Penelitian Sebelumnya Tipe Kandang

industri pengusahaan hasil turunan sapi misalnya pengolahan limbah,pembuatan pupuk organik, dan pengolahan kulit,serta usaha lainnya.

2.6. Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syamsidar 2012 menyatakan bahwa usaha pada sistem integrasi tanaman semusim-sapi potong memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan usaha tani-ternak yaitu kontribusi usaha ternak sapi potong pada skala luas lahan 0,5 Ha 58 , skala luas lahan 0,5- 1 Ha 51, dan skala luas lahan 1 Ha 32 dan untuk usaha tanaman semusim kontribusi pada skala luas lahan 0,5 Ha 42 , skala luas lahan 0,5- 1 Ha 49, dan skala luas lahan 1 Ha 68 dan ini masih di kategorikan sebagai cabang usaha baik usaha sapi potong maupun tanaman semusim karena usaha peternakan maupun pertanian di anggap pokok apabila kontribusinya lebih dari 70. Menurut Kariayasa 2005 melakukan penelitian sistem integrasi tanaman dan ternak dalam perspektif reorientasi kebijakan subsidi pupuk dan peningkatan pendapatan petani, di tiga provinsi Jawa Tengah, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha tani padi yang dikelola tanpa dipadukan dengan ternak sapi mampu berproduksi sekitar 4,4-5,7 tonha, sedangkan usaha tani padi yang pengelolaannya dipadukan dengan ternak sapi potong mampu berproduksi antara 4,7-6,2 tonha. Artinya usaha tani padi yang pengelolaannya dipadukan dengan ternak atau menggunakan pupuk kandang mampu berproduksi sekitar 6,9-8,8 lebih tinggi dibandingkan usaha tani padi yang dikelola secara parsial tanpa menggunakan pupuk kandang. Dari segi biaya, Universitas Sumatera Utara usaha tani yang dikelola secara terpadu dengan ternak sapi hanya membutuhkan biaya pupuk sekitar Rp. 500 ribu – Rp. 600 ribuha, sedangkan yang dikelola secara parsial membutuhkan biaya pupuk berkisar Rp. 621 ribu – Rp. 733 ribuha. Dengan kata lain penggunaan pupuk kandang pada usaha tani yang dikelola secara terpadu mampu menghemat pengeluaran biaya pupuk sekitar 18,14 – 19,48 atau sekitar 8,8 terhadap total biaya. Usaha ternak yang dikelola secara terpadu dengan usaha tani padi yaitu dengan memanfaatkan jeraminya sebagai pakan hanya membutuhkan biaya tenaga kerja berkisar Rp. 410 ribu – Rp. 889 ribu per ekor, sedangkan usaha ternak sapi yang dikelola secara parsial tidak menggunakan jerami membutuhkan biaya tenaga kerja berkisar Rp. 735 ribu – Rp. 1.377 ribu per ekor. Dengan kata lain usaha ternak yang memanfaatkan limbah pertanian mampu menghemat biaya tenaga kerja berkisar 35,44 – 44,22, atau berkisar 5,26 – 6,38 terhadap total biaya usaha ternak. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Bangun 2005 tentang analisis sistem pertanian terpadu tanaman jeruk, jagung, kentang dan ternak sapi potong berkelanjutan di Kabupaten Karo menyimpulkan bahwa faktor produksi berpengaruh negatif terhadap pendapatan, faktor pendorong dalam sistem pertanian terpadu meningkatkan pendapatan, efisiensi usaha tani, memperbaiki kesuburan tanah, pemanfaatan waktu luang dan ternak kerja, hambatan pada sistem pertanian terpadu terletak pada faktor keamanan, kurangnya pengetahuan dan pengalaman, kurangnya modal serta kendala sumber daya. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Kariyasa 2005 pada sistem integrasi tanaman-ternak dalam prepektif reorientasi kebijakan subsidi pupuk menyimpulkan bahwa penggunaan pupuk kandang organik pada sistem Universitas Sumatera Utara integrasi tanaman ternak telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani, serta mengurangi biaya produksi. Disisi lain, produksi pertanian organik mempunyai prospek pasar yang lebih cerah dibanding dengan produk pertanian yang tidak menggunakan bahan organik. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Basuni, dkk. 2010 menyimpulkan bahwa usaha tani pola integrasi ternak sapi dengan tanaman padi, dimana gulma yang dihasilkan dari sawah digunakan untuk pakan ternak sapi, menunjukkan usaha tani yang efisien dan sangat relevan untuk kondisi usaha tani rakyat dengan pemilikan lahan terbatas di pedesaan. Usaha tani integrasi tersebut meningkatkan pendapatan petani sebesar 69,45 dengan skala luas tanam padi 5 ha dan sapi 20 ekor.

2.7. Kerangka Penelitian