Hasil Pengujian Implementasi dan Analisis Hasil

3 Bobotw=5; maksimum iterasi =40; error = 0.00600; iterasi awal =1; fungsi objektif awal = 0 78.1818 4 Bobotw=8; maksimum iterasi =10; error = 0.5; iterasi awal =1; fungsi objektif awal = 0 83.871 5 Bobotw=8; maksimum iterasi =50; error = 0.000005; iterasi awal =1; fungsi objektif awal = 0 74.5455 6 Bobotw=2; maksimum iterasi =100; error = 1e-4; iterasi awal =1; fungsi objektif awal = 0 dengan menggunakan data laboratorium yang sudah di normalisasi . 100 Tabel 4.12Hasil Pengujian data anamnesa dokterPCA NO Nilai inisialisasi awal akurasi 1 Bobotw=2; maksimum iterasi =100; error = 1e-4; iterasi awal =1; fungsi objektif awal = 0 38.2114 2 Bobotw=2; maksimum iterasi =10; error = 1e-4; iterasi awal =1; fungsi objektif awal = 0 39.0244 3 Bobotw=6; maksimum iterasi =18; error = 0.02; iterasi awal =1; fungsi objektif awal = 0 40.6504 4 Bobotw=8; maksimum iterasi =10; error = 0.5; iterasi awal =1; fungsi objektif awal = 0 39.0244 Tabel 4.13 Hasil Pengujian data anamnesa dokterPCA dan data laboratorium NO Nilai inisialisasi awal akurasi 1 Bobotw=2; maksimum iterasi =100; error = 1e-4; iterasi awal =1; fungsi objektif awal = 0 64.6018 2 Bobotw=8; maksimum iterasi =10; error = 0.5; iterasi awal =1; fungsi objektif awal = 0 57.4468 3 Bobotw=2; maksimum iterasi =10; error = 1e-10; iterasi awal =1; fungsi objektif awal = 0 66.3717 4 Bobotw=2; maksimum iterasi =20; error = 0.0009; iterasi awal =1; fungsi objektif awal = 0 65.4867

5.5 Analisis

Pada tabel 4.10, 4.11, 4.12 dan 4.13 diatas ditunjukkan beberapa hasil percobaan hepatitis A, B, dan C dengan menggunakan metode Fuzzy C-Means. Dari hasil percobaan data anamnesa dokter yang telah dilakukan dapat diketahui nilai akurasi terbaik yang didapat adalah 50. Pada data laboratorium didapat nilai akurasi terbaik sebesar 83.871 pada data laboratorium yang belum di normalisasi dan didapat nilai akurasi 100 pada data laboratorium yang sudah dinormalisasi. Pada data anamnesa yang sudah dilakukan proses PCA hasil akurasi terbaik yang dihasilkan sebesar 40.6504. Pada data anamnesa yang sudah dilakukan proses PCA dan digabungkan dengan data laboratorium, hasil akurasi terbaik yang didapat sebesar 66.3717. Pada percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa metode Fuzzy C-Means tidak cocok untuk menghitung data laboratorium pada pasien hepatitis karena nilai derajat keanggotaan yang dihasilkan tidak menimbulkan kekaburan atau keragu – raguan dalam mengelompokkan data. Data anamnesa dokter cocok dihitung dengan menggunakan metode Fuzzy C-Means, karena terdapat hasil derajat keanggotaan yang masuk ke dalam dua cluster, namun nilai akurasi yangrendah membuat metode Fuzzy C-Means dengan menggunakan data pasien penyakit hepatitis ini tidak dapat digunakan untuk mengambil keputusan. Pada data anamnesa yang sudah dilakukan proses PCA nilai akurasi yang di hasilkan sangat rendah karena berkisar antara 30 – 40, hal ini di karenakan beberapa atribut yang dapat menimbulkan kekaburan tereduksi saat terjadi proses PCA. Pada data anamnesa yang sudah dilakukan proses PCA dan telah digabung dengan data laboratorium akurasi yang dihasilkan cukup baik diatas 50, hal ini dikarenakan data laboratorium menghasilkan data yang akurat tentang penyakit hepatitis dan ketika digabungkan dengan data anamnesa yang sudah tereduksi maka akan memunculkan beberapa nilai derajat keanggotaan yang kabur.

Bab V Penutup

5.1 Kesimpulan

Penerapan algoritma Fuzzy C Meanstelah digunakan untuk mengelompokkan hepatitis A, B dan C berdasarkan data gejala anamnesis dan laboratorium. Berdasarkan hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut 1. Pengujian dilakukan pada data 110 sampledengan 4 kali percobaan dengan hasil sebagai berikut a. Percobaan data anamnesa dokteryang dipilih berdasar akurasi tertinggi menghasilkan akurasi sebesar 50 b. Percobaandata laboratorium menghasilkan akurasi sebesar 83.871 c. Percobaan data anamnesa dokteryang sudah di lakukan PCA dipilih berdasar akurasi tertinggi menghasilkan akurasi sebesar 40.6504 d. Percobaan data anamnesa dokteryang sudah dilakukan PCA dan digabung dengan data laboratorium dipilih berdasar akurasi tertinggi menghasilkan akurasi sebesar66.3717 2. Data laboratorium tidak bisa digunakan pada metode Fuzzy C-Means karena tidak ada nilai yang sama dalam derajat keanggotaan yang dihasilkan. 3. Data anamnesa dokter baik yang belum dilakukan proses PCA maupun yang sudah di PCA dan digabung dengan data laboratorium dapat digunakan pada metode Fuzzy C-Means karena menimbulkan nilai kekaburan pada derajat keanggotaan yang dihasilkan. 4. Hasil dengan tingkat keakuratan pada percobaan data anamnesa tersebut belum bisa dikatakan baik. Diperkirakan karena kurangnya jumlah sample, khususnya untuk data hepatitis C.