atau berdasarkan pakem pembuatan keris ada tiga belas macam. Jumlah
luk
keris selalu ganjil dimulai dari
luk
tiga, kemudian
luk
lima,
luk
tujuh,
luk
sembilan,
luk
sebelas, dan
luk
tiga belas. Masing-masing
luk
memiliki pemaknaan sendiri- sendiri Harsrinuksmo, 2004:14.
Di luar dari bentuk konvensional tersebut, ada keris yang memiliki
luk
lebih dari tiga belas, bahkan sampai dua puluh sembilan. Keris tersebut sering disebut dengan nama keris
palawoja
Tejo, wawancara pribadi, 15 Januari 2012 .
2.5 Tuah dan Daya Magis
Pada hakikatnya, tuah merupakan kekuatan gaib yang terjadi karena adanya berkah, berkat, atau barokah yang dikaruniakan Tuhan melalui sebilah
keris. Selain itu, ada keris yang tuahnya berasal dari doa-doa dan mantra-mantra yang diucapkan oleh empu pembuatnya. Ada pula tuah keris yang berasal dari
kekuatan jin atau makhluk halus. Sesaji yang diberikan pada keris merupakan sebuah harapan agar ada makhluk halus yang mau bertempat tinggal di dalam
keris tersebut. Diantara semua jenis tuah keris tersebut, keris yang paling tinggi tuahnya adalah keris yang mengandung gabungan tuah dari ketiganya.
Dalam pembuatan keris, para empu juga memasukkan daya magis kedalamnya. Daya magis ini merupakan sebuah sugesti yang disesuaikan menurut
kebutuhan si pemesan. Sugesti itu berupa kewibawaan, keberhasilan, keberanian, kekayaan, bahkan bisa juga sakit, sial, maupun kematian. Tetapi ada juga keris
yang sugestinya berupa makhluk yang mengerikan seperti raksasa, naga dan sebagainya Doyodipuro, 1999: 15-20.
Setiap keris memiliki tuah tersendiri bagi pemiliknya. Tuah tersebut diciptakan melalui doa-doa atau mantra-mantra dari empu pembuatnya dan
diwujudkan dalam bentuk pamor. Sang empu sebagai pencipta, merangkul segala daya pada bilah keris menjadi satu tujuan yaitu tercapainya apa yang dikehendaki
oleh pemesan. Sebilah keris bukan hanya membawa manfaat bagi pemiliknya, tetapi juga
bisa membawa petaka. “Sebilah keris jika tidak cocok dengan pemilik dari keris
tersebut maka akan mendatangkan petaka bagi si pemilik keris tersebut F.L. Winter, 2009:65-69.
” Misalnya seperti dikisahkan tentang Ken Arok dan keris buatan Empu Gandring yang banyak memakan korban darah.
Daya kekuatan atau tuah yang timbul dari sebilah keris, biasanya hanya disaksikan oleh pribadi seseorang. Hal ini tidak dapat diterangkan secara
terperinci dan tidak ada saksi-saksi yang menguatkan adanya kejadian yang mustahil tersebut.
Kekuatan atau daya magis keris tergantung dari jenis keris. Misalnya keris berpamor
udan mas
. Keris ini dipercaya dapat menjadikan suatu usaha lancar dan mendapat banyak keuntungan. Bila seseorang berprofesi sebagai juru bicara atau
seorang pembawa acara, maka biasanya dia akan menggunakan keris
jangkung
yang berluk lima. Keris ini dipercaya mampu membuat seseorang pandai dan lancar dalam bertutur kata.
BAB III PERGESERAN MAKNA KERIS