Laporan Pemeriksaan LANDASAN TEORITIS

3. Besarnya Angsuran Meyakinkan bahwa besarnya angsuran pajak dalam Tahun berjalan PPh Pasal 25 Badan untuk setiap bulan adalah sebesar pajak yang terhutang pada Tahun Pajak yang lalu dikurangi dengan pemotongan dan pemungutan pajak ,Pasal 22, Pasal 23, sebagai kredit pajak dibagi dengan banyaknya masa pajak. 4. Bukti Pembayaran Mencocokkan seluruh jumlah yang tercantum dalam daftar pembayaran angsuran dengan bukti asli pembayaran PPh Pasal 25 Badan arsip Wajib Pajak. 5. Jumlah Kredit Pajak Meyakinkan bahwa jumlah yang dikreditkan dengan hutang pajak penghasilan Wajib Pajak untuk Tahun berjalan sesuai dengan jumlah daftar pembayaran angsuran 6. Alket Alat Keterangan Memanfaatkan data alketalat keterangan yang ada di master file Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dan memperhitungkannya terhadap pajak yang terhutang. 7. Dokumen Lain Memanfaatkan data atau dokumen lain yang diperoleh dari instansi eksternal yang berkaitan dengan transaksi keuangan wajib pajak badan seperti dokumen PEB, akte perubahan perusahaan, dan sebagainya.

