Dengan sistem DNS ini maka sebuah komputer selain memiliki nomor IP address missal : 192.168.2.2 juga memiliki host name misal: kampus.ac.id yang
dapat diingat dengan mudah, antara nomor IP dengan host name tersebut adalah sama. Ketika mengetikan nama kampus.ac.id, maka sama dengan mengakses
komputer dengan alamat IP 192.168.2.2. Agar hal tersebut dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan suatu routing paket dalam suatu jaringan sehingga komputer
dapat menerjemahkan host name yang telah dimasukkan user menjadi alamat-alamat IP komputer yang dituju. Secara ringkas sistem DNS dapat membuat komputer
memiliki kemampuan menerjemahkan atau translasi nama host komputer ke nomor IP komputer. Priyo Utomo:2006
2.7 Dynamic Host Configuration Protokol DHCP
Ketika jumlah komputer dalam jaringan bertambah banyak, maka akan semakin kesulitan untuk mengingat satu per satu nomor IP pada masing-masing
komputer. Maka protokol TCPIP mempunyai fitur untuk mengatur konfigurasi nomor IP secara otomatis, yaitu dengan DHCP server. DHCP Dynamic Host
Configuration Protokol digunakan untuk menyimpan track-track IP dan memberikan nomor IP address secara otomatis.
Pada saat booting awal, komputer mengirim panggilan untuk mencari DHCP
server untuk memperoleh sebuah nomor IP address. Nomor IP yang diberikan bersifat dinamis maksudnya tidak permanent atau hanya berlaku dalam jangka waktu
tertentu saja. Ketika sebuah komputer dalam jaringan melakukan koneksi dengan sebuah DHCP server, maka akan dilihat jangka waktu pemakaian IP, jika masih
berlaku maka nomor IP tetap terus digunakan tetapi jika tidak berlaku maka nomor IP tersebut tidak bisa digunakan kembali dan harus menggunakan nomor IP baru. Priyo
Utomo:2006
2.8 Protokol Routing
Informasi table routing dapat saja di entrykan oleh administrator secara manual.inilah yang disebut routing statis. Routing statis cocok digunakan pada router
jaringan local atau LAN yang hanya memiliki satu rute menuju network lain.kita tidak memerlukan protocol routing dinamis apabila tidak ada pilihan rute lain.
Routing dalam internetwork sebaiknya menggunakan metode routing dinamis dan hanya menggunakan routing statis pada kondisi yang tidak memungkinkan
penggunaan routing dinamis.keuntungan routing dinamis antara lain : 1.
lebih mudah dikelola,karena tidak banyak memerlukan campur tangan manusia. 2.
dapat beradaptasi terhadap perubahan kondisi internetwork penambahan jaringan baru, putusnya jaringan, dan sebagainya.
3. route ditentukan berdasarkan informasi dari router lain. Priyo Utomo:2006
2.8.1 IGP Interior Gateway Protokol
IGP Interior Gateway Protokol atau Interior Routing Protokol, protokol IGP dikembangkan untuk menghubungkan router-router yang ada di bawah kendali
administrator jaringan.contoh protokol yang termasuk IGP adalah a.
RIP Routing Information Protokol b.
OSPF Open Shortest Path First
c. EIGRP Enhanced Interior Gateway Routing Protokol. Sofana Iwan:2008
2.8.2 EGP Exterior Gateway Protokol
EGP Exterior Gateway Protokol atau Exterior Routing Protokol, EGP digunakan untuk menghubungkan router-router yang termasuk dalam kelompok
IGRP.oleh sebab itu, EGP tidak berada di bawah kendali administrator jaringan tertentu. Contoh protokol yang termasuk dalam kategori ini adalah Border Gateway
Protokol BGP. BGP digunakan pada jaringan berskala besar dan menghubungkan beberapa IGP.Sofana Iwan:2008
2.9 RIP
Routing Information Protokol RIP mengirim routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop
untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote, tetapi RIP secara default memiliki sebuah nilai jumlah hop maksimum yang diizinkan, yaitu 15, berarti nilai 16
tidak terjangkau unreachable. RIP bekerja baik pada jaringan kecil, tetapi RIP tidak efisien pada jaringan besar dengan link WAN atau jaringan yang menggunakan
banyak router. Karakteristik RIP sebagai berikut : a.
Routing protokol distance vector. b.
Metric berdasarkan pada jumlah lompatan hop count untuk pemilihan jalur. c.
Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang. d.
Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.
RIP v1
menggunakan clasfull routing, yang berarti semua alat di jaringan
harus menggunakan subnet mask yang sama. Ini karena RIP v1 tidak mengirim update dengan informasi subnet mask di dalamnya. RIP v2 menyediakan sesuatu
yang disebut prefix routing, dan bisa mengirim informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route, ini disebut classless routing. Berikut uraian
mengenai RIP versi 1 dan RIP versi 2 : 1.
RIP versi 1 : a.
Routing vektor jarak yang dimodifikasi dengan triggered update dan split horizon dengan poisonous reverse untuk meningkatkan kinerjanya.
b. Diperlukan supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk
menghitung rute dalam jaringan TCPIP. c.
Informasi yang dipertukarkan RIP berupa host, network, subnet, dan rute default.
2. RIP versi 2 :
a. Enhancement dari RIP versi 1 ditambah dengan beberapa kemampuan baru.
b. Algoritma routing sama dengan RIP versi 1.
c. Perbedaan terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim.
d. Kemampuan baru RIP versi 2 antara lain tag untuk rute eksternal, subnet
mask, alamat hop berikutnya, dan autentikasi. Sofana Iwan:2008
2.10 OSPF