Keuntungan Citra Produk Yang Kuat

29 2 Upaya-upaya yang bersifat fisik Biaya untuk melakukan upaya-upaya fisik yang diperlukan untuk memperoleh sejumlah jasa bisa saja dimasukkan, khususnya bila penyajian jasa dilakukan secara swalayan. 3 Biaya-biaya sensor Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan dengan adanya kebisingan, bau tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar, terlalu panas atau terlalu dingin ruangannya, tempat duduk yang tidak nyaman, lingkungan yang terkesan jorok, bahkan rasa yang tidak mengenakkan. 4 Biaya-biaya psikologis Biaya-biaya ini kadang-kadang dikenakan untuk penggunaan suatu jasa tertentu, seperti upaya yang bersifat mental berpikir, perasaan adanya ketimpangan atau ketidakadilan bahkan rasa takut. 5 Promotion promosi Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu iklan, promosi penjualan, penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen. c. Tujuan Penetapan harga Penjualan barang dalam menetapkan harga dapat mempunyai tujuan yang berbeda satu sama lain antar penjual maupun antar barang yang satu dengan yang lain. Tujuan penetapan harga adalah sebagai berikut Harini, 2008:55 : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 1 Penetapan harga untuk mencapai penghasilan atas investasi. Biasanya besar keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan prosentasenya dan untuk mencapainya diperlukan penetapan harga tertentu dari barang yang dihasilkannya. 2 Penetapan harga untuk kestabilan harga. Hal ini biasanya dilakukan untuk perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas harga. Usaha pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya perang harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang menurun. 3 Penetapan harga untuk mempertahankan atau meningkatkan bagiannya dalam pasar. Apabila perusahaan mendapatkan bagian pasar dengan luas tertentu, maka ia harus berusaha mempertahankannya atau justru mengembangkannya. Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan harga jangan sampai merugikan usaha mempertahankan atau mengembangkan bagian pasar tersebut. 4 Penetapan harga untuk menghadapi atau mencegah persaingan. Apabila perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan mengetahui pada harga berapa ia akan menetapkan penjualan. Ini berarti bahwa ia belum memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba-coba tersebut. 5 Penetapan harga untuk memaksimalkan laba. Tujuan ini biasanya menjadi anutan setiap usaha bisnis. Kelihatannya usaha mencari untung mempunyai konotasi yang kurang enak seolah-olah menindas konsumen. Padahal sesungguhnya hal yang wajar saja. Setiap usaha untuk bertahan hidup memerlukan laba. Memang secara teoritis harga bisa berkembang tanpa batas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Machfoedz 2005 menguraikan tujuan penetapan harga yaitu meliputi a orientasi laba: mencapai target baru, dan meningkatkan laba, b orientasi penjualan: meningkatkan volume penjualan, dan mempertahankan atau mengembangkan pangsa pasar. Kemudian tujuan penetapan harga adalah Tjiptono, 2002:152 : 1 Berorientasi laba yaitu bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang paling tinggi. 2 Berorientasi pada volume yaitu penetapan harga berorientasi pada volume tertentu. 3 Berorientasi pada citra image yaitu bahwa image perusahaan dapat dibenuk melalui harga. 4 Stabilisasi harga yaitu penetapan harga yang bertujuan untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga perusahaan dengan harga pemimpin pasar market leader 5 Tujuan lainnya yaitu menetapkan harga dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas konsumen, mendukung penjualan ulang atau menghindari campur tangan pemerintah. 5. Desain Kemasan Produk a. Definisi Kemasan Kemasanpackaging berasal dari kata package yang artinya sepadan dengan kata kerja “membungkus” atau “mengemas” dalam bahasa Indonesia, sehingga secara harfiah pengertian packaging dapat diartikan sebagai pembungkus atau kemasan. Maka secara sederhana, kemasan adalah wadah 32 atau bungkus. Jadi beberapa pendapat para ahli tersebut dapat di simpulkan kemasan adalah suatu kegiatan merancang dan memproduksi bungkus suatu barang yang meliputi desain bungkus dan pembuatan bungkus produk tersebut Saladin, 1996 : 28. Kotler 1995 : 200 menyatakan pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Sedangkan, Swatha mengartikan 1980 : 139 pembungkusan packaging adalah kegiatan- kegiatan umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain pembuatan bungkus atau kemasan suatu barang. Secara fungsi wujudnya harus merupakan kemasan yang mudah dimengerti sebagai sesuatu yang dapat dibawa, melindungi dan mudah dibuka untuk benda atau produk apapun. Terpenting ia harus berhasil dalam uji kelayakan sebagai fungsi pengemas, dapatkah ia menjaga produknya secara keseluruhan, dapatkah ia menjaga untuk mengkondisikan produk tersebut dalam jangka waktu tertentu dan karena perpindahan tempat. Titik Wijayanti 2012 menyatakankemasan mempunyai tujuan dan fungsi dalam pembuatan produk, yaitu: 1 Memperindah produk dengan kemasan yang sesuai kategori produk. 