3. Hitam : warna hitam melambangkan kegelapan dan ketidak hadiran
cahaya. Hitam menandakan kekuatan yang gelap, lambing misteri, warna malam. Umumnya warna hitam diasosiasikan dengan sifat negative.
Warna hitam juga dapat menunjukan sifat-sifat positif, yaitu menandakan sifat tegas, kukuh, formal, struktur yang kuat, namun terkadang juga
diartikan kesedihan. 4.
Biru : Warna ini mempunyai karakteristik sejuk, pasif, tenang, dan damai. Biru merupakan warna perspektif, menarik kita pada kesendirian, dingin,
membuat jarak, dan berpisah. Warna biru melambangkan harapan, kesucian, dan kedamaian.
5. Merah : warna ini terkuat dan paling menarik perhatian, bersifat agresif
lambing primitive. Warna ini diasosiasikan sebagai darah, berani, seks, bahaya, kekuatan, kejantanan, cinta, kebahagiaan.
6. Abu-abu : samar-samar karakternya, kecenderungan lebih netral.
7. Coklat : warna yang diartikan sangat sedih, patah hati, tidak bahagia,
murung.
2.2 Komunikasi Sebagai Suatu Proses Simbolik
Salah satu kebutuhan manusia, seperti yang dikatakan Susane K. Langer, adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Manusia memang satu-
satunya hewan yang menggunakan lambang animal symbolium. Dalam bahasa “komunikasi” simbol seringkali diistilahkan sebagai
lambang. Lambang atau symbol adalah sesuatu yang digunakan untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menunjukkan sesuatu yang lainnya, berdasarkan kesepakatan kelompok orang. Lambang meliputi kata-kata pesan verbal, perilaku non verbal dan obyek yang
maknanya disepakati bersama Sobur, 2003:157. Sedangkan Pierce dalam Perrida, 1992 dalam Sobur, 2003:156
mengemukakan bahwa: “A Symbol is a sign which refers to the object that is denotes by vitue
of a law, usually is association of general ideas, which operates to cause the symbol to be interpreted to that object.”
Simbol diartikan sebagai tanda yang mengacu pada obyek tertentu diluar tanda itu sendiri. Hubungan antara simbol dengan obyek yang diacu dan mencari
hubungan antara simbol dengan obyek yang diacu dan menafsirkan maknanya. Dalam hal ini, membagi tanda sign atas ikon icon, indeks index dan simbol
symbol. Ikon adalah suatu benda fisik dua atau tiga dimensi yang menyerupai apa yang dipresentasikan obyek lainnya. Indeks muncul berdasarkan hubungan
antara sebab dan akibat yang mempunyai kedekatan ekstensi Mulyana, 2001:84. Menurut Mulyana 2004 : 85, lambang mempunyai beberapa sifat seperti :
1. Lambang bersifat sembarang
Apa saja bisa dijadikan lambang, tergantung kesepakatan bersama. Kata- kata lisan maupun tulisan, isyarat anggota tubuh, bunyi, hewan, dan
sebagainya. 2.
Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna Makna sebenarnya sudah ada dalam dikepala kita, bukan terletak pada
lambang itu sendiri. Bila ada anggapan bahwa kata-kata mempunyai makna yangdimaksud sebenarnya bahwa kata-kata itu mendorong orang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
untuk memberikan makna yang telah disetujui bersama terhadap kata- kata itu. Jadi sebenarnya, lambang tidak mempunyai makna, tetapi kita
yang memberikan makna pada lambang itu. 3.
Lambang itu bervariasi Lambang itu bervariasi dari budaya yang satu dengan budaya yang lain,
dan juga berubah dari suatu konteks waktu ke konteks waktu yang lainnya. Begitu pula makna yang diberikan kepada lambang tersebut.
Penggunaan lambangsimbol dalam kehidupan manusia merupakan suatu kelaziman yang tidak dapat dipisahkan, apa saja bisa dijadikan lambang,
bergantung pada kesepakatan bersama. Kata-kata lisan dan tulisan, isyarat anggota tubuh, makanan dan cara makan. Bahkan dandanan dan penampilan fisik
seseorang, seperti cara berpakaian, alas kaki yang digunakan, sampai warna kulit pun juga dapat menjadi simbol kepribadian seseorang.
Pada dasarnya, simbol adalah sesuatu yang berdiri atau ada untuk sesuatu yang lain, kebanyakan diantaranya tersembunyi atau tidak jelas. Sebuah simbol
dapat berdiri untuk suatu institusi, cara berpikir, ide, harapan dan banyak hal lain. Kebanyakan dari apa yang paling menarik tentang simbol-simbol adalah
hubungannya dengan ketidaksadaran. Simbol-simbol seperti kata Asa Berger, 2002:84 dalam Sobur, 2003:163 adalah kata kunci yang memungkinkan kita
untuk membuka pintu yang menutupi perasaan-perasaan ketidaksadaran dan kepercayaan kita melalui penelitian yang mendalam. Simbol-simbol merupakan
pesan dari ketidaksadaran kita.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3 Semiotika