Teknik Pengumpulan Data Kriteria Pemeriksaa Khusus. Kriteria Pemeriksaan Lokasi. Kriteria Pemeriksaan Tahun Berjalan. Uji Multikolienaritas

Badan setiap tahun, jumlah pemeriksaan PPh Pasal 25 Badan setiap tahun, dan jumlah pajak terutang dari hasil pemeriksaan PPh Pasal 25 Badan tersebut.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara Wawancara adalah kegiatan untuk mengumpulkan data pada objek penelitian dengan cara melakukan tanya jawab terhadap Fungsional Pemeriksa pajak secara langsung. b. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara menyalin laporan, data maupun catatan yang berkaitan dengan data penerimaan PPh Pasal 25 Badan , jumlah pemeriksaan PPh Pasal 25 Badan dan data-data lain yang diperlukan dalam penelitian ini.

3.6 Teknik Pengujian dan Analisis Data

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

1 Uji multikolinearitas, yaitu suatu pengujian untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang dioperasikan mempunyai lebih dari satu hubungan linier. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance lebih dari 10 atau VIF kurang dari 10, maka dikatakan tidak ada multikolinearitas Ghozali, 2002:57. 2 Uji heteroskedastisitas, yaitu suatu pengujian untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang dioperasikan sudah mempunyai varians yang sama homogen atau sebaliknya heterogen. Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas digunakan metode Glejser. Universitas Sumatera Utara 3 Uji normalitas, yaitu suatu pengujian untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi variabel bebas, variabel terikat, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Kenormalan suatu data dapat dilihat dan diamati dari kurva p-plot, yaitu apabila p-plot menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga distribusi normal. 4 Autokorelasi, menguji apakah dalam sebuah model regresi ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Deteksi adanya autokorelasi, yaitu dengan melihat besaran Durbin Watson D-W, setelah itu dilihat nilai kritis Durbin Watson. Dalam penelitian ini, uji autokorelasi menggunaka n α = 0,05. 3.6.2 Teknik Analisis Data Dalam analisis data, metode yang digunakan adalah metode statistik untuk menguji pengaruh satu variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat Ghozali, 2002:6. Analisis yang dilakukan adalah menguji hipotesis dengan metode regresi linier berganda dan proses datanya menggunakan program komputer SPSS. Model tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan: Y= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + ei Keterangan: Y = Penerimaan pajak penghasilan pasal 2529 WP Badan a = Konstanta X 1 = Kepatuhan Wajib Pajak Badan X 2 = Jumlah Pemeriksaan pajak b 1 , b 2 = Koefisien regresi Universitas Sumatera Utara ei = Variabel penggangu Uji F digunakan untuk menguji Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa variable bebas X yang digunakan dalam penelitian ini secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat Y. Uji t digunakan untuk menguji hipotesis kedua yang menyatakan bahwa variabel bebas X yang digunakan dalam penelitian ini secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Kantor

Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I sendiri membawahi satu KPP Madya dan delapan KPP Pratama. KPP Madya hanya membawahi wajib pajak badan usaha. Sedangkan KPP Pratama membawahi wajib pajak badan usaha dan orang pribadi. Pemilihan wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Medan Polonia didasarkan atas wilayah domisili dan lokasi wajib pajak. Wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Medan Polonia adalah wajib pajak badan usaha dan orang pribadi yang berdomisili dan berlokasi di Kecamatan Medan Polonia, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, dan Kecamatan Medan Johor.

4.1.2 Struktur Organisasi

KPP Pratama Medan Polonia dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi seksi-seksi di bawahnya demi kelancaran tugas KPP dalam rangka mencapai target penerimaan pajak. Susunan Organisasi KPP Pratama Medan Polonia terdiri dari : 1. Subbagian Umum, bertugas menangani urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan rumah tangga. 2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi, bertugas menangani pengolahan data dan menyajikan informasi, dan penggalian potensi pajak Universitas Sumatera Utara berdasarkan perkembangan ekonomi dan keuangan. 3. Seksi Penagihan, bertugas melakukan penatausahaan piutang pajak, pelaksanaan penagihan pajak, penundaan dan angsuran, serta pembuatan usulan penghapusan piutang pajak. 4. Seksi Pelayanan, bertugas melakukan penatausahaan surat, dokumen dan laporan Wajib Pajak seperti tata cara pendaftaran diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP dan Nomor Pokok Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak PKP serta penghapusannya. 5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi Waskon, bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban pajak oleh Wajib Pajak, membuat profil Wajib Pajak, memberikan bimbingan terkait konsultasi teknis perpajakan bagi wajib pajak. Terdapat 4 seksi Waskon di KPP Pratama Medan Polonia dan masing-masing seksi dibebani target penerimaan pajak setiap tahunnya. 6. Seksi Ekstensifikasi, bertugas untuk melakukan pengolahan data wajib pajak untuk meningkatkan jumlah wajib pajak yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan perpajakan. 7. Seksi Pemeriksaan, bertugas melakukan pemeriksaan lapangan dan kantor.

