Tingkatan Partisipasi Jenis partisipasi

6. Partisipasi dalam menilai pembangunan yaitu keterlibatan masyarakat dalam menilai sejauh mana pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana dan sejauh mana hasilnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.2.3. Tingkatan Partisipasi

Menurut Hoofsteede dalam Khairuddin 2005:125 membagi partisipasi menjadi tiga tingkatan antara lain : 1. Partisipasi inisialisasi inisialisation participation Adalah partisipasi yang mengandung inisiatif dari pemimpin desa, naik formal maupun informal ataupun dari anggota masyarakat mengenai suatu proyek yang nantinya merupakan kebutuhan bagi masyarakat. Disini penduduk tidak hanya menjadi obyek pembangunan saja, tetapi juga sudah dapat menentukan dan mengusulkan suatu rencana yang dilaksanakan. 2. Partisipasi legitimasi legitimation participation Adalah partisipasi pada tingkat pembicaraan atau pembuatan keputusan tentang proyek tersebut. 3. Partisipasi eksekusi execution participation Adalah partisipasi pada tingkat pelaksanaan. Dimana partisipasi ini masyarakat hanya turut serta dalam pelaksaaan program proyek saja. Kemudian jika ditinjau dari segi motivasi, menurut Khairuddin 2006:126, partisipasi anggota masyarakat terjadi karena: 1. Takut atau terpaksa Partisipasi yang dilakukan dengan terpaksa atau takut biasanya akibat adanya perintah yang kaku dari atasan sehingga masyarakat seakan – akan terpaksa untuk melaksanakan rencana yang telah ditentukan. 2. Ikut – ikutan Partisipasi dengan ikut – ikutan hanya didorong oleh solidaritas yang tinggi diantara sesama anggota masyarakat. 3. Kesadaran Partisipasi yang timbul kehendak diri pribadi anggota masyarakat. Hal ini dilandasi oleh dorongan yang timbul dari hati nurani sendiri, dalam hal ini masyarakat dapat menerima pembangunan karena mereka sadar bahwa pembangunan tersebut semata – mata untuk kepetingan mereka juga. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya motivasi yang positif, masyarakat mau ikut berpartisipasi dan hasil dari partisipasi tersebut dapat dinikmati langsung oleh kasyarakat itu sendiri.

2.2.4. Jenis partisipasi

Menurut Mubyarto 1984:30, jenis partisipasi itu antara lain: 1. Partisipasi Tenaga Partisipasi tenaga adalah partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan daerah yang diwujudkan dalam bentuk sumbangan kerja. Tenaga kerja di desa sejauh ini masih dijiwai oleh rasa gotong royong yang telah berakar dalam jiwa masyarakat desa, walaupun tenaga kerja di desa belum sebaik yang dibutuhkan. 2. Partisipasi Pendapat Partisipasi pendapat yakni sumbangan yang diberikan masyarakat dalam bentuk sumbangan pikiran atau pendapat, saran yang menyangkut suatu kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan di desa. Biasanya diberikan pada waktu pertemuan atau musyawarah desa untuk mendapatkan kesepakatan bersama. Dalam hal ini masyarakat desa perlu dilibatkan dalam berbagai pertemuan tingkat desa sehingga seluruh aspirasi dan kehendak rakyat dapat ditempuh dalam pembangunan desa. Partisipasi ini merupakan partisipasi dalam menyerap memberi tanggapan trerhadap informasi baik dalam arti menerima dengan syarat maupun dalam arti menolaknya. Selain bentuk dan tingkatan partisipasi, dikenal juga tipe – tipe partisipasi, untuk itu perlu dikemukakan agar dalam memahami tentang partisipasi lebih mengarah pada apa yang menjadi kebutuhan penelitian, maka dapat diuraikan tentang tipe partisipasi. Koentjaraningrat dalam Tangkilisan 2005:324 mengemukakan bahwa partisipasi rakyat, terutama rakyat dalam pembangunan menyangkut dua tipe yang pada prinsipnya berbeda satu sama lain, yaitu : 1. Partisipasi dalam aktivitas bersama dalam proyek – proyek pembangunan khusus. Dalam tipe ini rakyat diajak dan dipesuasi untuk berpartisipasi dan menyumbangkan tenaga atau hartanya dalam pada proyek – proyek pembangunan yang khusus yang biasanya bersifat fisik. 2. Partisipasi sebagai individu diluar aktivitas – aktivitas bersama dalam pembangunan. Dalam tioe ini tidak ada proyek aktivitas bersama yang khusus tetapi ada proyek – proyek pembangunan yang biasanya tidak bersifat fisik dan memerlukan suatu partisipasi atas dasar kemauan sendiri.

2.2.5. Dampak Kegiatan Partisipatif