Uji Asumsi Klasik Analisa Data dan Pengujian Hipotesis

59 setiap ada kenaikan sebesar satu-satuan maka akan berdampak pada penurunan Struktur Modal Perusahaan sebesar -257,928 satuan. β 4 = 6,389 menunjukkan bahwa faktor Struktur Kepemilikan mempunyai pengaruh positif terhadap Struktur Modal Perusahaan Securities yang go public di BEI, dapat diartikan apabila ada kenaikan pada Struktur Kepemilikan maka Struktur Modal Perusahaan akan mengalami peningkatan dan begitu pula sebaliknya. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan sebesar satu-satuan maka akan berdampak pada peningkatan Struktur Modal Perusahaan sebesar 6,389 satuan.

4.3.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum diuji persamaan regresi sesuai dengan pengujian secara simultan maupun secara parsial, maka akan dilihat terlebih dahulu apakah persamaan : Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + ε i Yang diasumsikan tidak terjadi pengaruh besar antar variabel bebas atau regresi yang bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut betul-betul linier dan tidak bias atau tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Pengujian ini terdiri dari : 60 1. Uji Multikolinieritas Digunakan untuk menguji apakah variabel bebas saling berkorelasi satu dengan lainnya. Untuk mengetahui apakah gejala ini maka dapat diketahui dengan cara yaitu besaran VIF dan Tolerance. a. Besarnya VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance - Jika VIF melebihi angka 10, maka variabel tersebut mengindikasikan adanya multikolinieritas. Gujarati b. Nilai Eigenvalue mendekati 0 Singgih Santoso c. Condition Index melebihi angka 15 Singgih Santoso Dari hasil perhitungan diperoleh nilai VIF dan Tolerance yaitu : Tabel 4.7 Nilai Tolerance dan VIF Keterangan Tolerance VIF X 1 0,909 1,100 X 2 0,946 1,057 X 3 0,942 1,062 X 4 0,985 1,015 Sumber : Data Diolah Nilai tersebut menunjukkan bahwa persamaan regresi tersebut bebas dari gejala multikolinieritas, karena nilai Tolerance mendekati angka 1 dan nilai VIF disekitar 1 dan tidak melebihi 10. 61 2. Uji Autokorelasi Autokorelasi : Adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 sebelumnya. Jika data di atas 15 Catatan: Autokorelasi pada sebagian besar data time series. Deteksi Autokorelasi: a. Besarnya Angka Durbin Watson Patokan : Angka D-W di bawah –2 ada autokorelasi positif Angka D-W di atas +2 ada autokorelasi negatif Angka Berada diantara –2 sampai +2 Tidak ada Autokorelasi atau Membandingkan dengan Tabel Durbin Watson Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini. Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada autokorelasi negatif dL dU 4 - dU 4 - dL 4 ad a a u to k o re la si p o sitif daerah keragu raguan ad a a u to k o re la si n eg at if daerah keragu raguan a. Koefisien determinasi berganda R square tinggi b. Koefisien korelasi sederhananya tinggi. c. Nilai F hitung tinggi signifikan 62 d. Tapi tak satupun atau sedikit sekali diantara variabel bebas yang signifikan. Untuk asumsi klasik yang mendeteksi adanya autokorelasi di sini dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan hasil bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1,428 dimana dL1,361 dan dU1,720, hal ini menunjukkan bahwa Durbin Watson berada di daerah tidak ada autokorelasi positif maupun negatif. 3. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas : Varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain mempunyai varian yang berbeda. Jika sama namanya Homoskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mempunyai Heteroskedastisitas. Deteksi Adanya Heteroskedastisitas : a. Dari Scatter Plot Residual b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. : jika ada pola tertentu seperti titik-titik point- point yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, menyebar kemudian menyempit c. Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel X. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus rank Spearman adalah : 63 r s 1 N N d 2 2 i − ∑ = 1 – 6 Keterangan : d i = perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-i N = banyaknya data Pengujian Heteroskedastisitas di sini menggunakan korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dengan hasil analisis dan Correlations 1,000 ,658 ,445 -,115 ,063 ,658 1,000 ,210 ,208 -,055 ,445 ,210 1,000 -,033 -,064 -,115 ,208 -,033 1,000 -,099 ,063 -,055 -,064 -,099 1,000 . ,000 ,001 ,219 ,334 ,000 . ,076 ,078 ,355 ,001 ,076 . ,412 ,332 ,219 ,078 ,412 . ,251 ,334 ,355 ,332 ,251 . 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Y X1 X2 X3 X4 Y X1 X2 X3 X4 Y X1 X2 X3 X4 Pearson Correlation Sig. 1-tailed N Y X1 X2 X3 X4 Scatter Plot Residual. korelasi rank Spearman sbb: Nonparametric Correlations Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel Pertumbuhan Aktiva X1 sig = 0,000, Resiko Bisnis X2 sig =0,001, Struktur Aktiva X3 sig=0,219 dan Struktur Kepemilikan X4 sig=0,334, maka TIDAK mempunyai korelasi yang signifikan antara residual dengan variabel 64 bebasnya, berarti semua variabel penelitian tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dari gambar diagram Scatter Plot Residual 4 2 -2 -4 Regression Studentized Residual 4 3 2 1 -1 -2 R egressi on S tandardi zed P redi ct ed V a lu e Dependent Variable: Y Scatterplot Sbb: Dari diagram pancar residual diatas diketahui tidak membentuk pola tertentu, maka regresi dinyatakan terbebas dari heterokedastisitas dan memenuhi persyaratan asumsi klasik tentang heterokedastisitas

4.3.3. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, RESIKO BISNIS, STRUKTUR AKTIVA DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013

0 3 23

BAB 1 Pengaruh Resiko Bisnis, Profitabilitas, Struktur Aktiva, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014.

0 3 7

PENGARUH RISIKO BISNIS , PROFITABILITAS , STRUKTUR AKTIVA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Resiko Bisnis, Profitabilitas, Struktur Aktiva, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struk

1 4 15

PENGARUH PERTUMBUHAN AKTIVA, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP STRUKTUR Pengaruh Pertumbuhan Aktiva, Profitabilitas, Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI (Bursa Efek Indonesia

0 4 15

PENGARUH PERTUMBUHAN AKTIVA, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP STRUKTUR Pengaruh Pertumbuhan Aktiva, Profitabilitas, Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI (Bursa Efek Indonesia

0 4 15

BAB 1 Pengaruh Pertumbuhan Aktiva, Profitabilitas, Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI (Bursa Efek Indonesia) Tahun 2011-2013.

0 3 7

PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN,STRUKTUR AKTIVA,PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL SERTA DAMPAKNYA TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 83

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY

0 0 16

ANALISIS PERTUMBUHAN AKTIVA, RESIKO BISNIS, STRUKTUR AKTIVA, STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN SECURITIES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 22

PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN,STRUKTUR AKTIVA,PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL SERTA DAMPAKNYA TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 22