34
3.5 Skema Kerja Penelitian
3.6 Tata Cara Penelitian
3.6.1 Sterilisasi Ruang, Alat, dan Bahan
Kabinet LAF dibersihkan dengan menggunakan etanol 70 kemudian lampu UV dinyalakan selama 24 jam. Proses ini
dilakukan sebelum proses pembuatan
hydrocolloid matrix
piroksikam. Kemudian dilanjutkan proses sterilisasi bahan seperti piroksikam, HPMC, propilen glikol, dan gliserol dengan cara
sterilisasi panas kering menggunakan oven pada suhu 180
o
C selama 1 jam, sedangkan akuades disterilisasi dengan cara
dididihkan hingga suhu 100
o
C. Alat-alat gelas disterilisasi dengan panas kering, yaitu menggunakan oven pada suhu 180
o
C selama 1
jam. 3.6.2
Pembuatan Sediaan
Hydrocolloid matrix
Ibuprofen
Sediaan yang akan dibuat adalah sediaan
hydrocolloid matrix
ibuprofen
diabetic wound healing
dengan variasi konsentrasi HPMC. Pemilihan formula dalam penelitian ini
mengacu pada formula
hydrocolloid film
oleh Thu
et al.
, 2012. Formula tersebut adalah sebagai berikut:
Sterilisasi Ruangan, Alat
dan Bahan Pembuatan
hydrocolloid matrix
ibuprofen Uji sterilitas
hydrocolloid matrix
ibuprofen
Uji sifat fisika kimia dan
stabilitas
hydrocolloid matrix
ibuprofen Uji aktivitas
formula optimum
hydrocolloid matrix
ibuprofen Analisis hasil dan
penulisan laporan akhir
35
Tabel 1. Formula
hydrocolloid film
oleh Thu
et al.
, 2012
Formula
Hydrocolloid film
Ibuprofen 5 g
Sodium alginate
6 g
Propylene glycol
15 mL Etanol
5 mL Gliserol
6 mL Akuades
74 mL
Modifikasi formula yang digunakan pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Modifikasi formula
hydrocolloid matrix
Formula BF1
BF2 BF3
F1 F2
F3
Ibuprofen -
- -
0,175 g 0,175 g
0,175 g HPMC
4,375 g 5,5 g
6,625 g 4,375 g
5,5 g 6,625 g
Propylene glycol
7,8 g 7,8 g
7,8 g 7,8 g
7,8 g 7,8 g
Etanol 14 mL
14 mL 14 mL
14 mL 14 mL
14 mL Gliserol
3,78 g 3,78 g
3,78 g 3,78 g
3,78 g 3,78 g
Akuades ad 50 g
ad 50 g ad 50 g
ad 50 g ad 50 g
ad 50 g HPMC ditimbang sesuai dengan formula, kemudian
dilarutkan dalam akuades dan diaduk dengan
stirrer
hingga terbentuk gel dalam suhu 40°C. 0,175 gram ibuprofen yang sudah
ditimbang dilarutkan dalam 15 mL
propylene glycol
dan 14 mL etanol, kemudian ditambahkan ke dalam gel HPMC dan diaduk
dengan
stirrer
hingga homogen. Selanjutnya ditambahkan 3,78 gram gliserol seiring dilakukannya pengadukan dengan
stirrer
. Campuran gel tersebut kemudian dituang ke dalam tabung reaksi
bertutup sebanyak12,5 gram, kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 115
o
C selama 15 menit. Setelah itu, gel dituangkan ke cawan petri secara aseptis dalam kabinet LAF,
kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 45°C dan selama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36 minimal 48 jam hingga mencapai ketebalan 0,5 mm. Sediaan
kemudian dicetak dalam bentuk lingkaran dengan diameter 1 cm dan disimpan di suhu ruang Thu
et al.
, 2012. 3.6.3
Uji Sterilitas
Kabinet LAF dibersihkan dengan menggunakan etanol 70 lalu disinari dengan lampu UV selama 24 jam. Proses ini dilakukan
selama 24 jam sebelum proses pembuatan
patch hydrocolloid
ibuprofen
.
Peralatan yang akan digunakan juga disterilkan sebelumnya menggunakan autoklaf pada 121
o
C selama 15 menit.
Nutrient Agar Oxoid
sebanyak 21 gram ditambahkan dengan 750 mL akuades, kemudian diaduk homogen dengan batang pengaduk.
Media dipanaskan dengan
hotplate magnetic stirrer
sampai tercampur homogen. Media kemudian dituangkan ke dalam tabung reaksi
masing-masing sebanyak 15 mL, seluruh media dalam tabung reaksi lalu disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit dengan tekanan 1
kgfcm
2
dan suhu 121
o
C. Media yang telah steril kemudian dituang ke cawan petri dan dibiarkan memadat.
Hydrocolloid matrix
ibuprofen disiapkan, kemasannya dibersihkan dengan menggunakan alkohol
70.
Hydrocolloid matrix
piroksikam diambil dari wadah penyimpanannya secara aseptis dekat nyala bunsen, kemudian
ditempelkan pada permukaan media agar. Tiap petri diberi label dan dibungkus
plastic wrap
, lalu diinkubasi terbalik dalam LAF selama 24 jam.
3.6.3 Uji Organoleptis
Dilakukan dengan mengamati dan meneliti warna, kejernihan dan kehalusan dari sediaan
hydrocolloid matrix
yang telah dibuat Shirsand, Ladhane, Prathap, Prakash, 2012.
37
3.6.4 Uji Keseragaman Bobot
Sebanyak 10 sediaan
hydrocolloid matrix
dari masing- masing formula satu persatu ditimbang dan dihitung rata-rata bobot
sediaan British, 1993. 3.6.5
Uji Ketebalan
Ketebalan
hydrocolloid matrix
berdiameter 1 cm dihitung
pada 5 titik berbeda keempat sudut dan bagian tengah dengan jangka sorong, kemudian dihitung rata-rata ketebalan sediaan El-
Gendy, Abdelbary, El-Komy, Saafan, 2009.
3.6.6 Uji pH Larutan Sediaan
Setiap formula
hydrocolloid matrix
berdiameter 1 cm direndam dalam 20 mL akuades pada suhu 36,5
O
C- 37,5
O
C selama 24 jam, kemudian pH larutan tersebut diukur dengan pH meter
British, 1993. 3.6.7
Uji Persentase
Moisture Content
Setiap
hydrocolloid matrix
berdiameter 1 cm dikondisikan dalam sebuah desikator berisi silika selama 24 jam. Setelah itu
masing-masing
hydrocolloid matrix
ditimbang sampai didapatkan bobot yang tetap dan konstan Toshkhani
et al.
2013. 3.6.8
Uji Persentase
Moisture Absorption
Setiap
hydrocolloid matrix
berdiameter 1 cm yang sudah diuji
moisture content
-nya diletakkan dalam
climatic chamber
dengan RH 85 pada suhu 28
o
C. Sediaan kemudian diambil dan ditimbang kembali Toshkhani
et al.
2013. 3.6.9
Uji Ketahanan Pelipatan
F olding Endurance
Hydrocolloid matrix
berdiameter 1 cm dilipat secara berulang pada posisi yang sama hingga rusak. JumLah
pengulangan pelipatan tanpa merusak sediaan merupakan nilai dari ketahanan pelipatan Shirsand
et al.
, 2012. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI