Partisipasi Masyarakat berupa Partisipasi Pendapat

memberitahukan bahwa mereka juga sudah berusaha merealisasikan 3M dengan semakismal mungkin. Sementara itu, ada hal lain yang juga perlu diperhatikan, yaitu Jumantik yang anggotanya adalah para masyarakat, berdasar pada hasil observasi, selama ini mereka telah berpartisipasi dengan baik dalam membantu Puskesmas dalam melaksanakan fungsinya.

2. Partisipasi Masyarakat berupa Partisipasi Pendapat

Fokus kedua adalah bahwa partisipasi masyarakat yang berupa Partisipasi Pendapat dalam pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah DBD cukup beragam. Walaupun diantara mereka masih ada yang terkesan bersifat pasif, dalam artian kurang seberapa mengerti tentang apa yang harus dilakukan untuk kebersihan lingkungannya, tetapi sebagian besar masyarakat sangatlah kompak dalam memberikan masukan baik kepada Jumantik maupun kader – kader Kelurahan Kalijaten untuk lekas melakukan upaya inovatif dalam mengatasi keadaan sungai yang memprihatinkan. Hal tersebut tidak lain adalah karena kondisi sungai yang kotor pada akhirnya akan selalu mendatangkan wabah penyakit. Berikut ini temuan hasil wawancara peneliti dengan pihak Kelurahan Kalijaten. Ibu Fatmawati sebagai informan, yang juga selaku Kepala Seksi Kesejahteraan Masyarakat Kelurahan Kalijaten menyatakan : “Oo itu. Mereka bagus kok selama ini dalam memberikan masukan – masukan atau pendapatnya. Bahkan mereka sangat peduli terhadap kondisi kebersihan lingkungannya”. wawancara tanggal 7 Oktober 2010 Senada dengan hal itu, Ibu Ratna Galih sebagai Pegawai Seksi Kesejahteraan Masyarakat Kelurahan Kalijaten mengungkapkan : “Iya bener mas, bahkan mereka sendiri yang langsung berbicara dengan kami dan menyarankan agar kinerja Jumantik lebih ditingkatkan. Mereka juga sudah paham bahwa pada umunya penyampaian saran itu melalui Jumantik”. wawancara tanggal 7 Oktober 2010 Setelah itu, peneliti kembali malakukan wawancara di rumah Bapak Karno selaku kader Jumantik. Mengenai hal ini beliau memberikan penjelasan : “Masyarakat disini memang paling aktif mas kalo disuruh memberi pendapat atau bahkan mengkritik. Mereka selalu mendorong – dorong para kader untuk mengusahakan pembersihan sungai secara lebih inovatif lagi, seperti dibangun bendungan, juga meminta para kader untuk menyampaikan keluhan pada Desa tetangga yang membuang sampah sembarangan di sungai karena Desa sini akhirnya terkena imbasnya”. wawancara tanggal 8 Oktober 2010 Kemudian peneliti kembali mendatangi rumah Mas Agung selaku warga RW 04 Kelurahan Kalijaten yang kebetulan waktu itu beliau sedang di rumah berdua dengan adik bungsunya karena anggota keluarganya yang lain sedang pergi. Beliau mempersilahkan peneliti mengunjungi rumahnya. Beliau lalu memberikan penejelasan : “Ehmm, hampir semua warga setau saya berhak mas memberi saran kepada kader – kader, tapi biasanya ada perwakilan dari warga kami, tapi saya kurang tau ya perkembangannya bagaimana”. wawancara tanggal 8 Oktober 2010 Setelah itu peneliti meminta izin kepada Mas Agung ke kamar mandi dan melakukan pengamatan tanpa sepengetahuan pemilik rumah. Hasil pengaamatan, peneliti mendapatkan temuan bahwa kamar mandi pemilik rumah bersih dan kecil. Kemudian peneliti mengaduk – aduk bak mandi dan ternyata bak mandi tidak kotor. Kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan informan yang lain, yakni Bapak Inung sebagai warga RT 07 RW 03. Beliau memberikan keterangan : “Nah, kebetulan sampean ngomong masalah ini sama saya mas. Karena emang saya yang paling aktif memberi saran dan ngritik kader – kader Kelurahan, akhirnya masyarakat yang lain ngikut. Kalo