dari budaya yang relatif sama, interaksi keduanya lebih mudah terjadi, konotasi dan mitos dalam teks telah menjadi referensi pengguna yang bersangkutan.
2.6 Konsep Makna
Makna sebagaimana dikemukakan oleh Fisher 1986 : 343 merupakan konsep yang abstrak yang telah menarik perhatian para ahli filsafat dan para
teorisi ilmu sosial selama 2000 tahun silam adalah makna dari sebuah wahana tanda yang merupakan satuan kultural dan diperagakan oleh wahana-wahana
tanda lainnya serta dengan begitu secara sematik menunjukkan pula ketidaktergantungan pada wahana tanda sebelumnya Pateda, 2001:7
Ada tiga hal yang dijelaskan para filsuf dan linguistic sehubungan dengan usaha menjelaskan istilah makna. Tiga hal tersebut yaitu 1 Menjelaskan makna
secara ilmiah, 2 Mendeskripsikan kalimat secara ilmiah dan 3 Menjelaskan makna dalam proses komunikasi Kempson, dalam Pateda, 2001:79
Agar dapat mengungkapkan makna, perlu dibedakan beberapa pengertian antara lain 1 Terjemah atau translation, 2 Tafsir atau interpretasi, 3
Eksplantasi, dan 4 Pemaknaan atau meaning Muhadjir, 1998:138. Menurut Devito makna tidak terletak pada kata-kata melainkan pada manusia. Manusia
menggunakan makna yang ingin dikomunikasikan lewat kata-kata tetapi kata-kata ini tidak secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang dilakukan.
Makna yang didapat dari pesan-pesan kita akan sangat berbeda dengan makna yang ingin dikomunikasikan. Komunikasi adalah proses yang kita gunakan untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mereproduksi dibenak pendengar apa yang ada di benak kita dan proses ini adalah proses parsial yang bisa saja salah Devito dalam Sobur, 2001:20.
2.7 Kerangka Berpikir
Setiap individu mempunyai latar belakang yang berbeda-beda dalam memahami suatu peristiwa atau obyek. Hal ini dikarenakan latar belakang
pengalaman field of experience dan pengetahuan frame of reference yang berbeda-beda pada setiap individu. Begitu juga penelitian dalam memahami tanda
dan lambang yang ada dalam obyek, yang berdasarkan pengalaman dan pengetahuan peneliti.
Pada penelitian ini peneliti akan menganalisa makna iklan LA Lights versi Lulus SNMPTN tanpa nge-joki yang termuat di surat kabar jawa pos. Surat kabar
harian jawa pos merupakan surat kabar yang mempunyai oplah yang sangat besar. Pembaca surat kabar jawa pos mencakup semua umur, mulai dari remaja sampai
orang tua. Melalui surat kabar tersebut, peneliti mendapatkan iklan rokok LA Lights versi Lulus SNMPTN tanpa nge-joki yang iklannya ditampilkan dengan
konsep iklan yang sangat berbeda, unik dan menyimpang dengan iklan rokok yang lain.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemahaman terhadap tanda dan lambang yang dalam hal ini adalah iklan rokok LA Lights versi Lulus SNMPTN
tanpa nge-joki. Tanda-tanda yang terdapat dalam setiap bentuk penggambaran iklan secara keseluruhan tersebut dikaji berdasarkan teori yang sesuai dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
peristiwa yang melatarbelakangi pembuatan iklan LA Lights versi Lulus SNMPTN tanpa nge-joki, yang dijabarkan secara terperinci dalam pemilihan
gambar, warna, dan kata-kata. Teori-teori yang dimaksud diantaranya adalah komunikasi sebagai proses simbolik, teori semiotik Charles S. Pierce, konsep
makna representasi. Berdasarkan landasan teori tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa
untuk mengerti dan memahami makna dari iklan rokok LA Lights di surat kabar, maka peneliti menggunakan metode semiotik dari Charles S. Pierce, yaitu teori
segitiga makna triangle meaning, yang terdiri dari sign tanda, objek dan interpretan. Tanda merujuk pada sesuatu di luar tanda itu sendiri. Sedangkan
objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang sirujuk oleh sebuah tanda. Pierce
membagi tanda dalam tiga kategori, yaitu ikon, indeks dan simbol. Sehingga dalam penelitian ini diperoleh tiga kategori tanda yang akan
diinterpretasikan atau dimaknai oleh peneliti yaitu : 1
Ikon Ikon adalah suatu tanda dimana hubungan antara tanda dan acuannya
berupa hubungan kemiripan. Dalam iklan rokok L.A Lights versi Lulus SNMPTN tanpa nge-joki adalah gambar turntable yang pada stylus
terdapat gambar pensil HB, terdapat pula gambar piringan hitam dan Tonearm.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2 Indeks
Indeks merupakan suatu tanda dimana hubungan antara tanda dan acuannya ada karena kedekatan eksestensinya atau karena adanya
hubungan sebab akibat. Indeks dari iklan rokok L.A Lights versi Lulus SNMPTN tanpa nge-joki adalah terdapat tulisan “Lulus SNMPTN tanpa
nge-joki dan pada pensil tulisan “HB”. 3
Simbol Simbol digunakan oleh pengguna tanda yang diketahui secara kultural oleh
penggunanya. Simbol adalah sesuatu yang berlaku umum di masyarakat semata-mata karena kesepakatan bersama. Sedangkan simbol dalam iklan
rokok L.A Lights versi Lulus SNMPTN tanpa nge-joki adalah labellogo L.A Lights, pensil dan unsur warna-warna yang terdapat pada iklan.
Dengan menggunakan pendekatan semiotik Charles S. Pierce dan teori-teori yang dipakai oleh peneliti guna mendukung penelitian ini, maka dapat diperoleh
suatu hasil interpretasi mengenai pemaknaan iklan rokok LA. Lights versi Lulus SNMPTN di surat kabar Jawa Pos.
Adapun kerangka berfikir digambarkan dalam bentuk bagan :
Iklan rokok L.A Lights
versi Lulus SNMPTN
tanpa nge-joki di media cetak
Jawa Pos Analisis Semioti Pierce
melalui : Ikon: turntable, pensil HB,
piringan hitam, tone arm, stylus .
Indeks: “Lulus SNMPTN tanpa nge-joki, tulisan
“HB”. Simbol: Labellogo L.A
Lights, unsur-unsur warna, Pensil.
Hasil Analisis
berupa interpretasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam metode deskriptif kualitatif akan dapat diperoleh pengungkapan
secara rinci penggambaran perempuan dalam iklan di media cetak, yaitu surat kabar. Adapun digunakan metode deskriptif kualitatif karena metode deskriptif
kualitatif akan lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ditemukan kenyataan ganda, kemudian metode deskriptif kualitatif menyajikan secara
langsung hubungan antara peneliti dengan obyek peneliti, serta kualitatif lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola
nilai yang dihadapi Moleong, 2005 : 5. Untuk menginterpretasikan obyek penelitian dari iklan L.A Lights versi
Lulus SNMPTN tanpa nge-joki ini, maka perlu diketahui terlebih dahulu sistem tanda pada gambar iklan yang menjadi korpus sampel dalam penelitian ini.
Kemudian peneliti menggunakan pendekatan semiotik untuk menganalisis dan menginterpretasikan makna yang terdapat dalam iklan tersebut.
3.2 Kerangka Konseptual
Representasi Representasi berasal dari kata ”representasi” yang bermakna stand for
artinya berarti atau juga ”act as delegate for” yang bertindak sebagai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.