Mataram Amangkuratan Sekitar abad 17
Tidak jelas namanya Kartasura
Sekitar abad 18 Brajaguna I
Surakarta 1726-1945
Singawijaya, Jayakadga Yogyakarta
1755-1945 Tarunagahana dan lain-lain
Republik Indonesia 1945-
Jeno Harumbrojo Pauzan Puspasukadga
Suparman Wignyasukadga Genya
Tabel 1 Periodisasi Zaman Pembuatan Keris di Pulau Jawa
Harsrinuksma, 1988:39 Moertjipto dan Prasetyo, 1993: 19
2.2 Proses Pembuatan Keris
Keris dibuat oleh seorang empu. Sebagai salah satu senjata yang biasa digunakan masyarakat Jawa, keris dibuat dari perpaduan beberapa jenis besi yang
ditempa hingga membentuk bilah keris. Pembuatan keris ini melalui beberapa tahapan. Pertama yaitu perenungan
sang empu untuk menentukan jenis keris. Setelah menerima pesanan keris, empu akan merenung dan berdoa memohon kepada Tuhan agar diberi petunjuk dalam
pembuatan keris. Kedua, menentukan orang yang akan membantu sang empu membuat
keris. Setiap empu biasanya memiliki beberapa cantrik yang membantunya. Dari beberapa cantrik ini, dia akan memilih dua orang yang akan membantunya
membuat keris. Ketiga, mengadakan selamatan agar selama proses pembuatan keris
berjalan lancar dan keris yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. Selamatan ini dilaksanakan dengan mengundang para tetangga untuk ikut berdoa
dan meminta restu pada Tuhan agar proses penbuatan keris dapat berjalan lancar, tidak ada gangguan dan godaan.
Keempat, pelaksanaan pembuatan keris dengan cara menempa besi yang telah dipanaskan. Besi yang digunakan biasanya terdiri dari tiga macam jenis besi
yaitu besi
penawang
, besi
purosani
dan besi
balitung
. Proses penempaan besi ini dilakukan berulang-ulang hingga membentuk lekukan-lekukan sesuai dengan
bentuk keris yang diinginkan Harsrinuksmo, 2004:35-40. Kelima,
penyepuhan
bilah keris.
Penyepuhan
merupakan proses pembersihan besi yang telah ditempa dan menjadi sebilah keris. Sebelum
menyepuh biasanya sang empu akan masuk ke dalam sebuah ruangan atau bilik untuk bersemadi. Ia berdoa memohon agar penyepuhan yang akan dilakukan
berhasil Harsrinuksmo, 2004: 41. Tahap terakhir pembuatan keris adalah
mewarangi
keris yang sudah jadi dengan bisa ular dicampur jeruk nipis, atau bisa juga dengan minyak yang telah
dibuat khusus untuk mewarangi. Penggunaan arsenik dalam
mewarangi
keris sudah jarang dilakukan lagi saat ini. Hal ini disebabkan karena cairan arsenik
dengan kadar tinggi dapat menggerus besi keris sehingga keris akan menjadi cepat keropos. Arsenik digunakan hanya dengan kadar rendah dan dicampur dengan
minyak Eko, wawancara pribadi, 4 Mei 2012 Jika keris yang dibuat adalah keris
tayuhan,
maka setelah selesai
diwarangi
, empu akan menayuh atau mendoakan keris agar memiliki daya atau kekuatan. Empu akan membawa keris masuk kesebuah ruangan kemudian
bersemadi. Dia akan berdoa dan membaca mantra agar keris memiliki daya magis atau kekuatan seperti yang diinginkan.
2.3 Bagian-Bagian Keris