Peningkatan Kualitas Pembelajaran
42
Perbedaan antar dan intra peserta didik, mengharuskan pemberian layanan pendidikan yang berbeda terhadap mereka. Jika layanan yang berbeda secara individual
dianggap kurang efisien, maka dilakukan pengelompokan berdasarkan persamaan atau perbedaan peserta didik, agar kelemahan pengajaran secara klasikal dapat
dikurangi. Pengelompokan adalah konvergensi dari pengajaran sistem klasikal dan sistem individual.
Ada beberapa pengelompokan di dalam kelas, yaitu pengelompokan berdasarkan minat, kebutuhan, pengelompokan beregu, pengelompokan tutorial, pengelompokan
penelitian, pengelompokan kelas utuh, dan pengelompokan kombinasi.
a. Pengelompokan berdasarkan minat interest grouping
Peserta didik yang berminat pada pokok bahasan, kegiatan, topik atau tema tertentu, membentuk diri dalam suatu kelompok.
b. Pengelompokan berdasarkan kebutuhan khusus special need grouping
Peserta didik yang sebenarnya sudah tergabung dalam kelompok-kelompok, dapat membentuk kelompok baru untuk mempelajari keterampilan khusus.
c. Pengelompokan beregu team grouping
Terbentuk karena dua atau lebih peserta didik yang ingin bekerja dan belajar secara bersama untuk memecahkan masalah-masalah khusus.
d. Pengelompokan tutorial tutorial grouping
Peserta didik bersama-sama dengan guru merencanakan kegiatan-kegiatan kelompoknya.
e. Pengelompokan penelitian research grouping
Dua atau lebih peserta didik menggarap suatu topik khusus untuk dilaporkan di depan kelas. Bagaimana cara penggarapan, penyajian serta sistem kerja yang
dipergunakan, bergantung kepada kesepakatan anggota kelompok.
f. Pengelompokan kelas utuh full-class grouping
Peserta didik secara bersama-sama mempelajari dan mendapatkan pengalaman di bidang seni. Misalnya: kelompok yang berlatih drama, musik, tari dan
sebagainya.
g. Pengelompokan kombinasi combined class grouping
Dua atau lebih kelas yang dikumpulkan dalam suatu ruangan untuk bersama- sama menyaksikan pemutaran film, slide, TV dan media audio visual lainnya.
C. Pengaturan Organisasi Peserta Didik
Pengenalan atas potensi peserta didik, sangatlah penting. Pengenalan atas potensi peserta didik, baik inteligensi, aspek sosial, kepribadian dan minatnya, sangat dibutuhkan
dalam pembinaan terhadap peserta didik. Berbagai cara dapat dipergunakan untuk mengenali potensi peserta didik, baik melalui sejumlah tes psikologi maupun melalui non-
tes.
Guna penyaluran peserta didik pada organisasi peserta didik, maka pada bagian ini akan dikedepankan tentang: 1 identifikasi potensi peserta didik, dan 2 pengaturan kegiatan
ekstrakurikuler.
1. Identifikasi Potensi Peserta Didik
Salah satu alat teropong terhadap potensi peserta didik adalah tes inteligensi. Jenis kapabilitas yang dapat dijaring dari tes inteligensi disebut dengan kecerdasan
atau IQ. Jenis kemahiran yang dijaring, selain meliputi kemampuan verbal, berhitung
Peningkatan Kualitas Pembelajaran
43
numerical, kecepatan perseptual, penalaran induktif, penalaran deduktif, visualisasi ruang dan ingatan memori. Berkenaan dengan IQ, Robbins 1995 mengaitkan IQ
dengan pekerjaan yang cocok, seperti pada tabel berikut.