2 Memberikan keamanan produk agar tidak rusak saat dipajang ditoko. 3 Memberikan keamanan produk pada saat pendistribusian produk. 4 Memberikan informasi pada konsumen tentang produk itu sendiri dalam bentuk pelabelan. 5 Merupakan hasil desain produk yang menunjukan produk tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 b. Fungsi Kemasan Kartajaya 1996 mengatakan bahwa teknologi telah membuat packaging berubah fungsi, dulu orang bilang “Packaging protects what it sells Kemasan melindungi apa yang dijual.” Sekarang, “Packaging sells what it protects Kemasan menjual apa yang dilindungi.” 3 Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya. Perkembangan fungsional kemasan tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Sekarang ini kemasan sudah berfungsi sebagai media komunikasi. Misalnya pada kemasan susu atau makanan bayi seringkali dibubuhi nomor telepon toll-free atau bebas pulsa. Nomor ini bisa dihubungi oleh konsumen tidak hanya untuk complain, tetapi juga sebagai pusat informasi untuk bertanya tentang segala hal yang berhubungan dengan produk tersebut. Kemasan juga dapat berfungsi untuk mengkomunikasikan suatu citra tertentu. Contohnya, produk-produk makanan Jepang. Orang Jepang dikenal paling pintar membuat kemasan yang bagus. Permen Jepang seringkali lebih enak dilihat daripada rasanya. Mereka berani menggunakan bahanbahan mahal untuk membungkus produk yang dijual. Walaupun tidak ada pesan apa-apa yang ditulis pada bungkus tersebut, tapi kemasannya mengkomunikasikan suatu citra yang baik. c. Faktor-Faktor Desain Kemasan Kemasan yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar harus mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor, antara lain sebagai berikut Kartajaya, 1996 : 34 1 Faktor pengamanan Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama. 2 Faktor ekonomi Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill atau isi ulang, produk produk susu atau makanan bayi dalam karton, dan lain- lain. 3 Faktor pendistribusian Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ketangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perludi pertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan. 4 Faktor komunikasi Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan 3diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik; maka fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 5 Faktor ergonomic Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila tangan pemakainya terkena minyak. 6 Faktor estetika Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau layout, dan maskot. Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal. 7 Faktor identitas Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain. 8 Faktor promosi Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru. 9 Faktor lingkungan Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Salah satunya yang pernah menjadi topik hangat adalah styrofoam. Pada tahun 1990 organisasi-organisasi lingkungan hidup berhasil menekan perusahaan Mc Donalds untuk mendaur ulang kemasan-kemasan mereka. Sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan kemasan-kemasan yang ramah lingkungan environmentally friendly, dapat didaur ulang recyclable atau dapat dipakai ulang reusable. Faktor-faktor ini merupakan satu kesatuan yang sangat vital dan saling mendukung dalam keberhasilan penjualan, terlebih di masa sekarang dimana persaingan sangat ketat dan produk dituntut untuk dapat menjual sendiri. Penjualan maksimum tidak akan tercapai apabila secara keseluruhan penampilan produk tidak dibuat semenarik mungkin. Keberhasilan penjualan tergantung pada citra yang diciptakan oleh kemasan tersebut. Penampilan harusdibuat sedemikian rupa agar konsumen dapat memberikan reaksi spontan, baik secara sadar ataupun tidak. Setelah itu, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan melakukan tindakan positif, yaitu melakukan pembelian di tempat penjualan. d. Desain Kemasan Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah kemasan tersebut harus