Asumsi Klasik METODOLOGI PENELITIAN

54 n = jumlah pengamatan K = jumlah variabel bebas 2. Kriteria pengujian : H diterima jika t hit ≤ t tab, artinya secara parsial variabel bebas tidak terdapat pengaruh terhadap variabel terikat. H ditolak jika t hit t tab, artinya secara parsial variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Gambar 5 : Kurva distribusi penerimaan atau penolakan hipotesis secara parsial -t α 2, n - k - 1 -t α 2, n - k - 1 Sumber : Sudrajat, 1998. Mengenal Ekonometrika Pemula, Catatan kedua CV Armico, Bandung, hal : 194

3.5 Asumsi Klasik

Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, multikoliniearitas, dan heteroskedastisitas dalam hasil estimasi, karena apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik 55 tersebut, uji t dan uji f yang dilakukan sebelumnya menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh, untuk itu dilakukan uji asumsinya. Tujuan utama penggunaan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan keofisien regresi yang terbaik linear dan tidak bisa BLUE = Best Linear Unbiased Estimator, sifat dari BLUE itu sendiri adalah : a. Best = Pentingnya sifat ini bila diterapkan dalam uji signifikan buku terhadap α dan β. b. Linear = sifat ini dibutuhkan untuk memudahkan dalam penaksiran. c. Unbased = nilai jumlah sampai sangat besar penaksiran parameter diperoleh dari sample besar kira-kira lebih mendekati nilai parameter sebenarnya. d. Estimasi = e sebenarnya sekecil mungkin.

1. Autokorelasi

Satu dari asumsi penting dari modal regresi lincar linear klasik adalah bahwa kesalahan atau gangguan Ui yang masuk ke dalam fungsi regresif populasi adalah random atau tak berkorelasi. Jika ini dilanggar, kita mempunyai problem serial korelasi atau autokorelasi. Gudjarati, 1991 : 223. Sedangkan yang dimaksud dengan autokorelasi yaitu keadaan dimana kesalahan pengganggu dalam suatu periode tertentu berkorelasi dengan kesalahan pengganggu periode lain. Pengujian terhadap gejala 56 autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji statistik Durbin Watson. Gudjarati, 1991 : 215 Dimana : e t adalah residual pebedaan variabel tak bebas yang sebenarnya dengan variabel takbebas yang ditaksir dari setiap periode waktu. Sedangkan e t-1 adalah residual dari waktu sebelumnya. Gambar 6 : Distribusi daerah keputusan autokorelasi Dari hasil d hitung kemudian dibandingkan dengan d tabel Hipotesia : H : ada autokorelasi positif atau autokorelasi negative H1 : Tidak ada autokorelasi positif atau autokorelasi negative 57 Uji autokorelasi ini, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara residusisa regresi pada kasus ke-n dengan residu kasus ke-n-1

2. Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada kesalahan pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Hal tersebut dilambangkan sebagai : E Dimana : σ 2 = varian I = 1,2,3,4 ….n Apabila didapat varian yang sama maka asumsi homokedastisitas penyebaran yang sama diterima.

3. Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana suatu atau lebih variabel independent terdapat korelasi atau hubungan dengan variabel independent lainnya, dengan kata lain satu atau lebih variabelnya merupakan suatu fungsi linear dari variabel independent yang lain. Untuk mempermudah dalam melakukan pengujian maka terlebih dahulu dilakukan uji korelasi. Uji korelasi ini dilakukan untuk melihat hubungan masing-masing variabel independent. Kemudian dari pengujian tersebut dapat diperoleh nilai r 2 . 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN