Larvasidasi dan Penyuluhan mereka tidak pernah memberi saran atau pendapat.
Jumantik sendiri sebagai ’masyarakat khusus’ tidak pernah memberikan saran apapun dikarenakan mereka lebih berfungsi sebagai
’tangan kanan’ Puskesmas sehingga tidak bisa melakukan apapun terhadap Puskesmas.
3. Partisipasi Masyarakat berupa Partisipasi berdasarkan
Kesadaran, Takut atau Terpaksa, dan Ikut - Ikutan.
Fokus ketiga dalam penelitian adalah Partisipasi Masyarakat berupa Partisipasi yang didasarkan pada Kesadaran adalah sebagai
berikut. Temuan untuk fokus ketiga adalah partisipasi masyarakat yang
didasarkan kesadaran adalah cukup beragam, ada yang didasari oleh perasaan ingin hidup sehat, ada yang memang benar – benar
melakukan partisipasi dengan kesadaran tinggi, dan ada pula yang hanya sekedar ikut – ikutan, bahkan ada yang merasa terpaksa karena
takut terkena penyakit. Hasil wawancara dengan Informan yaitu Bapak Iswadi selaku
Sekretaris Camat Kecamatan Taman, baliau menjelaskan sebagai berikut :
“Waduh, kalo secara detailnya saya kurang tau mas, karena program ini kan mutlak pelaksananya adalah Puskesmas. Tapi
mungkin kalo secara global, setau saya memang menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat itu susah,
yang pada akhirnya penyakit semacam DBD itu gampang menyebar”.
Kemudian Bapak Samsul yang juga sebagai Informan, yaitu Kepala Puskesmas Taman menambahkan :
“Memang mas ya, selama ini faktor terbesar penyebab wabah – wabah penyakit itu gampang menyebar adalah karena kesadaran
masyarakat dalam berpola hidup sehat. Itu memang susah. Sekalipun kita dari Puskesmas sudah memberi bantuan apapun,
baik upaya – upaya promotif maupun upaya – upaya preventif, tetep aja nggak ngefek selama pola hidup masyrakatnya kayak
gitu”. Senada dengan Bapak Samsul, Mas Imam Soleh sebagai
Pengelola Program Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Puskesmas Taman mengatakan :
“Iya bener, selama ini kami memang sudah mengupayakan perlawanan penyakit dan perlindungan kepada masyarakat dari
wabah – wabah penyakit semacam DBD, tapi tetep, ujung – ujungnya juga kembali pada kesadaran masyarakat, Walaupun
selama ini pemantauan saya tentang Jumantik memang bagus.” Lain dari pada itu, Ibu Fatmawati sebagai Kepala Seksi
Kesehatan Masyarakat menjelaskan : “Kesadaran mereka rata – rata sudah bagus kok. Itu bisa terbukti
saat pelasksanaan kerja bakti, mereka selalu semangat”.
Gambar 9 Partisipasi Masyarakat berdasarkan kesadaran
Di Kecamatan Taman
Hasil disini bisa menghasilkan suatu ambiguitas mengenai fokus yang ketiga, dikarenakan jawaban yang diberikan oleh Pihak
Puskesmas Taman sebagai pelaksana dan pemantau Program dengan Pihak Kelurahan Kalijaten sangatah berbeda. Pihak Puskesmas
mengatakan bahwa masyarakat selalu sulit untuk meningkatkan kesadaran dalam berpola hidup sehat, yaitu dengan menjaga dan
merawat kebersihan lingkungannya, sedangkan pihak Kelurahan Kalijaten mengatakan bahwa kesadaran masyarakat dalam menjaga dan
merawat lingkungannya sudah sangat bagus. Kemudian peneliti melanjutkan wawancara dengan beberapa
masyarakat. Salah satunya adalah dengan Bapak Lamidi, ketua RW 03, beliau menerangkan :
“Kesadaran masyarakat pada umumnya emang sudah bagus mas, kita lo tiap bulannya kerja bakti. Itu kan juga karena kita
semua takut terkena apa – apa kalo nggak bersih – bersih, masnya kan tau sendiri keadaan sungainya gimana.”.