urusan kebersihan lingkungan, khusunya sungai, warga sendiri itu sudah kompak meminta perbaikan kondisi dan perawatan sungai, seperti pengentasan lumpur dengan mesin katrol, dan lain – lain, tapi sampe sekarang ya belum ada respon”. wawancara tanggal 8 Oktober 2010 Gambar 7 Keadaan sungai di Kelurahan Kalijaten Kecamatan Taman Kemudian, Mas Agung sebagai warga RW 04 kembali menambahkan: “Biasanya saran itu berupa permintaan dari warga kepada para kader untuk lebih memberikan sumbangsih pada kebersihan sungai mas. Tapi ndak tau kok kayaknya sampe sekarang gak ditanggapi. Sungai ini memang fatal lo, padahal ini dulu tinggi dan lebar, pada akhirnya rendah dan mengecil. Salah satu faktor setau saya memang ada yang pihak mengubur bagian tepi sungai untuk kepentingan pribadi, seperti untuk membangun teras rumah”. wawancara tanggal 8 Oktober 2010. Gambar 8 Rapat Warga mengenai perbaikan sungai di Kelurahan Kalijaten Lalu peneliti mendapatkan hasil observasi tentang keadaan jalan di Kelurahan Kalijaten. Pada dasarnya memang tampak bahwa kondisi jalan cukup tertata dengan rapi dan bersih, tetapi tidak dapat dipungkiri yang paling mencolok adalah kondisi sungai yang sangat memprihatinkan. Dari hasil temuan tentang fokus kedua, dapat dinyatakan bahwa sebagian warga memang aktif dan peduli terhadap kebersihan lingkungaanya, sehingga hal itulah yang mendasari mereka untuk memberikan saran – saran kepada para kader Kelurahan secara terus menerus untuk ikut memberikan sumbangsih berupa penydiaan sarana pembersihan dan peraawatan sungai, tetapi mereka belum ada respon sama sekali. Sehingga peneliti kembali mendatangi Kantor Kalurahan Kalijaten untuk melakukan kroscek tentang kebenaran pendapat masyarakat yang meminta kader Kelurahan untuk melakukan upaya inovatif terhadap perbaikan keadaan sungai tersebut. Lalu Ibu Fatmawati sebagai informan, yang juga sebagai Kepala Seksi Kesejahteraan Masyarakat Kelurahan Kalijaten memberikan penjelasan : “Ehmm, masalah itu, emang sih, warga disini emang selalu mempertanyakan soal itu, tapi pihakKelurahan sudah mengupayakan kok, kita udah mintain dana ke Pemkab. Kita pernah rapat bareng di Kantor Kecamatan, disitu ada kami kader Kelurahan, pihak Kecamatan, dan juga Pememerintah Dati II Sidoarjo, hampir seluruh Ketua RT di Kalijaten juga hadir, perwakilan warga juga ada. Kan rapat waktu itu tujuannya emang membahas masalah pengerukan sungai Kalijaten, dan usaha – usaha lain yang ada sangkut pautnya. Makanya jujur aja, saya heran kalo sampe ada warga atau bahkan Ketua RW atau RT yang nggak tau”. wawancara tanggal 13 Oktober 2010 Dengan hasil observasi yang penulis dapatkan, terdapat ambiguitas antara warga dengan para kader Kelurahan karena saran atau pendapat yang diajukan oleh warga kepada kader Kelurahan menurut sebagian warga tidak direspon, tetapi dari sisi kader Kelurahan, semua pendapat sudah disampaiakan kepada Pemerintah Dati II Sidoarjo yang juga diketahui oleh perwakilan dari masyarakat. Di sisi lain, partisipasi pendapat ’masyarakat umum’ terhadap tugas Puskesmas dan Jumantik menunjukkan masyarakat lebih sering meminta supaya kader Puskesmas lebih teratur dalam pelaksanaan fogging, dan menyarankan pada Jumantik supaya melaksanakan PJB Pemeriksaan Jentik Berkala secara teratur. Adapun mengenai Larvasidasi dan Penyuluhan mereka tidak pernah memberi saran atau pendapat. Jumantik sendiri sebagai ’masyarakat khusus’ tidak pernah memberikan saran apapun dikarenakan mereka lebih berfungsi sebagai ’tangan kanan’ Puskesmas sehingga tidak bisa melakukan apapun terhadap Puskesmas.

3. Partisipasi Masyarakat berupa Partisipasi berdasarkan