simple sederhana, fungsional dan menciptakan respons emosional positif yang secara tidak la ngsung “berkata”, “belilah saya ”. Kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional dan rasional. Sebuah desain kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 terhadap produk yang dikemasnya. Menurut penelitian, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia, 80 adalah penginderaan melalui penglihatan atau kasatmata visual. Karena itulah, unsur-unsur grafis dari kemasan antara lain: warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak merupakan unsur visual yang mempunyai peran terbesar dalam proses penyampaian pesan secara kasatmata visual communication. Agar berhasil, maka penampilan sebuah kemasan harus mempunyai daya tarik. Daya tarik pada kemasan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu daya tarik visual estetika dan daya tarik praktis fungsional Wirya,1999: 11 : 1 Daya tarik visual estetika Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan yang mencakup unsur- unsur grafis yang telah disebutkan di atas. Semua unsur grafis tersebut dikombinasikan untuk menciptakan suatu kesan untuk memberikan daya tarik visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia. Sebuah desain yang baik harus mampu mempengaruhi konsumen untuk memberikan respons positif tanpa disadarinya. Sering terjadi konsumen membeli suatu produk yang tidak lebih baik dari produk lainnya walaupun harganya lebih mahal. Dalam halini dapat dipastikan bahwa terdapat daya tarik tertentu yang mempengaruhi konsumen secara psikologis tanpa disadarinya. Misalnya produk-produk sabun mandi yang pada umumnya memiliki komposisi yang tidak jauh berbeda. Tetapi produk sabun mandi yang dapat menampilkan kelembutan yang divisualkan dengan baik pada desain kemasannya, diantaranya 38 menggunakan warna-warna lembut pastel dan merek dengan font Script atau Italic miring dan memberikan kesan lembut dan anggun akan lebih banyak dipilih oleh konsumen. Visualisasi yang ditampilkan memberikan efek psikologis bahwa konsumen akan merasakan kulitnya lebih lembut setelah menggunakan sabun mandi tersebut. 2 Daya tarik praktis fungsional Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Misalnya, untuk kemudahan penyimpanan atau pemajangan produk. Beberapa daya tarik praktis lainnya yang perlu dipertimbangkan antara lainCenadi, 1998 : a Dapat melindungi produk b Mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan c Porsi yang sesuai untuk produk makananminuman d Dapat digunakan kembali reusable e Mudah dibawa, dijinjing atau dipegang f Memudahkan pemakai untuk menghabiskan isinya dan mengisi kembali dengan jenis produk yang dapat diisi ulang refill Ada tiga alasan penting mengapa estetika penting dalam pemasaran, yaitu Wirya, 1999 : 1 Estetika dapat menciptakan loyalitas konsumen dengan memberikan pengaruh psikologis dan emosional. Contohnya melalui keunikan sebuah logo pada kemasan. 39 2 Estetika dapat menjadi standar perusahaan untuk menetapkan harga. Menurut BerndSchmitt, seorang brand strategist, “When your company or product provides specificexperience that customers can see, hear, touch and feel, you are adding value and youcan price that value ”. 3 Estetika dapat membuat sebuah produk menjadi berbeda point of differentiation. Ditengah persaingan merek yang semakin ketat. Selain mempertimbangkan estetika, sebuah desain kemasan yang ditujukan untuk penjualan swalayan harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain Bob cotton, 1990:171 : a Stands out menonjol Kriteria yang paling penting adalah bahwa kemasan harus menonjol. Kalau kemasan tidak atau kurang menonjol maka ia akan kehilangan fungsinya, karena suatu produk harus bersaing dengan berpuluh-puluh produk lainnya dalam kategori yang sama di tempat penjualan. Salah satu cara adalah dengan penggunaan warna yang cermat, karena konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat bentuk atau rupa. Dan warnalah yang pertama kali terlihat bila produk berada di tempat penjualan. Warna yang terang akan lebih terlihat dari jarak jauh, karena memiliki daya tarik dan dampak yang lebih besar. b Contents Isi Kemasan harus dapat memberikan informasi tentang isi kemasan dan apa yang terkandung dalam produk. Misalnya, pada kemasan produk-produk makanan biasanya dicantumkan kandungan gizi produk tersebut dan berapa kalori yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 dihasilkan setelah konsumen mengkonsumsi produk tersebut. Desain kemasan harus sesuai dengan produk yang dikemas. Misalnya, bentuk kemasan botol untuk produk cair.

