Iklim Akademis Pembelajaran BAHAN BACAAN

Peningkatan Kualitas Pembelajaran 48 3. Prinsip pengembangan kegiatan ekstrakurikuler a Individual, prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing; b Pilihan, kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela oleh peserta didik; c Keterlibatan aktif, kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh; d Menyenangkan, kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan mengembirakan peserta didik; e Etos kerja, kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil; f Manfaat sosial, kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat. 4. Kegiatan program pengembangan diri dalam bentuk kurikulum Kegiatan dalam kurikulum yang sifatnya tersembunyi. Biasanya dipergunakan untuk membiasakan dan membudayakan sikap, nilai, norma, tata krama, dan keterampilan lunak soft skills lainnya, seperti: a. Kegiatan rutin seperti: upacara, Sholat Dhuha, membaca Al-Quran Islam sebelum pembelajaran, semutlis sepuluh menit untuk lingkungan sekitar, mendoakan para guru sebelum belajar. b. Kegiatan spontan seperti: mengatasi perbedaan pendapat, melakukan gotong- royong mengatasi masalah yang terjadi, dsb. c. Kegiatan keteladanan berupa perilaku dan hal baik yang diamalkan warga sekolah madrasah, yang dapat diteladani para peserta didik seperti: datang tepat waktu, berpakaian rapi, tersenyum, dan memberi salam pada semua orang yang datang ke sekolah.

F. Iklim Akademis Pembelajaran

Definisi dalam konteks sekolah Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel: “school climate is a relatively enduring quality of the school environment that is experienced by participants, affects their behavior, and is based on their collective perceptions of behavior in schools” . Thomas J. Sergiovanni dan Robert J. Starratt: “Climate might be viewed as the enduring characteristics that describe the psychological character of a particular school, distinguish it from other schools, and influence the behavior of teachers and students, and as the psychological “feel” that teachers and students have for that school” . I klim menggambarkan ciri-ciri psikologis dari suatu sekolah tertentu, yang mempengaruhi tingkah laku dan perasaan guru dan peserta didik dan merupakan perasaan psikologis yang dimiliki guru dan peserta didik di sekolah tertentu. Iklim sekolah merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sekolah, seperti ekologi, dimensi sosial, kebudayaan, dan interaksi antar-individu, serta tata tertib yang berlaku. Iklim sekolah menentukan keefektifan sekolah, dalam hal: penekanan terhadap akademis, lingkungan yang kondusif untuk belajar, dan harapan untuk berhasil. Renato Tagiuri dalam Les Gallay dan Suet-ling Pong, iklim sekolah mencakup empat dimensi, yaitu: 1 ekologi; aspek-aspek fisik-material, seperti bangunan sekolah, ruang perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK, dan sejenisnya; 2 sosial, seperti moral kerja guru, latar belakang peserta didik, stabilitas staf dan sebagainya; 3 sistem social seperti struktur formal maupun informal atau berbagai peraturan untuk mengendalikan interaksi individu dan kelompok di sekolah, mencakup komunikasi kepala sekolah-guru, partisipasi staf dalam pengambilan keputusan, ketertiban peserta didik dalam pengambilan keputusan, kolegialitas, hubungan guru-siswa; dan 4 budaya: sistem nilai dan keyakinan, seperti norma pergaulan, ekspektasi keberhasilan, dan disiplin. Peningkatan Kualitas Pembelajaran 49 Iklim sekolah merupakan suatu input yang sejajar dengan kurikulum dan fasilitas pendidikan sumber daya dalam proses pendidikan yang ikut mempengaruhi proses pembelajaran dan akhirnya bermuara ke prestasi peserta didik.

G. Program Peningkatan Prestasi Peserta Didik