2.6 Laporan Pemeriksaan

Universitas Sumatera Utara Setiap pemeriksaan selalu diakhiri dengan pertanggungjawaban yaitu dengan menyusun laporan pemeriksaan. Dalam pemeriksaan pajak, pembuatan laporan pemeriksaan itu menjadi keharusan. Laporan ini akan mencerminkan watak dan profesionalisme pemeriksa. Selain itu, dalam laporan ini akan diketahui kekurangan yang ditemui oleh pemeriksa dalam pembukuan atau diri Wajib Pajak yang berkaitan dengan Ketetapan Pajak. Atas dasar hal itu, maka pemerintah perlu mengatur pedoman laporan pemeriksaan. Sophar 1999:393 Pedoman laporan pemeriksaan adalah sebagai berikut : ”1. Laporan pemeriksaan pajak disusun secara rinci, ringkas, jelas, memuat ruang lingkup sesuai dengan tujuan pemeriksaan, memuat kesimpulan pemeriksaan pajak yang didukung bukti yang kuat tentang ada atau tidak adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang- undangan perpajakan, dan memuat pula pengungkapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 2. Laporan pemeriksaan pajak yang berkaitan dengan pengungkapan penyimpangan Surat Pemberitahuan harus memperhatikan : a. Berbagai faktor perbandingan. b. Nilai absolut dari penyimpangan. c. Sifat dari penyimpangan. d. Bukti atau petunjuk adanya penyimpangan. e. Pengaruh penyimpangan. f. Hubungan dengan permasalahan lainnya. 3. Laporan pemeriksaan pajak harus didukung oleh daftar yang lengkap dan rinci sesuai dengan tujuan pemeriksaan.” Pembuatan Laporan Pemeriksaan Pajak dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut Bambang,1999 : ” 1.Cara Penyusunan Laporan Pemeriksaan Pajak. 2. Pengesahan Laporan Pemeriksaan Pajak. 3. Pembuatan Nota Perhitungan dan DKHP. 4. Pengiriman LPP, Nota Penghitungan dan DKHP” Universitas Sumatera Utara Berikut ini penulis akan menjelaskan keempat tahap pembuatan laporan pemeriksaan pajak : Ad.1. Cara Penyusunan Laporan Pemeriksaan Pajak. Laporan Pemeriksaan Pajak disusun dengan sistematika sebagai berikut : a. Umum. Memuat keterangan-keterangan mengenai identitas Wajib Pajak, pemenuhan kewajiban perpajakan, gambaran kegiatan Wajib Pajak, penugasan dan alasan pemeriksaan, datainformasi yang tersedia dan daftar lampiran. b. Pelaksanaan pemeriksaan. Memuat penjelasan secara lengkap mengenai pos-pos yang diperiksa, penilaian pemeriksaan atas pos-pos yang diperiksa dari temuan-temuan pemeriksaan. c. Hasil pemeriksaan. Merupakan ikhtisar yang menggambarkan perbandingan antara laporan Wajib Pajak SPT dengan hasil pemeriksaan dan penghitungan mengenai besarnya pajak-pajak yang terhutang. d. Kesimpulan dan usul pemeriksaan. Menggambarkan hasil pemeriksaan dalam bentuk perbandingan antara pajak-pajak yang terhutang berdasarkan laporan Wajib Pajak dengan hasil pemeriksaan, datainformasi yang diproduksi dan usul-usul pemeriksaan. Ad.2. Pengesahan LPP. Konsep LPP yang telah ditandatangani oleh pemeriksa harus disampaikan bersama-sama dengan lembar pengawasan Laporan Pemeriksa Universitas Sumatera Utara Pajak kepada Ketua Tim Pemeriksa dan Supervisor untuk ditelaah. Setiap konsep LPP yang diserahkan untuk ditelaah harus selalu disertai dengan berkas LPP. Bila telah disetujui, penelaah akan membubuhkan parafnya pada konsep LPP tersebut. Setelah konsep LPP yang bersangkutan selesai ditelaah, maka konsep tersebut diteruskan untuk mendapatkan persetujuan dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, yaitu : 1 Kepala Kantor Pelayanan Pajak bagi pemeriksaan yang dilakukan oleh KPP. 2 Direktur Pemeriksaan Pajak atau pejabat yang ditunjuk oleh Direktur Pemeriksaan Pajak bagi pemeriksaan yang dilakukan oleh Direktorat Pemeriksaan Pajak. Konsep yang telah disetujui oleh Kepala KPP diteruskan ke Bagian Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal berupa konsep dan SPHP untuk diberi nomor selanjutnya dikembalikan ke pemeriksa untuk dibuatkan risalah pembahasan selanjutnya setelah disetujui kepala KPP dibuatkan SPHP final dan Nota Penghitungan untuk ditandatangani Kepala KPP selanjutnya direkam dan dinomori kemabali oleh Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal. Ad.3. Pembuatan Nota Penghitungan dan DKHP. Setelah LPP disetujui, selanjutnya pemeriksa membuat Nota Penghitungan yang akan digunakan sebagai dasar untuk penerbitan Surat Ketetapan Pajak yang diparaf : 1 Kolom dihitung : diparaf oleh Ketua Tim Pemeriksa dan anggota. Universitas Sumatera Utara 2 Kolom disetujui : diparaf oleh Kepala Unit Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak 3 Kolom ditetapkan : diparaf oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Sedangkan kolom-kolom lainnya diparaf oleh petugas pada Kantor Pelayanan Pajak yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Kemudian pemeriksa membuat DKHP yang merupakan lembar kesimpulan dari hasil pemeriksa. Ad.4. Pengiriman LPP, Nota Penghitung dan DKHP. LPP, Nota Penghitung dan berkas Wajib Pajak dikirim ke Kantor Pelayanan Pajak terkait, sedangkan DKHP dikirim ke Direktorat Pemeriksaan Pajak untuk diproses lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah Penelitian Kuantitatif dengan jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini berasal dari sumber internal dan merupakan data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber asli. Data primer berupa laporan realisasi penerimaan pajak dan data penerbitan surat ketetapan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda.

3.1.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, yang berlokasi di Jalan Sukamulia No.17 A Lantai I V Medan.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Sugiono 2004:72 “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik teertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi penelitian yaitu Pemeriksaan Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 Badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Hubungan Antara Pemeriksaan Pajak Dengan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PPh Badan dalam Pemenuhan Kewajiban Perpajakannya Pada Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia

0 30 133

Pengaruh Pemeriksaan PPh Pasal 25/29 Badan Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan

3 82 72

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

11 50 87

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Jumlah Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Majalaya)

0 3 1

Analisis Pemeriksaan Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Di Wilayah Kota Bandung

0 3 1

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Manajemen Laba Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada 50 Wajib Pajak Badan Di Wilayah KPP Madya Bandung)

4 26 102

Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Badan Di KPP Pratama Bandung Tegallega)

0 9 44

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Pengetahuan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Badan Di KPP Pratama Bandung Cicadas)

3 75 107

BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Kepatuhan dan Pemeriksaan Pajak 2.1.1 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak - Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

0 1 24