Partisipasi Bentuk Partisipasi Landasan Teori

PJB, akan tetapi tugas yang diberikan kepada Ibu – Ibu Pemantau Jentik Bumantik dalam melaksanakan Jumantik tiap minggunya telah diabaikan, dan mereka telah merekayasa data – data dari puskesmas. Penelitian yang akan dilakukan ini berbeda dengan penelitian yang pernah ada. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable lain. Maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode yang bersifat deskriptif dengan maksud untuk mempelajari secara intensif mengenai partisipasi masyarakat yang berupa partisipasi tenaga terhadap pelaksanaan Program Pemberantasan PenyakitDemam Berdarah Dengue DBD, khusunya yang diperuntukkan bagi masyarakat, yatiu Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN-DBD. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bukanlah duplikasi atau replikasi. 2. 2. Landasan Teori

2.2.1. Partisipasi

Davis dalam Tangkilisan 2005:321 memberikan pengertian partisipasi sebagai berikut : “Participation is defined as an individual as mental and emotional involvement in agroe situation that encourages him to contribute to group goals and share responsibility for them”, partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang – orang dalam situasi yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada kelompok dan berbagai tanggung jawab dalam pencapaian tujuan. Seorang dikatakan berpartisipasi dalam suatu kegiatan pemabangunan termasuk pembangunan kesehatan apabila orang tersebut benar – benar melibatkan diri secara utuh dengan mental dan emosinya dan bukan secara hadir, serta bersifat pasif dalam aktivitas tersebut. Menurut Sihombing dalam Khairuddin 2002:127, adalah “partisipasi dalam konteks pembangunan yang memerdekakan bukan semata – mata kebaikan hati para elit pemgambil keputusan, akan tetapi partisipasi adalah hak dasar yang sah dari umat manusia untuk turut serta merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan pembangunan yang menyajikan harapan pemerdekaan dirinya”. Pendapat Mubyarto dalam Ndraha 1990:102 mendifinisikan : “partisipasi sebagai kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampauan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri”. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi merupakan keikutsertaan mental dan emosional individu yang merupakan hak dasar yang sah bagi setiap individu dalam kesediaanya untuk turut serta dan menentukan keberhasilan setiap program pembangunan sesuai dengan kemampuan setiap individu.

2.2.2. Bentuk Partisipasi

Agar dapat memahami bagaimana bantuk partisipasi di masyarakat maupun dalam organisasi, sebaiknya diuraikan terlebih dahulu bagaimana bentuk partisipasi yang dimaksud. Pendapat Nelson dalam Tangkilisan 2005:323-324 menyebtkan dua macam bentuk partisipasi, yaitu : 1. Partisipasi Horisontal Yaitu partisipasi diantara sesame warga atau anggota masyarakat, dimana masyarakat mempunyai kemampuan berprakarsa dalam menyelesaikan secara bersama suatu kegiatan pembangunan. 2. Partisipasi Vertikal Partisipasi antara masyarakat sebagai suatu keseluruhan dengan pemerintah dalam hubungan dimana masyarakat berada pada posisi sebagai pengikut atau klien. Sedangkan menurut menurut Ndraha 1990:103-104, partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat juga memiliki bentuk atau tahapan – tahapan seperti yang dikemukakan antara lain : 1. Partisipasi dalam atau melalui kontak dengan pihak lain contact change sebagai salah satu titik awal perubahan sosial. 2. Partisipasi dalam memperhatikan atau menyerap dan memberi tanggapan terhadap informasi baik dalam arti menerima mentaati, memenuhi, dan melaksanakan, mengiyakan menerima dengan syarat maupun dalam arti menolaknya. 3. Partisipasi dalam perencanaan pembagunan termasuk pengambilan keputusan . 4. Partisipasi dalam pelaksanaan operasional pembangunan. 5. Partisipasi dalam menerima, memelihara, dan mengembangkan hasil pembangunan. 6. Partisipasi dalam menilai pembangunan yaitu keterlibatan masyarakat dalam menilai sejauh mana pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana dan sejauh mana hasilnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.2.3. Tingkatan Partisipasi