BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi observasional dengan metode pengumpulan data secara potong lintang.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan mulai bulan Januari sampai dengan Mei 2014
3.3. Populasi Penelitian
Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien-pasien yang didiagnosa efusi pleura yang dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan mulai bulan Januari
sampai dengan Mei 2014. Penelitian dihentikan bila jumlah sampel minimal tercapai.
3.4. Sampel Penelitian
3.4.1. Cara pengambilan sampel penelitian
Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif terhadap semua populasi terjangkau yang memenuhi kriteria penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2. Besar sampel
Digunakan rumus besar sampel untuk uji diagnostik dengan menggunakan rumus uji hipotesis proporsi tunggal. Besar sampel ditentukan dengan rumus:
22
� ≥
��
1 −�
2
�� 1
− � +
�
1 −�
��
�
1 − �
�
�
2
� − �
� 2
� :
besar sampel �
1 −
� 2
: nilai baku normal dari table Z yang besarnya tergantung
pada nilai α yang ditentukan. Untuk α = 0,05 → Zα = 1.96.
�
1 −�
: nilai baku normal dari table Z yang besarnya tergantung
pada nilai β yang ditentukan
. Untuk α = β = 0,10 → Z β= 1.282.
� :
proporsi efusi pleura pada populasi umum = 0.40
4
� − �
�
: beda proporsi yang bermakna , ditetapkan bebas = 0.20 �
�
: perkiraan proporsi efusi pleura pada populasi umum
yang diteliti Menurut rumus diatas maka diperlukan sampel minimal sebanyak : 63 sampel.
3.5. Kriteria Penelitian
3.5.1. Kriteria Inklusi
1. Usia 16 tahun 2. Pasien bersedia mengikuti penelitian dan dibuktikan dengan
menandatangani lembar persetujuan informed consent
Universitas Sumatera Utara
3. Pasien dengan diagnosa klinis yang definitif dimana efusi pleura dikonfirmasi dengan foto rontgen toraks.
3.5.2. Kriteria Eksklusi
1. Pasien yang tidak bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian 2. Usia 16 tahun
3. Diagnosa penyebab efusi pleura pada pasien tidak jelas
3.6. Identifikasi Variabel
3.6.1. Variabel Bebas
1. Protein pleura P-P 2. Laktat dehidrogenase pleura LDH-P
3. Kolesterol Pleura K-P 4. Protein + Laktat dehidrogenase pleura P-P + LDH-P
5. Protein + Kolesterol pleura P-P + K-P 6. Laktat dehidrogenase + Kolesterol pleura LDH-P + K-P
7. Protein + Laktat dehidrogenase + Kolesterol pleura P-P + LDH-P + K-P
8. Protein + Laktat dehidrogenase pleura P-P + LDH-P atau Protein + Kolesterol pleura P-P + K-P atau Laktat dehidrogenase + Kolesterol
pleura LDH-P + K-P atau Protein + Laktat dehidrogenase + Kolesterol pleura P-P + K-P + LDH-P
Universitas Sumatera Utara
3.6.2. Variabel Terikat
Cairan pleura eksudat
3.7. Definisi Operasional
Tabel 3.1. Definisi Operasional
No Variabel
Definisi Operasional
1 Efusi Pleura
akumulasi cairan abnormal pada rongga pleura 2 Efusi pleura
transudat Efusi pleura yang dihasilkan dari
ketidakseimbangan antara tekanan hidrostatik dan onkotik
3 Efusi pleura
eksudat Efusi pleura yang dihasilkan oleh proses
inflamasi pleura ataupun akibat berkurangnya kemampuan drainase limfatik
4 Protein
Sebuah kelompok molekul organik yang terdiri dari nitrogen, karbon, hidrogen,
oksigen, dan sulfur.
4
5 Laktat
dehidrogenase Merupakan sebuah enzim dari kelas
oksireduktase yang mengkatalisasi reduksi piruvat menjadi S-laktat dengan
menggunakan NADH nicotinamide adenine dinucleotide hydrogen
sebagai donor elektron.
23
Universitas Sumatera Utara
6 Kolesterol
Merupakan sterol pada eukariotik yang berperan sebagai prekursor asam empedu dan
hormon steroid serta merupakan bagian pokok dari membran sel yang memungkinkan adanya
kemampuan sel yang dapat berubah-ubah bentuk serta sifat permeabilitasnya.
23
3.8. Cara Kerja
Seluruh subjek penelitian dimintai persetujuan secara tertulis tentang kesedian mengikuti penelitian informed consent. Setelah dilakukan pemeriksaan
klinis lengkap anamnesis dan pemeriksaan fisik, dilakukan pemeriksaan foto toraks untuk melokalisasi efusi pleura. Tapping untuk diagnostik dilakukan pada
semua kasus, hal ini dilakukan dilakukan dengan mengambil cairan pleura sebanyak 20 mL dengan menggunakan jarum suntik pada daerah dada bagian
belakang bergantung dari lokasi cairan efusi setelah sebelumnya terlebih dahulu dilakukan tindakan pembersihan kuman dan pembiusan lokal. Luka bekas
penusukan akan ditutup dengan kasa steril. Selanjutnya cairan tersebut akan diperiksa di laboratorium patologi klinik RS. H. Adam Malik. Kadang-kadang
diperlukan juga bantuan pemeriksaan ultrasonografi toraks untuk membantu memastikan lokasi cairan. Pada seluruh sampel cairan pleura dilakukan
pemeriksaan hitung jenis sel, protein, glukosa, LDH, kolesterol, pembiakan kuman, pengecatan kuman tahan asam, serta pemeriksaan sitologi. Pemeriksaan
lebih lanjut berupa pemeriksaan tomografi komputer toraks CT-scan,
Universitas Sumatera Utara
bronkoskopi, serta sitologi aspirasi jarum halus juga dilakukan untuk menentukan etiologi efusi pleura jika diperlukan sesuai indikasi.
Jika diagnosa klinis telah didapat, maka parameter cairan pleura dianalisa terhadap diagnosis tersebut. Hal-hal dibawah ini digunakan sebagai bukti terhadap
suatu diagnosis etiologi : 1. Gagal jantung kongestif : jika ditemukan gambaran klinis yang sesuai
meningkatnya tekanan vena jugularis, takikardia serta gallop ventrikular dengan kardiomegali atau adanya disfungsi kardiak pada
pemeriksaan ekokardiografi 2. Penyakit ginjal : peningkatan kadar urea 20 mmolL atau kreatinin
167 mikromolL dengan gejala dan tanda-tanda overload cairan 3. Keganasan : disertai dengan bukti pemeriksaan sitologi atau histologi
adanya tumor maligna dan tidak ada kondisi lain yang berhubungan dengan efusi pleura
4. Sirosis hati : dijumpai hasil yang sesuai pada pemeriksaan ultrasonografi atau tomografi komputer disamping juga klinis dan
bukti laboratorium yang memperlihatkan adanya kerusakan hati dan hipertensi portal
5. Efusi infektif : adanya bukti infeksi yang jelas biakan kuman positif, meningkatnya CRP C-reactive protein atau leukositosis, atau hasil
positif pada pemeriksaan pengecatan sputum Efusi yang berkatian dengan gagal jantung kongestif, hipoalbuminemia,
serta sirosis hati diklasifikasikan sebagai transudat sementara yang lainnya
Universitas Sumatera Utara
diklasifikasikan sebagai eksudat. Maka, dalam penelitian ini efusi pleura diklasifikasikan menjadi transudat dan eksudat berdasarkan diagnosis etiologi,
nilai protein cairan pleura cut off yang untuk eksudat adalah 2,9 gdL, nilai kolesterol cairan pleura cut off yang digunakan untuk eksudat adalah 1,16
mmolL atau 45 mgdL, sebagaimana yang dilaporkan oleh Heffner dkk. 2002 serta nilai LDH cairan pleura cut off yang digunakan untuk eksudat 0,45 batas
atas kadar LDH normal serum.
14
3.9 Masalah Etika