4.1.3 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak

Dalam penetapan rencana penerimaan pajak, KPP Pratama Medan Polonia membuat perkiraan yang diperoleh dari setiap seksi yang bersangkutan. Perkiraan ini juga mempertimbangkan realisasi penerimaan pajak pada tahun sebelumnya Universitas Sumatera Utara disertai dengan perkiraan kondisi perekonomian sektor usaha yang mungkin terjadi pada tahun yang akan datang. Hasil perkiraan tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I dalam menetapkan perkiraan penerimaan pajak KPP Pratama Medan Polonia. Secara garis besar rencana penerimaan tersebut terbagi atas tiga kelompok utama yaitu jenis Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah PPN dan PPnBM, dan Pajak Lainnya. KPP Pratama Medan Polonia pada tahun 2012 telah merencanakan total penerimaan pajak sebesar Rp 848.422.099.000,00. Jumlah tersebut terdiri dari rencana penerimaan pajak penghasilan tahun 2012 adalah sebesar Rp 605.539.590.000,00, rencana penerimaan PPN dan PPnBM sebesar Rp 241.851.200.000,00, PBB Pertambangan sebesar Rp 13.990.000 dan rencana penerimaan Pajak Lainnya dan sebesar Rp 1.081.210.000,00. Rincian jumlah rencana penerimaan pajak dan realisasi penerimaan pph pasal 2529 wajib pajak badan tahun 2010-2012 pada KPP Pratama Medan Polonia : Tabel 4.1. Rencana Penerimaan PPh Pasal 2529 Badan No Tahun Rencana Realisasi 1 2010 128.494.880.000.000 46.066.000.000 2 2011 58.103.780.000.000 56.416.360.000 3 2012 57.266.530.000.000 37.232.890.000

4.1.4 Kriteria Pemeriksaan a.

Pemeriksaan Kriteria Seleksi Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan Kriteria Seleksi adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak yan terpilih berdasarkan skor kepatuhan secara komputerisasi dari kantor pusat. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi subjektivitas dalam pemilihan Wajib Pajak yang akan diperiksa.

b. Kriteria Pemeriksaa Khusus.

Pemeriksaan khusus pda KPP Pratama Medan Polonia dilakukan dengan PL Pemeriksaan Lapangan atau PSL Pemeriksaan Sederhana Lapangan untuk satu, beberapa atau selurus jenis kewajiban pajak, dalam hal ini termasuk Wajib Pajak yang diberikan fasilitas pemgembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak, berdasarkan: 1. Data baru atau data semula belm terungkap. 2. Permintaan Wajib Pajak. 3. SPT Tahunan lebih bayar hasil edit.

c. Kriteria Pemeriksaan Lokasi.

Pemeriksaan Wajib Pajak Lokasi dilakukan atas cabang, perwakilan tempat usaha dari Wajib Pajak Domisili yang berada di Wilayah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia atas permintaan KPP Domisili.

d. Kriteria Pemeriksaan Tahun Berjalan.

Pemeriksaan Tahun Berjalan dapat dilakukan tanpa perlu dikaitkan dengan tahun pajak sebelumnya. Pemeriksaan tersebut dilakukan terhadap Wajib Pajak Badan yang akan tutup usaha, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan pajak tahun berjalan terhadap Wajib Pajak tersebut. Universitas Sumatera Utara

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Pada Tabel 4.2 berikut disajikan statistik deskriptif dari tiap-tiap variabel. Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Sumber : data diolah, 2013 Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata penerimaan PPh pasal 2529 wajib pajak badan dengan data 36 bulan adalah Rp 3,88 × 10 9 , dengan standar deviasi Rp 2,932 x 10 9 . Rata-rata kepatuhan wajib pajak badan yang aktif dengan data 36 bulan adalah 20,6179 persen, dengan standar deviasi 2,68 persen. Rata- rata pemeriksaan pajak wajib pajak badan dengan data 36 bulan adalah Rp 1,22 × 10 9 , dengan standar deviasi Rp 1,527 x 10 9 .

4.2.2 Hasil pengujian asumsi klasik

Berikut disajikan uji asumsi klasik yang diolah dengan program SPSS versi 16.0.

a. Uji Multikolienaritas

Deteksi yang digunakan untuk mengetahui apakah terjadi multikolienaritas dalam penelitian ini adalah VIF Variance Inflation Factor dan tolerance. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolienaritas Sumber : data diolah, 2013 Pada Tabel 4.3 di atas terlihat bahwa hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10 persen yang berarti tidak ada korelasi antarvariabel bebas. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hasil yang sama bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.

b. Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Hubungan Antara Pemeriksaan Pajak Dengan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PPh Badan dalam Pemenuhan Kewajiban Perpajakannya Pada Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia

0 30 133

Pengaruh Pemeriksaan PPh Pasal 25/29 Badan Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan

3 82 72

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

11 50 87

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Jumlah Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Majalaya)

0 3 1

Analisis Pemeriksaan Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Di Wilayah Kota Bandung

0 3 1

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Manajemen Laba Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada 50 Wajib Pajak Badan Di Wilayah KPP Madya Bandung)

4 26 102

Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Badan Di KPP Pratama Bandung Tegallega)

0 9 44

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Pengetahuan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Badan Di KPP Pratama Bandung Cicadas)

3 75 107

BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Kepatuhan dan Pemeriksaan Pajak 2.1.1 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak - Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

0 1 24