Setelah itu peneliti meminta izin kepada Bapak Lamidi ke kamar
mandi dan melakukan pengamatan tanpa sepengetahuan pemilik rumah, hasil pengaamatan yang di dapat yaitu peneliti mendapatkan temuan
bahwa kamar mandi pemilik rumah cukup bersih. Kemudian peneliti mengaduk – aduk bak mandi dan ternyata bak mandi tidak kotor.
Selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan yang sama dengan beberapa informan yaitu para masyarakat yang lain, salah satunya
adalah Bapak Inung, warga RT 07 RW 01, beliau memberikan argumennya sebagai berikut :
“Sebetulnya orang sini sudah paham kok tentang apa yang harus mereka lakukan terhadap lingkungannya, termasuk untuk
menjaga kebersihan, -mereka pasti ingin hidup sehat. Tapi semua juga sudah tau, kalo sungai – sungai ini tidak direken, ya
mas pasti tau sendiri resikonya bagaimana. Akhirnya nggak salah juga kalo pada akhirnya ada orang yang jadi malas
mengurus kebersihan”. Seperti sebelumnya, peneliti meminta izin kepada Bapak Inung
ke kamar mandi dan melakukan pengamatan tanpa sepengetahuan pemilik rumah, hasil pengaamatan yang di dapat yaitu peneliti
mendapatkan temuan bahwa kamar mandi pemilik rumah serta kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan cukup baik.
Lain halnya dengan Mbak Nita, tetangga Bapak Inung, beliau memberikan keterangan :
“Halah kalo saya ikut aja mas. Kalo yang lain bersih – bersih atau kerja bakti, ya saya sama Bapak dan Mak ya ikut, tapi kalo
nggak ada ya nggak ikut”. Setelah melakukan wawancara dengan Mbak Nita, tanpa sadar
peneliti melihat keadaan bangunan ataupun rumah – rumah di Kelurahan Kalijaten yang memang jarak antara rumah yang satu dengan
lainnya sangatlah dekat, bahkan saling menempel, sehingga berakibat kepadatan penduduk disini memang cenderung tinggi.
Hasil yang di dapat dari fokus yang ketiga ini cukup beragam. Hal itu dikarenakan sebagian dari mereka merasa perlu untuk
bepartisipasi membersihkan lingkungan karena takut terkena penyakit, tetapi ada juga yang memang benar – benar berpartisipasi karena
memiliki tingkat kesadaran yang tinggi. Tetapi di satu sisi justru ada sebagian masyarakat yang bersedia berpartisipasi dengan dasar ikut –
ikutan saja.
Pada akhirnya bisa disimpulkan bahwa Partisipasi berdasarkan kesadaran adalah partisipasi yang paling banyak dilaksanakan.
Sementara partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan tugas Puskesmas dan Jumantik di sini menunjukkan bahwa mereka memang
berpartisipasi dengan penuh kesadaran berupa support yang baik, hanya pada pelaksanaan Larvasidasi mereka cenderung berpartisipasi karena
terpaksa dan menganggap remeh hal tersebut.
4.3. Pembahasan
Dalam pembahasan, satu analisa data yang didasarkan prosedur : pengumpulan data dan reduksi yang tidak tampak dalam laporan ini,
selanhutnya adalah tahap penyajian data yang dapat dibaca pada sub Bab Hasil penelitian yang tersusun secara berurutan tiga focus penelitian dn
yang terpenting adalah Pembahasn guna mendapatkan kesimpulan dan bisa memberikan saran yang tepat.
Pada sub bab ini akan diuraikan pembahasan sebagai berikut : Inti dari Program Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah
Dengue DBD itu sendiri berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.581MenkesSKVII1992 tentang Pemberantasan Penyakit Demam
Berdarah Dengue DBD adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperan serta atau berpartisipasi dalam menjaga dan merawat
kebersihan lingkungan agar terhindar dari wabah penyakit. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Program Pemberantasan
Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD sangatlah penting kedudukannya, karena satu – satunya faktor penentu kondisi kebesihan
suatu lingkungan adalah kesadaran masyarakatnya untuk merawat dan peduli pada lingkungan.
1. Partisipasi Masyarakat berupa Partisipasi Tenaga