Jurnalisme online berkembang pesat sejak adanya penemuan World Web Wide WWW membuat revolusi besar – besaran di bidang jurnalisme dengan
munculnya online cyber journalism. Revolusi ini berkaitan dengan kecepatan penyebaran pesannya. Sebuah kejadian yang ditulis di Internet beberapa detik
kemudian sudah tersebar ke seluruh dunia. Dengan internet kita bisa mencari berita untuk data – data yang disimpan terdahulu dengan menggunakan kata
kunci kita bisa mencari data tersebut di mesin pencari. Nurudin, 2009 : 17.
2.1.2 Definisi Berita
Sama seperti media berita yang lainnya baik itu majalah atau surat kabar, media berita online juga mendefinisikan berita menjadi dua perbedaan
kategori berita yaitu
1. Hard News berita hangat punya arti penting bagi banyak pembaca,
pendengar, dan pemirsa karena biasanya berisi kejadian yang ”terkini” yang baru saja terjadi atau akan terjadi di pemerintahan, politik,
hubungan luar negeri, pendidikan, ketenagakerjaan, agama, pengadilan, pasar finansial dan sebagainya.
2. Soft news berita ringan biasanya kurang penting karena isinya
menghibur, walau kadang juga memberi informasi penting. Berita jenis ini seringkali bukan berita terbaru. Di dalamnya memuat berita human
interest atau jenis berita rubrik feature. Berita jenis ini lebih menarik bagi emosi ketimbang akal pikiran. Contohnya pengumuman oleh
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perusahaan software tentang rencana untuk mengeluarkan saham publik dapat disebut berita hangat. Berita lain tentang orang yang mendirikan
perusahaan software tersebut serta tentang koleksi motor yang dimilikinya bisa dikategorikan berita ringan.
Hard news, meski punya peran penting, biasanya tidak menarik banyak pembaca, karena isinya sering sulit dipahami bagi banyak orang berbeda
ketimbang soft news, terutama jika tidak mengikuti perkembangan beritanya setiap hari. Akibatnya berita tentang fakta untuk berita hangat biasanya diiringi
oleh liputan interpretatif dimana seorang reporter menjelaskan signifikansi fakta tersebut dan memberi liputan latar belakang yang dibutuhkan para pembaca
untuk memahami tentang apa yang mereka baca, dengar dan dilihat. Rolnicki Tom E., Dow Tate C., Taylor Sherri A. 2008 : 3
Dari penjelasan kategori diatas, kategori berita hard news dibagi menjadi tiga klasifikasi dari berita hard news yaitu terdiri dari :
1. Spot news adalah peristiwa yang akan diliput tidak bisa direncanakan
contohnya peristiwa kebakaran, gempa bumi, pembunuhan, gempa bumi adalah sebuah peristiwa yang tidak dapat diprediksikan
2. Developing news adalah termasuk dalam berita kategori hard news.
Kategori spot news sama seperti kategori berita developing news yaitu sebuah peliputan berita yang tidak terduga. Tetapi dalam developing
news dimasukkan elemen lain, peristiwa yang diberitakan adalah bagian
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dari berita yang akan diteruskan keesokan harinya atau berita selanjutnya. Contoh peristiwa jatuhnya pesawat terbang, kemudian
keesokan harinya dilanjutkan dengan pencarian korban, lalu dicari penyebabnya sampai permasalahan selesai.
3. Contuining news adalah termasuk peristiwa yang bisa diduga dan
direncanakan. Proses dan peristiwa yang sama tiap hari berlangsung secara kompleks, tetapi tetap berada dalam wilayah pembahasan yang
sama pula. Contoh kasus Gayus Tambunan, kasus bank Century dan lain-lain. Eriyanto, 2002 : 110
Menurut Ashadi Siregar 1982 juga pernah menyodorkan sesuatu dikatakan sebuah berita yang mempunyai nilai berita sebagai berikut
1. Significance penting penting dalam hal ini mempengaruhi kehidupan
orang banyak, atau kejadian yang punya akibat terhadap kehidupan pembaca. Berita kenaikan Bahan Bakar Minyak BBM selalu
dianggap penting karena menyangkut perhatian masyarakat banyak. 2.
Proximity dekat kedekatan adalah kejadian yang dekat dengan pembaca, kedekatan ini bisa bersifat geografis maupun emosional. Ada
berita tentang kecelakaan bermotor di Jalan Dinoyo Surabaya, kenapa berita tersebut tidak dimasukkan di harian Post Kota atau bahkan
tidak dimuat di New York Times.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Magnitude besar kejadian yang dihubungkan dengan angka-angka
yang berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang berakibat bila dijumlahkan dalam angka menarik pembaca. Kenaikan
harga kebutuhan pokok, kenaikan harga pupuk, dan kebutuhan rakyat lainnya.
4. Timelines ketepatan waktu yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal
yang baru terjadi atau baru ditemukan. Aktualitas dibagi menjadi dua yaitu aktual secara objektif dan aktual secara subjektif. Aktual
objektif berkaitan dengan benar-benar baru terjadi. Misalnya, terjadi kebakaran pasar pada jam 5 sore. Bagi koran pagi aktual ketika
disajikan pagi hari ketika koran terbit. Sementara aktual subjektif berkaitan dengan pembacanya, karena suatu hal, bisa terjadi seseorang
tidak bisa membaca koran pada hari itu distribusi lambat, dia baru bisa membacanya keesokan harinya.
5. Prominance tenar yaitu menyangkut hal-hal yang terkenal atau
sangat dikenal oleh pembaca. Mengapa segala hal yang menyangkut seorang artis bisa mempunyai nilai berita? Alasannya jelas karena
orang tersebut orang terkenal. Misalnya kita tidak bisa melupakan kejadian film porno Artis penyanyi Ariel dan bintang film Luna
Maya dan Cut Tari yang menghebohkan seluruh Indonesia, berita tentang kematian Michael Jackson yang masih kontroversi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6. Human Interest manusiawi yaitu kejadian yang memberikan sentuhan
perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut hal yang biasa menjadi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa. Misalnya
kasus para TKI yang disiksa oleh majikannya selama dia bekerja di luar negeri, kita tidak bisa terlupakan oleh kasus manohara, dan kasus
Prita Mulyasari. Nurudin, 2009 : 52
2.2. Media Massa dan Konstruksi Realitas