Subjek dan Bahan Penelitian Alat Penelitian

37

3.6.4 Uji Keseragaman Bobot

Sebanyak 10 sediaan hydrocolloid matrix dari masing- masing formula satu persatu ditimbang dan dihitung rata-rata bobot sediaan British, 1993. 3.6.5 Uji Ketebalan Ketebalan hydrocolloid matrix berdiameter 1 cm dihitung pada 5 titik berbeda keempat sudut dan bagian tengah dengan jangka sorong, kemudian dihitung rata-rata ketebalan sediaan El- Gendy, Abdelbary, El-Komy, Saafan, 2009.

3.6.6 Uji pH Larutan Sediaan

Setiap formula hydrocolloid matrix berdiameter 1 cm direndam dalam 20 mL akuades pada suhu 36,5 O C- 37,5 O C selama 24 jam, kemudian pH larutan tersebut diukur dengan pH meter British, 1993. 3.6.7 Uji Persentase Moisture Content Setiap hydrocolloid matrix berdiameter 1 cm dikondisikan dalam sebuah desikator berisi silika selama 24 jam. Setelah itu masing-masing hydrocolloid matrix ditimbang sampai didapatkan bobot yang tetap dan konstan Toshkhani et al.

2013. 3.6.8

Uji Persentase Moisture Absorption Setiap hydrocolloid matrix berdiameter 1 cm yang sudah diuji moisture content -nya diletakkan dalam climatic chamber dengan RH 85 pada suhu 28 o C. Sediaan kemudian diambil dan ditimbang kembali Toshkhani et al.

2013. 3.6.9

Uji Ketahanan Pelipatan F olding Endurance Hydrocolloid matrix berdiameter 1 cm dilipat secara berulang pada posisi yang sama hingga rusak. JumLah pengulangan pelipatan tanpa merusak sediaan merupakan nilai dari ketahanan pelipatan Shirsand et al. , 2012. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

3.6.10 Pembuatan Kurva Baku Ibuprofen

Sebanyak 20 mg ibuprofen ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dan dilarutkan dalam 15 mL metanol. Kemudian ditambah dengan PBS pH 6,4 untuk memperoleh konsentrasi 200 µgmL. Dari larutan stok tersebut diambil 10 mL dan dipindahkan ke dalam labu takar 100 mL, lalu dilarutkan dengan pelarut yang sama untuk memperoleh konsentrasi 20 µgmL. Dari larutan intermediet tersebut, diambil 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,0; 8,0; dan 9,0 mL, dipindahkan ke dalam labu takar 10 mL dan dilarutkan dengan pelarut yang sama untuk memperoleh konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18 µgmL. Panjang gelombang maksimal ditentukan dari larutan intermediet konsentrasi 20 µgmL yang dibaca menggunakan spektrofotometer UV pada rentang 200-400 nm. Kemudian seluruh larutan seri dianalisis pada panjang gelombang maksimal Garg et al.

2014. 3.6.11

Uji Keseragaman Kandungan Obat dalam Matrix Sebanyak 3 hydrocolloid matrix diameter 1 cm dari masing-masing formula dilarutkan dalam 15 mL metanol dan 35 mL PBS pH 6,4, kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang maksimal menggunakan spektorfotometer UV. Blanko yang digunakan sebagai pembanding adalah metanol Shirsand et al. , 2012. 3.6.12 Uji Pelepasan Obat secara In Vitro Uji pelepasan ibuprofen dari sediaan dilakukan menggunakan sel difusi tipe vertikal pada suhu 36,5 ± 1 o C. Sebanyak 15 mL PBS pH 6,4 dimasukan pada sel difusi sebagai kompartemen aseptor. Membrane Millipore 0,45 mm sebelumnya direndam dalam larutan aseptor yang sudah dibuat selama 1 jam, kemudian matriks dipasang pada sel difusi. Pada menit ke 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, 300, dan 360 kompartemen aseptor