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Siska Aprilia Sitompul pada tahun 2008 dengan judul “ Pengaruh Kemasan terhadap Keputusan Pembelian Fanta pada siswa SMA St. Thomas 1 Medan”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kemasan terhadap keputusan pembelian minuman Fanta. Hasil penelitiannya menunjukkan memorable, easy to read, dan visual protection berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan Portability tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukan oleh Masrina pada tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Iklan Televisi Molto Ultra Sekali Bilas Terhadap Keputusan Pembelian Pada Ma hasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USU”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh iklan televisi terhadap keputusan pembelian produk Molto. Hasil penelitiannya menunjukkan iklan berpengaruh positif dan signifikan sebesar 41.8 terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukan oleh Juni Riantro Lumban batu pada tahun 2010 dengan judul: “Pengaruh Penetapan Harga dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penetapan harga dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian tiket bioskop. Hasil penelitiannya menunjukkan harga dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 41

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan telaah pustaka terhadap variabel-variabel yang dibahas dalam penelitian ini yaitu pengaruh citra produk, harga jual produk dan desain kemasan produk terhadap keputusan pembelian konsumen. Maka dapat ditampilkan kerangka pemikiran sebagai berikut: 42 H1 H2 H3 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian 2.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenaranya melalui penelitian Sugiyono, 2004. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 :Citra Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian obat herbal Remapo. H2 :Harga Jual Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian obat herbal Remapo. H3 :Desain Kemasan Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian obat herbal Remapo. Citra Produk Harga Jual Produk Desain Kemasan Produk Keputusan Pembelian konsumen 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus di Apotek Dharma Husada. Suharsimi 2006 menyatakan studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, intuisi atau gejala-gejala tertentu. Dalam Studi kasus peneliti mencoba untuk mencermati individu atau satu unit secara mendalam. Umumnya studi kasus dilakukan karena kebutuhan pemecahan masalah.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah pembeli sekaligus konsumen akhir obat herbal Remapo di Apotek Dharma Husada. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah citra produk, harga jual produk, desain kemasan produk, dan keputusan pembelian.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – April 2016. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Apotek Dharma Husada, Jalan Gajah Mada No.40, Lempuyangan, Yogyakarta. 44

D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel a. Variabel Terikat dependent Variable Variabel terikat dependent Variable, adalah variabel yang menjadi pusat perhatian penelitian karena variabel ini yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya variabel independen atau variabel bebas Ferdinand, 2006. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian Y. b. Variabel Bebas Independent Variable Variabel bebas Independent Variable adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya Variabel terikat. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra produk yang dilambangkan dengan X1, harga jual produk yang dilambangkan dengan X2 dan desain kemasan produk yang dilambangkan dengan X3. 2. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel menurut Sugiyono 2001 merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikkan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional variabel untuk penelitian ini adalah sebagai berikut 45 Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian No. Variabel Penelitian Definisi operasional Indikator Sumber 1 Keputusan pembelian Tahap dalam proses pengambilan keputusan dimana pembelian benar- benar mengkonsumsi 1. Keyakinan dalam memilih produk. 2. Keputusan membeli produk obat herbal Remapo meskipun mengetahui informasi mengenai produk di tempat lain pilihan pertama. Kotler 2005 2 Citra produk Jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek atau produk tertentu obat herbal Remapo 1. Obat herbal Remapo diyakini aman dikonsumsi karena menggunakan bahan alami 2. Aman dikonsumsi dalam jangka panjang 3. Tidak menimbulkan efek samping 4. Memberikan efek positif jika dikonsumsi Shimp 2003, 3 Harga jual produk Jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang tertentu. 1. Keterjangkauan harga. 2.Kesesuaian harga dengan kualitas produk. 3. Daya saing harga. 4. Kesesuaian harga dengan manfaat. Stanton, 1998 4 Desain kemasan produk Bentuk sekaligus corak pembungkus primer dan sekunder yang berfungsi melindungi produk dan sebagai alat promosi dengan tampilan menarik dan dapat mempengaruhi konsumen. 1. Mudah dipakai 2. Mampu melindungi produk 3. Desain yang menarik 4. Aman dibuka tutup 5. Desain sesuai dengan jenis produk yang dijual Taufik Amir 2007:145 dan Kotler Gary Amstrong 2008:354

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penetapan Harga Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen(Studi pada Rumah Makan Soto dan Sop Nanda Jalan Sei Blutu Pasar IX No.12 Medan)

5 72 112

PENGARUH KUALITAS PRODUK, DESAIN PRODUK, CITRA MEREK PRODUK DAN HARGA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA SEPEDA MOTOR KAWASAKI

0 23 39

Analisis pengaruh desain kemasan produk, harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian: studi kasus pada konsumen produk sabun Lux diwilayah Parung Bogor

7 125 139

Pengaruh Kualitas Produk, Citra Perusahaan, Promosi dan Desain terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha (Studi Kasus pada Produk Motor Yamaha Mio Soul pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)

5 20 169

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sepeda motor Honda (studi kasus pengguna sepeda motor Honda di wilayah kelurahan Bintaro Jakarta Selatan)

0 11 190

ANALISIS PENGARUH PRODUK, PROMOSI, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT HERBAL Analisis Pengaruh Produk, Promosi, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Obat Herbal Ud. Tazakka Sukoharjo.

0 3 11

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Produk Oriflame Studi Kasus pada Konsumen Pengguna Pro

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Produk Oriflame Studi Kasus pada Konsumen Pengguna Produk Oriflame.

0 0 5

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Produk Oriflame Studi Kasus pada Konsumen Pengguna Pro

1 6 21

Analisis pengaruh citra produk, harga jual produk dan desain kemasan produk terhadap keputusan pembelian obat herbal Remapo (studi kasus pada konsumen Apotek Dharma Husada)

0 1 123