Peningkatan Kualitas Pembelajaran
66
e. Melengkapi dan mengerjakan suatu sistem pencatatan yang meliputi catatan
peminjaman dan pengembalian, catatan tentang buku yang hilang, rusak atau dibuang.
f. Melengkapi dengan sejumlah fasilitas untuk membeli buku-buku termasuk publikasi
dan informasi lain tentang buku-buku yang baru diterbitkan. g.
Adanya perlengkapan bagi peserta didik, termasuk jadwal yang lengkap.
B. Unit Bimbingan dan Konseling
Keberhasilan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak hanya ditentukan oleh keahlian dan keterampilan para petugas penyuluh, tapi juga sangat
ditentukan oleh keterampilan seluruh staf sekolah dalam memberikan pelayanan tersebut. Untuk itu, diperlukan adanya kerja sama tim yang terdiri atas kepala sekolah, konselor,
guru penyuluh, guru, psikologdokter, dan pekerja sosial. 1. Pola organisasi bimbingan dan konseling di sekolah
Ada tiga pola organisasi bimbingan dan konseling di sekolah: a.
Pola organisasi di mana pelayanan bimbingan diberikan dan dilaksanakan oleh semua staf sekolah. Pelayanan bimbingan ini merupakan bagian dari tugas
mengajar yang diterima guru. Pada pola organisasi bimbingan semacam ini, tidak diperlukan seorang ahli bimbingan dan konseling yang bertugas secara khusus
menyelenggarakan bimbingan di sekolah. Pola organisasi bimbingan ini biasanya dilaksanakan di sekolah dasar atau yang sederajat.
b. Pola organisasi di mana pelayanan bimbingan diberikan secara khusus. Dalam hal ini,
pelayanan bimbingan dikoordinasi oleh seorang ahli yang bertugas khusus menyelenggarakan
bimbingan dan
konseling. Petugas-petugas
tersebut dibebaskan dari tugas mengajar. Dalam pola yang semacam ini, sudah harus ada
pembagian tugas yang jelas di antara para petugas bimbingan. Pola ini biasanya digunakan di sekolah menengah SMPSMASMKMA.
c. Pola yang ketiga merupakan pola campuran antara pola yang pertama dan
kedua. d.
Dalam pola ini, pelaksanaan layanan bimbingan dilakukan oleh guru-guru terpilih yang dibebaskan dari tugas mengajar untuk beberapa jam dalam setiap
hari. Untuk itu, guru terpilih harus mendapatkan latihan jabatan agar dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
2. Tugas dan fungsi kepala sekolah dalam layanan bimbingan
a. Tugas kepala
sekolah adalah
mengelola dan
membina penyelenggaraan
layanan bimbingan dan konseling di sekolahnya sehingga pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah dituangkan dalam program-programnya.
Fungsi kepala sekolah dalam layanan bimbingan adalah sebagai administrator dan supervisor.
b. Sebagai administrator, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kelancaran
pelaksanaan seluruh program sekolah umumnya, khususnya program layanan bimbingan dan konseling di sekolahnya. Karena posisinya yang sentral di dalam
sekolah,
kepala sekolah
adalah orang
yang paling
berpengaruh dalam
pengembangan atau peningkatan pelayanan bimbingan
dan konseling
di sekolahnya. Ia hendaknya memberikan dukungan umum dan kepemimpinan
administratif kepada
keseluruhan program pelayanan peserta
didik. Ia
mengorganisasikan program dan memberikan bantuan dalam seleksi para penyuluh dan anggota staf, serta merumuskan deskripsi tugas masing-masing.
Peningkatan Kualitas Pembelajaran
67
c. Sebagai supervisor, kepala sekolah bertanggungjawab dalam melaksanakan
program- program penilaian, penelitian dan perbaikan atau peningkatan. Ia membantu
mengembangkan kebijaksanaan
dan prosedur-prosedur
bagi pelaksanaan program bimbingan konseling di sekolahnya.
3. Peranan dan fungsi guru dalam bimbingan konseling
Tugas guru dalam program bimbingan yang sangat penting adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan baik,
di samping menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi para peserta didik. Sehubungan dengan usaha menciptakan lingkungan sekolahkelas yang sesuai
dengan asas-asas kesejahteraan jiwa, maka tugas guru adalah: a.
Menciptakan suasana kelas yang memungkinkan para peserta didik merasa bebas untuk menyatakan dirinya dan menunjukkan usahanya sebagai individu
maupun sebagai anggota kelompok;
b. Mengembangkan rasa harga diri pada peserta didik dengan menghargai pekerjaan
yang baik; c.
Memahami bahwa tingkah laku tertentu ada sebabnya bisa dari sekolah, keluarga dan masyarakat;
d. Memahami tingkah laku peserta didik sehingga dapat menangani masalah-masalah
disiplin dengan tepat; e.
Menghindari pemberian penghargaan yang berlebihan terhadap peserta didik yang taat pada peraturan dan menyadari bahwa peserta didik yang “tidak menimbulkan
kesulitan” mungkin mengalami konflik emosional yang serius;
f. Mengetahui mana tingkah laku yang normal, mana yang kronis, dan bersedia untuk
menyerahkan peserta didik yang kronis tersebut kepada spesialis; g.
Bersedia menerima kenyataan bahwa setiap peserta didik berbeda dan bahwa peserta didik akan mencapai hasil terbaik apabila mereka mengetahui, memahami,
dan merencanakan kegiatan-kegiatannya sesuai dengan kebutuhannya.
Sedangkan tugas guru bidang studi yang berkenaan dengan pelaksanaan bimbingan di sekolah adalah:
a. Mendeteksi adanya kesulitan yang dihadapi peserta didiknya dan melaporkannya;
b. Membantu mengumpulkan informasidata untuk “cumulative record”
c. Menjadi penghubung antara sekolah dan orang tua peserta didik;
d. Menghubungkan pelajaran dengan pekerjaan yang dicita-citakan peserta didik;
e. Berpartisipasi dalam konferensi kasus case-conference;
f. Memberikan informasi kepada peserta didik tentang hal-hal yang berkenaan dengan
program bimbingan.
C. Usaha Kesehatan Sekolah