48
menyusul semakin banyak keluhan yang dilontarkan pelaku bisnis penjaminan emisi. Persaingan bisnis ini pun sudah cenderung tidak sehat
dan bisa mengganggu industri sekuritas nasional. Saat ini banyak perusahaan yang berani menawarkan fee penjaminan emisi efek pada
kisaran 0,25 persen. Padahal dulu, biasanya fee penjaminan emisi ini bisa mencapai 0,3 persen..
4.2. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Securities di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil data struktur modal, Pertumbuhan aktiva,
Resiko bisnis, Struktrur aktiva dan Struktur kepemilikan pada tahun 2005 sampai dengan 2008. Selanjutnya data tersebut diolah agar dapat diketahui
dan ditarik kesimpulannya untuk menjawab hipotesis yang dikemukakan sebelumnya.
4.2.1. Struktur Modal
Struktur modal dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri
perusahaan, mulai tahun 2005 sampai dengan 2008. Datanya terdapat pada tabel berikut ini :
49
Tabel 1 : Data Struktur Modal Nama Perusahaan
Struktur Modal 2005
2006 2007
2008
Asia Kapitalindo securities 15.87
23.64 454.5
132.25 Pan Pasific International
8.04 18.44
26.61 32.15
Arthavest 18.94
28.38 112.05
40.65 Bhakti Capital Indonesia
97.92 192.93
179.68 277.41
Bhakti Investama 46.11
336.25 149.3
151.16 HD Capital
34.62 258.9
754.21 340.75
Kresna Graha Sekurindo 85.47
113.63 516.55
224.09 Lippo Securities
155.48 146.92
69.78 54.97
Panin Sekuritas 215.27
273.28 354.77
207.11 Trimegah Securities
84.16 116.93
279.11 153.40
Nusantara Inti Corpora 0.40
0.54 46.19
42.24 Yulie Sekurindo
5.47 19.26
22.88 14.89
Sumber : Indonesian Capital Market Direktory, Data Diolah
Dari data diatas dapat diketahui untuk tahun 2005 struktur modal tertinggi dimiliki oleh PT. Panin Securities dengan 215,27 struktur modal
terendah pada tahun 2004 di miliki oleh PT. Nusantara Inti Corpora yaitu sebesar 0,40 pada tahun 2006 struktur modal tertinggi pada PT. Bhakti
Investama 336,25 struktur modal terendah pada tahun 2006 yaitu 0,54 di miliki oleh pada PT. Nusantara Inti Corpora, sedangkan pada tahun 2007
struktur modal tertinggi pada PT. HD Capital yaitu sebesar 754,21 struktur modal terkecil adalah 22,88 pada PT. Yulie Sekurindo, dan pada tahun 2008
struktur modal tertinggi pada PT. HD Capital yang sebesar 340,75 struktur modal terkecil pada PT. Yulie Sekurindo yaitu 14.89.
4.2.2. Pertumbuhan Akiva
pertumbuhan aktiva adalah perubahan peningkatan atau penurunan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan aktiva dihitung
50
sebagai persentase perubahan aktiva pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya. Datanya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2 : Data Pertumbuhan Aktiva Nama Perusahaan
Pertumbuhan Aktiva 2005
2006 2007
2008
Asia Kapitalindo securities 0.1186
0.0094 2.3867
-0.7780 Pan Pasific International
-0.0818 0.0938
0.3107 0.0380
Arthavest 0.0069
0.1522 0.4963
-0.3098 Bhakti Capital Indonesia
-0.1485 0.7223
0.3606 0.4099
Bhakti Investama -0.0520
4.2783 0.8600
-0.1002 HD Capital
0.0910 2.0059
2.6131 -0.2644
Kresna Graha Sekurindo 0.7094
0.2718 2.3821
-0.4675 Lippo Securities
0.3415 0.0465
0.2710 0.2425
Panin Sekuritas 0.5963
0.6280 0.6613
-0.2809 Trimegah Securities
-0.1846 0.3060
1.0001 -0.4228
Nusantara Inti Corpora -0.0335
-0.0022 1.3801
-0.0021 Yulie Sekurindo
-0.0589 0.1240
0.1215 -0.1763
Sumber : Indonesian Capital Market Direktory, Data Diolah
Dari data diatas dapat diketahui pertumbuhan aktiva tertinggi pada tahun 2005 dimiliki oleh PT. Kresna Graha Sekurindo yaitu 0.7094
sedangkan terendah dimiliki oleh PT. Nusantara Inti Corpora adalah -0.0335 untuk tahun 2006 tertinggi oleh PT. Bhakti Investama sebesar 4.2783 yang
terkecil dimiliki PT. Nusantara Inti Corpora yaitu -0.0022 sedangkan untuk tahun 2007 pertumbuhan aktiva tertinggi dimiliki oleh PT. HD Capital
sebesar 2.6131 dan terkecil adalah PT. Yulie Sekurindo sebesar 0.1215 untuk tahun 2008 tertinggi PT. Bhakti Capital Indonesia 0.4099 untuk yang
terkecil adalah PT. Nusantara Inti Corpora sebesar -0.0021.
4.2.3. Resiko Bisnis