Alasan pemilihan variabel tersebut didasarkan pada adanya penggunaan dasar perhitungan rumus-rumus dan dinyatakan dalam bentuk
angka-angka. Adapun penjelasan dari faktor-faktor yang digunakan adalah:
2.2.5.1. Pengaruh pertumbuhan aktiva terhadap struktur modal
Pertumbuhan bagi perusahaan merupakan sesuatu yang harus dimaksimalkan. Bila pertumbuhan perusahaan meningkat maka pangsa pasar
dan keuntungan perusahaan meningkat pula. Untuk memperluas pasar atau ekspansi perusahaan selanjutnya maka memerlukan modal dalam jumlah
yang besar. Apabila modal atau dana yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi maka perusahaan harus mencari tambahan dana untuk keperluan
tersebut. Hal ini juga dapat dilihat dari pendapat yang dikemukakan oleh Weston dan Brigham 1994:175 yang menyatakan bahwa perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan pada modal eksternal. Lebih jauh lagi biaya emisi untuk penjualan saham
biasa lebih besar daripada biaya untuk penerbitan surat hutang. Karena itu perusahaan yang tumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan
hutang daripada perusahaan yang tumbuh secara lambat. Dalam penelitian ini menurut Indriyo dan Basri 1995:335
menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan dapat ditinjau dari indeks kenaikan aktiva yang tercermin pada laporan keuangan dimana kenaikan aktiva ini
merupakan perbandingan antara penjumlahan total aktiva tahun berjalan dan total aktiva tahun sebelumnya. Oleh karena itu, hal ini dapat dihubungkan
dengan adanya aturan konservatif yang horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah
aktiva tetap ditambah aktiva lain yang sifatnya permanen. Menurut Riyanto 1995:298 sebagian besar dari aktivanya sendiri dan
aktiva lancar akan menghasilkan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dengan mengutamakan kebutuhan dananya melalui hutang sehingga dapat
memperbesar struktur modal, sedangkan perusahaan yang lambat pertumbuhannya lebih sedikit menggunakan hutang sehingga memperkecil
struktur modal perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada umumnya
lebih tergantung pada modal dari luar perusahaan. Pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah, kebutuhan modal baru relatif kecil
sehingga dapat dipenuhi dari laba ditahan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi cenderung menggunakan hutang yang lebih besar
daripada perusahaan dengan pertumbuhan yang rendah menurut Lukas 2003:274.
Jadi dapat disimpulkan perusahaan yang tingkat pertumbuhannya cepat lebih banyak menggunakan hutang sehingga memperbesar struktur modal,
sedangkan perusahaan yang lambat pertumbuhannya lebih sedikit menggunakan hutang sehingga memperkecil struktur modal, karena tingkat
pertumbuhan mempunyai hubungan yang positif terhadap struktur modal.
2.2.5.2.Pengaruh resiko bisnis terhadap struktur modal
Kebijaksanaan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara resiko dan tingkat pengembalian, penambahan utang memperbesar resiko
perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Resiko yang makin tinggi akibat membesarnya hutang
cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Menurut Weston
dan Brigham 1994:150. Menurut Myers 2003:53 dalam jurnal saidi mengatakan bahwa
perusahaan lebih menyukai modal internal, yakni dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan dan depresiasi.
Sedangkan menurut Lukas 2003:273 perusahaan yang memiliki resiko bisnis tinggi cenderung kurang dapat menggunakan hutang yang
besar karena kreditor akan meminta biaya hutang yang tinggi, resiko diukur dengan koefisien beta yang menunjukkan kepekaan keuntungan suatu
saham terhadap perubahan keuntungan saham secara rata-rata di pasar. Hamada 1998:97 dalam Jurnal saidi resiko bisnis yang dihadapi
adalah ketidakpastian perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya yang mencakup intristic business risk, financial leverage risk, dan operating
leverage risk. Jadi dapat disimpulkan semakin besar beta suatu saham, semakin besar
resiko saham tersebut dan perusahaan akan sulit untuk mendapatkan dana
dari penjualan saham, sehingga beta mempunyai pengaruh yang negatif terhadap struktur modal.
2.2.5.3. Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal