tunggal. Namun hingga saat ini belum ada penelitian yang mencoba membuat parameter gabungan dalam bentuk dua dari tiga kombinasi hasil pemeriksaan.
Cara ini mungkin dapat minimalisasi kekurangan parameter tunggal dan parameter kombinasi tanpa mengurangi keunggulan dari masing-masing
metode.
5,8,9,10,11,12
Saat ini, parameter Light masih merupakan standar baku dalam praktek klinis.
13
Bahkan pemeriksaan kolesterol pleura belum lazim dimasukkan dalam pemeriksaan analisa rutin cairan pleura. Penelitian untuk menguji tingkat
sensitivitas dan spesifisitas ketiga parameter protein, LDH dan kolesterol cairan pleura baik secara tunggal maupun kombinasi untuk membedakan antara
transudat dan eksudat belum banyak dilakukan. Di Indonesia sendiri penelitian seperti ini belum pernah dilakukan.
1.2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keakuratan diagnostik dari beberapa parameter yakni protein, LDH dan kolesterol cairan pleura baik dalam bentuk
parameter tunggal, kombinasi dua dan tiga parameter sekaligus serta kombinasi dua dari tiga parameter untuk membedakan antara transudat
dan eksudat pada cairan efusi pleura? 2. Apakah keakuratan diagnostik kombinasi dua atau lebih dari tiga
parameter protein, LDH dan kolesterol lebih baik dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
dengan parameter tunggal ataupun kombinasi dua atau tiga parameter sebagai parameter diagnostik untuk membedakan antara transudat dan
eksudat pada cairan efusi pleura?
1.3. Hipotesis
keakuratan diagnostik kombinasi dua atau lebih dari tiga parameter protein, LDH dan kolesterol lebih baik dibandingkan dengan parameter tunggal
ataupun kombinasi dua atau tiga parameter sekaligus sebagai parameter diagnostik untuk membedakan antara transudat dan eksudat pada cairan efusi
pleura
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan umum
Membedakan cairan efusi pleura transudat dan eksudat
1.4.2. Tujuan khusus
1. Memperoleh nilai protein, kolesterol dan LDH cairan pleura pada pasien-pasien efusi pleura.
2. Mengevaluasi dan membandingkan keakuratan diagnostik dari beberapa parameter yakni protein, LDH dan kolesterol cairan pleura
baik dalam bentuk parameter tunggal, kombinasi dua atau tiga parameter sekaligus serta kombinasi dua atau lebih dari tiga parameter
untuk membedakan antara transudat dan eksudat pada cairan efusi
Universitas Sumatera Utara
pleura melalui sensitivitas, spesifisitas, positive predictive value, negative predictive value serta akurasi.
1.5. Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan mengetahui keakuratan diagnostik kombinasi dua dari tiga parameter protein, LDH dan kolesterol maka pemeriksaan ini mungkin
dapat dipakai sebagai parametermetode diagnostik yang lebih akurat, lebih mudah, lebih efisien dan lebih hemat biaya dalam membedakan transudat dan
eksudat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Efusi Pleura
Efusi pleura merupakan akumulasi cairan abnormal pada rongga pleura.
7
Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan produksi cairan ataupun berkurangnya absorbsi.
14
Efusi pleura merupakan manifestasi penyakit pada pleura yang paling sering dengan etiologi yang bermacam-macam mulai dari kardiopulmoner,
inflamasi, hingga keganasan yang harus segera dievaluasi dan diterapi.
14
2.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat, 1,5 juta kasus efusi pleura terjadi tiap tahunnya.
14
Sementara pada populasi umum secara internasional, diperkirakan tiap 1 juta orang, 3000 orang terdiagnosa efusi pleura.
1
Secara keseluruhan, insidensi efusi pleura sama antara pria dan wanita. Namun terdapat perbedaan pada kasus-kasus
tertentu dimana penyakit dasarnya dipengaruhi oleh jenis kelamin. Misalnya, hampir dua pertiga kasus efusi pleura maligna terjadi pada wanita. Dalam hal ini
efusi pleura maligna paling sering disebabkan oleh kanker payudara dan keganasan ginekologi. Sama halnya dengan efusi pleura yang berhubungan
dengan sistemic lupus erytematosus, dimana hal ini lebih sering dijumpai pada wanita. Di Amerika Serikat, efusi pleura yang berhubungan dengan mesotelioma
maligna lebih tinggi pada pria. Hal ini mungkin disebabkan oleh tingginya paparan terhadap asbestos. Efusi pleura yang berkaitan dengan pankreatitis kronis
Universitas Sumatera Utara