Model Pembelajaran Berbasis Proyek Project-Based Learning Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem-Based Learning Model Pembelajaran Penemuan Discovery Learning

Peningkatan Kualitas Pembelajaran 53 menetapkan cetak biru blue print rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah menetapkan tipe rumah yang akan dibangun. Berdasarkan uraian di atas, untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian penelitian akademik maupun penelitian tindakan sangat sulit menemukan sumber-sumber literaturnya. Namun, jika para guru calon guru telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses beserta konsep dan teori pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencoba dan mengembangkan model pembelajaran sendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing. Pada gilirannya, akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada. Model-model pembelajaran yang ada sekarang banyak sekali ragamnya. Di antara model pembelajaran yang dianjurkan dalam Kurikulum 2013 adalah model problem-based learning, project-based learning dan discovery.

1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek Project-Based Learning

Adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyekkegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Merupakan metode belajar yang menggunakan masalah kompleks sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Melalui Poject-based learning, proses inkuiri dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun guiding question dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek materi dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama dan berbagai prinsip dalam sebuah disiplin ilmu yang sedang dikajinya.

2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem-Based Learning

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata real world. Pembelajaran ini menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan mendorong peserta didik memiliki rasa ingin tahu pada pembelajaran itu.

3. Model Pembelajaran Penemuan Discovery Learning

Metode discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran 54 finalnya, tetapi diharapkan mampu mengorganisasi sendiri. Sebagai strategi belajar, discovery learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri inquiry dan problem solving, namun lebih menekankan pada ditemukannya konsepprinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya bahwa pada discovery, masalah yang dihadapkan kepada peserta didik adalah masalah yang direkayasa oleh guru. Dalam implementasinya, guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara aktif student oriented, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar peserta didik sesuai dengan tujuan. Dalam discovery learning, guru harus memberikan kesempatan peserta didiknya untuk menjadi pemecah masalah problem solver, seorang ilmuwan scientist, historian, atau ahli matematika dengan menyajikan bahan ajar yang menuntut peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasi bahan, serta membuat kesimpulan-kesimpulan.

4. Model pembelajaran tematik terpadu