dari penjualan saham, sehingga beta mempunyai pengaruh yang negatif terhadap struktur modal.
2.2.5.3. Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal
kebanyakan perusahaan industri sebagian besar modalnya terdiri dari aktiva tetap fixed assets akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan
modal daripada modal yang permanen, yaitu modal sendiri sedang modal asing sifatnya adalah sebagai pelengkap. hal ini dapat dihubungkan dengan
adanya aturan struktur finansiil konservatif yang horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat
menutup jumlah aktiva tetap dan aktiva lain yang sifatnya permanen.dan apabila sebagian besar dari aktivanya adalah aktiva lancar akan
mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan hutang jangka pendek, Jadi dapat dikatakan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh
terhadap struktur modal. jika pengukuran struktur aktiva didasarkan pada rasio antara total aktiva tetap terhadap total aktiva
Susunan aktiva dalam hal ini dapat dilihat dari 2 sisi, yaitu: 1.
tangibility atau analisis yang digunakan untuk menghitung seberapa besar aktiva perusahaan yang dapat dijadikan jaminan atas hutang
2. depresiasi atau analisis yang digunakan untuk melihat seberapa besar
biaya penyusutan yang terjadi atas aktiva tetap perusahaan, setelah itu akan dilihat seberapa besar depresiasi mempengaruhi struktur aktiva
tersebut
Banyak riset yang menguji korelasi antara leverage dan asset structure di negara-negara berkembang dan hasilnya telah membuktikan terdapat
hubungan yang positif, karena asset-asset berwujud mudah dikorelasikan menjadi hutang-hutang janga pendek. guna mengurangi resiko pemberian
pinjaman. Maka khusus untuk hutang-hutang jangka panjang apabila komposisi aktiva suatu perusahaan bersifat capital – intensive, maka yang
diutamakan adalah equity – financing. Yaitu artinya penggunaan modal internal lebih disukai oleh manajer dan modal pinjaman sifatnya hanya
merupakan pelengkap. terutama untuk memenuhi kebutuhan dana bagi modal kerja.
Moh’d larry dan james 1998 dalam penelitian menunjukkan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap keputusan struktur modal
yang dilakukan oleh manajer, demikian pula dengan penelitian yang dilakukan Bhaduri 2002 yang menunjukkan adanya pengaruh dari struktur
aktiva terhadap keputusan struktur modal. Penelitian ini yang dilakukan oleh Krishnan 1996 pada perusahaan – perusahaan besar di Negara
industri juga menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal Jadi dapat diartikan bahwa semakin besar struktur aktiva
suatu perusahaan maka semakin kecil pula struktur modal suatu perusahaan tersebut karena ini dinilai perusahaan dengan struktur aktiva yang tinggi
lebih mengutamakan penggunaan modal sendiri daripada modal asing yang dianggap lebih beresiko. Maka dapat disimpulkan struktur aktiva
mempunyai hubungan yang negatif terhadap struktur modal.
2.2.5.4.Pengaruh struktur kepemilikan terhadap struktur modal
Struktur kepemilikan :adalah struktur kepemilikan saham, yaitu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh “orang
dalam”insiders dengan jumlah saham yang dimilik oleh para investor jahera dan aurburn, 1996 dalam penelitian Yuke Prabansari dan Hadri
Kusuma. Semakin banyak manajer yang mempunyai saham dalam perusahaan,
maka semakin tinggi hutang perusahaan sehingga struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Pemegang saham mayoritas mempunyai kemampuan untuk melakukan monitoring terhadap keputusan manajemen perusahaan Brailsford, Oliver
dan Pua 1999 dalam penelitian Danu Suryo Nugroho 2009, dan memiliki hak suara yang lebih kuat dibandingkan dengan pemegang saham public.
Oleh karena itu pemegang saham mayoritas bisa menguasai dan mengawasi dewan direksi, dimana salah satu fungsinya adalah mengawasi dewan direksi
secara langsung. Sementara itu pemegang saham public secara individu tidak memiliki suara signifikan untuk mempengaruhi manajemen
perusahaan atau menempatkan perwakilannya pada dewan komisaris. Kecuali apabila terjadi koalisi antara pemegang saham public satu dengan
yang lain, sehingga menghasilkan hak suara yang signifikan, namun koalisi ini akan membutuhkan biaya penggalangan koalisi oleh karena itu koalisi
hanya akan terjadi apabila keuntungan timbul akan lebih besar daripada biaya koalisi Arianto, 2002 dalam pemelitian Danu Suryo Nugroho,
penelitian Brailsford, Oliver dan Pua 1999 dalam Danu Suryo Nugroho 2009 mendapatkan hasil bahwa struktur kepemilikan berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal. Penelitian saidi 2004 dalam Titik Indrawati dan Suhendro 2006 mengemukakan bahwa semakin banyak
manajer yang mempunyai saham dalam perusahaan, maka semakin tinggi hutang perusahaan. Struktur kepemilikan akan mengurangi Agency problem,
apabila banyak pemegang saham yang menjadi manajer perusahaan maka agency problem akan rendah, perusahaan akan memilih berhutang untuk
mengembangkan perusahaannya. Penelitian saidi 2004 dalam Danu Suryo Nugroho 2009 mendapatkan hasil bahwa struktur kepemilikan
berpengaruh positif yang signifikan terhadap struktur modal. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar struktur kepemilikan
perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat struktur modal perusahaan yaitu yang diartikan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan saham yang
dimiliki oleh manajer insider terhadap proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh investor, maka semakin tinggi hutang perusahaan, sehingga
struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap struktur modal.
2.3. Kerangka konseptual