1.2 Rumusan Permasalahan
Dalam tulisan ini, ada dua hal yang ingin disampaikan yaitu: 1.2.1
Bagaimana pergeseran makna keris dalam budaya Jawa? 1.2.2
Bagaimana pergeseran fungsi keris dalam budaya Jawa?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tiga tujuan sebagai berikut: 1.3.1
Mendiskripsikan makna keris dalam budaya Jawa. 1.3.2
Mendeskripsikan pergeseran makna keris bagi masyarakat Jawa saat ini. 1.3.3
Mendiskripsikan pergeseran fungsi keris bagi masyarakat Jaw saat ini.
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu budaya berupa pengetahuan tentang keris dalam budaya Jawa. Dengan
membaca tulisan ini, pembaca akan lebih dapat mengetahui pergeseran makna dan fungsi keris bagi masyarakat Jawa. Diharapkan pula tulisan ini dapat menjadi
sumber informasi dan referensi dalam pengembangan penelitian dalam bidang budaya.
1.5 Tinjauan Pustaka
Studi tentang keris sudah banyak dilakukan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Namun ada tiga pustaka yang dapat dikatakan sebagai pustaka
otoritatif. Pustaka tersebut adalah sebagai berikut.
Ki Hudoyo Doyodipuro, seorang sarjana psikologi yang juga menggeluti dunia supranatural, telah menerbitkan beberapa buku tentang keris. Salah satunya
berjudul
Keris Daya Magic-Manfaat-Tuah-Misteri
yang diterbitkan tahun 1999
.
Dalam bukunya ini dia menuliskan tentang budaya keris ditinjau dari bentuk fisik dengan berbagai alternatif dan karakter, maupun yang berhubungan dengan
kepercayaan tentang kekuatan yang terdapat pada sebilah keris. Buku ini memiliki kelemahan dalam hal pemaknaan keris bagi pemiliknya. Buku ini tidak
menjelaskan secara detail bagaimana sebilah keris dihormati dan dihargai oleh pemiliknya. Bahasan bukunya lebih memaparkan tuah dan daya magis pada keris
yang dipercaya sudah ada sejak zaman dahulu. F.L. Winter, tahun 2009
menulis buku yang berjudul
Kitab Klasik Tentang Keris
mengenai keris secara fisik. Buku ini menjelaskan apa itu keris dan bentuk- bentuk serta bagian-bagian dari sebuah keris. Kelemahan tulisan Winter adalah
hanya berfokus pada keris secara fisik dan tidak mendiskripsikan cara dan ritual- ritual pembuatan keris. Winter hanya menuturkan bagaimana keris dibuat dari besi
yang ditempa berulang-ulang dan dibentuk menjadi sebilah keris. Dalam bukunya tersebut Winter juga tidak menulis tentang makna-makna yang terdapat dalam
keris. Moebirman dalam bukunya yang terbit tahun 1980 berjudul
Keris Senjata Pusaka
menuliskan tentang keris dari segi seni tradisional. Keris merupakan senjata yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun-temurun sejak zaman
prasejarah Indonesia hingga era 80-an. Dalam tulisannya, Moerbiman menuliskan tentang pembuatan keris, bagian-bagian keris, macam-macam keris di Indonesia
dan fungsi keris pada zaman dulu. Kekurangan dalam tulisan ini adalah Moebirman tidak menuliskan tentang berkembangan budaya keris dalam
masyarakat Jawa. Dia hanya berfokus pada keris zaman dahulu. Dalam tulisan ini, penulis ingin memaknai keris bukan hanya dari segi
fisik, tetapi ingin lebih memaknai keris dari segi makna kepemilikan dan fungsinya bagi pemiliknya. Penulis ingin memaparkan lebih jauh mengenai
pergeseran yang terjadi dalam hal makna dan fungsi keris bagi masyarakat Jawa saat ini. Studi ini juga akan dilengkapi dengan observasi dan wawancara terhadap
beberapa pecinta keris sehingga akan diperoleh data tentang makna dan fungsi keris dalam masyarakat saat ini. Berdasarkan data tersebut penulis akan dapat
melihat bagaimana perkembangan dan pergeseran makna dan fungsi keris dari zaman dahulu hingga saat ini.
1.6 Landasan Teori