Tabel 1. Dimensi Kemampuan Intelektual
Dimensi Pemerian
Contoh Pekerjaan
Kecerdasan numeris
Kemampuan untuk berhItung dengan cepat dan tepat
Akuntan: Menghitung pajak penjualan pada seperangkat
barang
Pemaham an verbal
Kemampuan memahami apa yang dibaca atau didengar
Manajer publik: Mengikuti kebijakan korporasi
Kecepatan perseptual
Kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual
dengan cepat dan tepat Penyelidik kebakaran: Mengenali
petunjuk untuk mendukung tuduhan arson pembakaran
secara sengaja
Penalaran induktif
Kemampuan mengenali urutan logis dalam suatu masalah dan
kemudian memecahkannya Peneliti pasar: Meramalkan
permintaan sekian terhadap suatu produk dalam kurun waktu
berikutnya
Panalaran deduktif
Kemampuan menggunakan logika dan menilai aplikasi
dari suatu argumen Penyelia: Memilih antara dua saran
yang berlainan yang dikemukakan karyawan
Visualisasi ruang
Kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek akan
tampak seandainya posisinya dalam ruangan diubah
Dekorator interior: Mendekorasi suatu ruang
Ingatan Kemampuan menahan dan
mengenang kembali pengalaman masa lalu
Juru jual: Mengingat nama-nama pelanggan
Sumber: Robbin, Stephen. 1995. Organizational Behavior: Concept, Strategy, Controvercy. New York: McGraw Hill Book Company.
Selain kapabilitas yang menyangkut kecerdasan, juga menggunakan seleksi yang mengarah pada aspek minat. Aspek minat ini sangat penting karena tes minat dapat
menunjukkan ketertarikan peserta didik pada bidang, disiplin ilmu dan vokasi tertentu. Selain keterkaitan IQ dengan jenis pekerjaan, Robbin 1995 juga memetakan
karakteristik kepribadian dikaitkan dengan jenis pekerjaan yang cocok, sebagaimana tabel berikut.
Tabel 2. Karakteristik Kepribadian, Kaitannya dengan jenis-jenis Vokasi yang cocok
Tipe-Tipe Kepribadian Karakteristik
Vokasi Kepribadian
Kongruen
Realistis: Lebih menyukai kegiatan fisik yang menuntut keterampilan,
kekuatan dan koordinasi Pemalu, tulus, tekun,
mantap, patuh dan praktis
Montir, operator, pekerja lini perakitan
dan petani
Peningkatan Kualitas Pembelajaran
44
Tipe-Tipe Kepribadian Karakteristik
Vokasi Kepribadian
Kongruen
Menyelidik: Lebih menyukai kegiatan yang melibatkan pemikiran,
organisasi dan pemahaman Analis, orsinil
dan ingin tahu Biolog, ekonom,
matematikawan dan wartawan yang andal
menggunakan TIK
Sosial: Lebih menyukai kegiatan yang melibatkan bantuan dan
pengembangan orang lain Senang bergaul,
ramah, kooperatif dan
memahami Pekerja sosial, guru,
penyuluh dan psikolog klinis
Konvensional: Lebih menyukai aturan-aturan, tertib dan kegiatan
yang tidak bermakna ganda Patuh, efisien,
praktis, tak imajinatif dan tak
luwes Akuntan, manajer
korporasi dan kasir bank
Pengusaha: lebih menyukai kegiatan verbal, di mana ada
kesempatan mempengaruhi orang dan meraih kekuasaan
Percaya diri, ambisius,
energik dan menguasai
Pengacara, agen real estate, humas spesial,
manajer bisnis kecil
Artistik: Lebih menyukai kegiatan bermakna ganda dan tak sistematis
yang memungkinkan ungkapan kreatif
Imajinatif, tak tertib, idealis, emosional
dan tak praktis Pelukis, musisi,
pengarang dan dekorator interior
Sumber: Robbin, Stephen. 1995. Organizational Behavior: Cocept, Strategy, Kontrovercy. New York: McGraw Hill Book Company.
2. Mengelola Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya mengembangkan bakat, minat, kreativitas dan kemampuan peserta didik, yakni potensi dasar yang harus difasilitasi dengan baik
oleh sekolah. Bakat adalah potensi dasar yang dibawa dari lahir. Minat adalah kecenderungan hati
yang tinggi
terhadap sesuatu.
Kreativitas merupakan kesanggupan untuk mencipta, sedangkan kemampuan adalah kesanggupan untuk
melakukan sesuatu.
D. Mengembangkan Bakat, Minat, Kreativitas, dan Kemampuan