Transudat Eksudat Etiologi Dan Patofisiologi

2.3.1. Transudat

Efusi pleura transudatif terjadi jika terdapat perubahan dalam tekanan hidrostatik dan onkotik pada membran pleura, misalnya jumlah cairan yang dihasilkan melebihi jumlah cairan yang dapat diabsorbsi. Pada keadaan ini, endotel pembuluh darah paru dalam kondisi yang normal, dimana fungsi filtrasi masih normal pula sehingga kandungan sel dan dan protein pada cairan efusi transudat lebih rendah. Jika masalah utama yang menyebabkannya dapat diatasi maka efusi pleura dapat sembuh tanpa adanya masalah yang lebih lanjut. 17 Selain itu, efusi pleura transudat juga dapat terjadi akibat migrasi cairan yang berasal dari peritoneum, bisa pula iatrogenik sebagai komplikasi dari pemasangan kateter vena sentra dan pipa nasogastrik. 14 Penyebab-penyebab efusi pleura transudat relatif lebih sedikit yakni : • Gagal jantung kongestif • Sirosis hepatik hidrotoraks • Atelektasis – yang bisa disebabkan oleh keganasan atau emboli paru • Hipoalbuminemia • Sindroma nefrotik • Dialisis peritoneal • Miksedema • Perikarditis konstriktif • Urinotoraks – biasanya akibat obstuktif uropathy • Kebocoran cairan serebrospinal ke rongga pleura • Fistulasi duropleura Universitas Sumatera Utara • Migrasi kateter vena sentral ke ekstravaskular • Glisinotoraks – sebuah komplikasi yang jarang akibat irigasi kandung kemih dengan larutan glisin 1,5 yang dilakukan setelah pembedahan urologi. 14

2.3.2. Eksudat

Efusi pleura eksudat dihasilkan oleh berbagai proseskondisi inflamasi dan biasanya diperlukan evaluasi dan penanganan yang lebih luas dari efusi transudat. Cairan eksudat dapat terbentuk sebagai akibat dari proses inflamasi paru ataupun pleura, gangguan drainase limfatik pada rongga pleura, pergerakan cairan eksudat dari rongga peritoneal melalui diafragma, perubahan permeabilitas membran pleura, serta peningkatan permeabilitas dinding kapiler atau kerusakan pembuluh darah. Adapun penyebab-penyebab terbentuknya cairan eksudat antara lain : • Parapneumonia • Keganasan paling sering, kanker paru atau kanker payudara, limfoma, leukemia, sedangkan yang lebih jarang, kanker ovarium, kanker lambung, sarkoma serta melanoma • Emboli paru • Penyakit-penyakit jaringan ikat-pembuluh darah artritis reumatoid, sistemic lupus erythematosus • Tuberkulosis • Pankreatitis • Trauma • Sindroma injuri paska-kardiak Universitas Sumatera Utara • Perforasi esofageal • Pleuritis akibat radiasi • Sarkoidosis • Infeksi jamur • Pseudokista pankreas • Abses intraabdominal • Paska pembedahan pintas jatung • Penyakit perikardial • Sindrom Meig neoplasma jinak pelvis disertai asites dan efusi pleura • Sindrom hiperstimulasi ovarian • Penyakit pleura yang diinduksi oleh obat • Sindrom yellow nail kuku kuning, limfedema, efusi pleura • Uremia • Chylothorax suatu kondisi akut dengan peningkatan kadar trigilerida pada cairan pleura • Pseudochylotoraks suatu kondisi kronis dengan peningkatan kadar kolesterol cairan pleura • Fistulasi ventrikulopleural, billiopleural, gastropleural. 14

2.4. Prognosis