 1.873
1.316 31. Binjai
1.991 2.818
3.744 5.189
3.409 32. Padangsidimpuan
487 538
477 826
939 33. Gunung Sitoli
- -
- -
154
Jumlah 682.042
804.850 1.098.969
1.166.548
1.377.718
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010 3.2. Metode penentuan sampel
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah secara cluster accidental sampling,yang dilakukan dua tahap yaitu:
1. Tahap pertama yaitu cluster berdasarkan integrasi dan non integrasi dengan
masing-masing sampel sebesar 40 sampel. 2.
Tahap kedua yaitu cluster usaha integrasi dikelompokkan lagi berdasarkan luas lahan dan jumlah ternak.
Sampel yang dipilih adalah petani jeruk yang memiliki usaha tani jeruk serta ternak sapi. Ada dua kelompok dari sampel tersebut yang akan diteliti. Kelompok
pertama adalah petani yang memiliki usaha tani jeruk serta ternak sapi dan melakukan kegiatan integrasi antara usaha tani jeruk dan ternak sapi. Kelompok
kedua adalah petani yang memiliki usaha tani jeruk tidak melakukan kegiatan integrasi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Jumlah luas lahan tanaman jeruk, ternak sapi dan petani pengelola integrasi Jeruk-Sapi tahun 2012
No Kecamatan
Luas Lahan Jeruk ha
Jumlah sapi ekor
1. Kabanjahe
1599, 50 819
2. Barusjahe
2298, 00 584
3. Simpang Empat
2066, 33 1304
4. Tigapanah
1186, 60 1448
Jumlah 7150,43
4155 Sumber:
- Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo 2010
-
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Karo 2011
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah petani yang melakukan kegiatan integrasi dan yang tidak. Besar sampel petani jeruk yang melakukan
usaha integrasi dengan ternak sapi maupun yang tidak melakukan integrasi masing-masing sebesar 40 sampel sehingga besar seluruh sampel adalah 80
sampel dengan umur tanaman antara 12 – 15 tahun. Penentuan besarnya sampel dikategorikan berdasarkan luasan kepemilikan lahan dan jumlah kepemilikan
ternak sapi. Penentuan besar sampel dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 3.3. Jumlah ternak sapi dan luas lahan jeruk pada integrasi antara
tanaman jeruk dan ternak sapi. Luas Lahan Jeruk
Jumlah Sapi Besar Sampel Pada
Lahan Sempit ≤0,75 ha
Besar Sampel Pada Lahan Luas 0,75
ha
Sedikit 3 ekor 20 sampel
Menengah ≥3 ekor
20 sampel Sumber: Penulis
Sedangkan besar sampel untuk petani yang tidak melakukan kegiatan integrasi juga sebesar 40 orang petani sampel, yang terbagi dalam petani yang
Universitas Sumatera Utara
memiliki luas tanaman jeruk ≤ 0,5 ha sebesar 20 sampel dan petani yang memiliki
luas tanaman jeruk 0,5 ha sebesar 20 sampel.
3.3 Jenis dan sumber data