Berita bersifat subyektifkonstruksi atas realitas Wartawan bukan pelapor, Ia adalah agen konstruksi realitas

3. Berita bukan refleksi dari realitas, tetapi berita hanyalah konstruksi

dari realitas Dalam pandangan positivis, berita adalah informasi. Berita dihadirkan kepada khalayak sebagai representasi dari kenyataan. Dalam pandangan kaum positivis, berita adalah refleksi dan pencerminan dari realitas. Berita adalah mirror of reality, karenanya sebuah berita harus mencerminkan realitas yang hendak diberitakan. Pandangan ini ditolak oleh kaum konstruksionis, berita adalah hasil dari konstruksi social dimana selalu melibatkan pandangan, ideology, dan nilai – nilai dari wartawan atau media. Bagaimana realitas itu dijadikan berita sangat tergantung pada bagaimana fakta itu dipahami dan dimaknai. Jadi menurut pandangan kaum konstruksionis berita itu dikonstruksi sesuai kenyataan yang ada dan dilihat dilapangan dan itupun juga banyak dipengaruhi oleh media dan wartawan itu sendiri dalam meliput sebuah kejadian.

4. Berita bersifat subyektifkonstruksi atas realitas

Pandangan konstruksionis mempunyai penilaian yang berbeda dalam menilai objektifitas jurnalistik. Hasil kerja jurnalistik tidak bisa dinilai dengan menggunakan sebuah standar yang rigid, seperti halnya positivis, hal ini karena berita adalah produk dari konstruksi dan pemaknaan atas realitas. Pemaknaan seseorang atas suatu realitas bisa jadi berbeda dengan orang lain, yang tentunya menghasilkan “realitas” yang berbeda pula. Dalam pandangan pendekatan positivis, tidak perhatiannya adalah pada bias. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Artinya, dianggap salah, dan wartawan harus menghindari bias. Dalam tradisi penelitian positivis, analisis diarahakan untuk menemukan ada tidaknya bias dengan meneliti sumber berita, pihak-pihak yang diwawancarai, bobot dari penulisan, dan sebagainya.

5. Wartawan bukan pelapor, Ia adalah agen konstruksi realitas

Dalam pandangan positivis, berita dilihat sebagai pencerminan dari realitas. Seorang jurnalis yang baik adalah jurnalis yang mampu memindahkan ralitas itu ke dalam berita. Wartawan bisa menyajikan pilihan realitas secara benar, kalau dia bertindak secara professional, dia bisa menyingkirkan keberpihakan dan pilihan moral sehingga apa yang diungkapkan murni fakta, bukan penilaian individu wartawan. Tetapi pandangan konstruksionis terdapat penilaian yang sebaiknya Wartawan tidak bisa menyembunyikan pilihan moral dan keberpihakannya, karena dia merupakan bagian yang intrinsik dalam pembentukan berita. Dalam pandangan konstruksionis, wartawan juga dipandang sebagai actor atau agen konstruksi, wartawan tidak hanya melaporkan fakta tetapi wartawan juga mendefinisikan sebuah peristiwa. Pandangan positivis melihat wartawan seperti layaknya seorang lapor observer. Sebagai seorang pelapor, wartawan hanya bertugas memberitakan atau mentransfer apa yang dia lihat adan apa yang dia rasakan di lapangan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3 Sejarah Ahmadiyah

Dokumen yang terkait

Berita Penyerangan Jamaah Ahmadiyah (Analisis Framing Tentang Pemberitaan Penyerangan Jamaah Ahmadiyah Pada Majalah Tempo dan Sabili)

3 52 102

PENDAHULUAN JURNALISME DAMAI DALAM PEMBERITAAN SKH KEDAULATAN RAKYAT MENGENAI KASUS AHMADIYAH PERIODE FEBRUARI-MARET 2011 (Analisis Isi Berita Mengenai Jamaah Ahmadiyah Setelah Penyerangan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik).

0 5 30

KESIMPULAN DAN SARAN JURNALISME DAMAI DALAM PEMBERITAAN SKH KEDAULATAN RAKYAT MENGENAI KASUS AHMADIYAH PERIODE FEBRUARI-MARET 2011 (Analisis Isi Berita Mengenai Jamaah Ahmadiyah Setelah Penyerangan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik).

0 4 49

SUARA MERDEKA DALAM PEMBERITAAN KERUSUHAN TEMANGGUNG FEBRUARI 2011 SUARA MERDEKA DALAM PEMBERITAAN KERUSUHAN TEMANGGUNG FEBRUARI 2011 (Analisis Framing Pemberitaan Kerusuhan Temanggung dalam Surat Kabar Ha.

0 2 14

PENDAHULUAN KONSTRUKSI PEMBERITAAN GERAKAN AHMADIYAH DI MEDIA INTERNET (Studi Analisis Framing tentang Pemberitaan Gerakan Ahmadiyah di Republika Online dan Tempointeraktif.com Periode Februari-Maret 2011).

0 0 6

PEMBINGKAIAN MEDIA ATAS PEMBERITAAN PERISTIWA BENTROKAN ANTARA WARGA DENGAN JEMAAH AHMADIYAH DI CIKEUSIK (Studi Analisis Framing Pemberitaan Peristiwa Bentrokan antara Warga dengan Jemaah Ahmadiyah di Cikeusik pada Media Televisi TV One dan Metro TV).

0 0 205

OBYEKTIVITAS BERITA TENTANG AHMADIYAH (Analisis Isi Tentang Obyektivitas Berita Ahmadiyah di halaman Depan, Jawa Pos dan Kompas, Periode 7 Februari - 28 Februari 2011).

0 0 84

OBYEKTIVITAS BERITA TENTANG AHMADIYAH (Analisis Isi Tentang Obyektivitas Berita Ahmadiyah di halaman Depan, Jawa Pos dan Kompas, Periode 7 Februari - 28 Februari 2011)

0 0 10

PEMBINGKAIAN MEDIA ATAS PEMBERITAAN PERISTIWA BENTROKAN ANTARA WARGA DENGAN JEMAAH AHMADIYAH DI CIKEUSIK (Studi Analisis Framing Pemberitaan Peristiwa Bentrokan antara Warga dengan Jemaah Ahmadiyah di Cikeusik pada Media Televisi TV One dan Metro TV)

0 0 26

PEMBINGKAIAN BERITA KERUSUHAN WARGA DENGAN JAMAAH AHMADIYAH DI PANDEGLANG, BANTEN (Studi Analisis Framing Kerusuhan Warga Dengan Jamaah Ahmadiyah Pada Situs Berita Vivanews.com dan Okezone.com Periode 06 Februari s.d 09 Februari 2011)

0 0 20