e perekaman SP3.
Penelitian ini tidak membahas kepuasan Wajib Pajak atas hasil dari
pemeriksaan pajak berupa Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak, tetapi perbedaan tingkat kepuasan Wajib Pajak atas aktivitas pemeriksaan sebelum dan
sesudah penerapan sistem administrasi perpajakan modern, maka penelitian ini hanya mencakup kejadian atau pengalaman yang dialami langsung oleh Wajib
Pajak yang diperiksa mulai tahap persiapan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, hingga penyusunan Laporan Pemeriksaan Pajak dan Kertas Kerja
Pemeriksaan Pajak.
Menurut Mardiasmo 2004:231 ”laporan pemeriksaan pajak adalah laporan yang dibuat oleh pemeriksa pada akhir pelaksanaan pemeriksaan yang
merupakan ikhtisar dan penuangan semua hasil pelaksanaan tugas pemeriksaan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan”.
Laporan pemeriksaan pajak menyajikan penilaian serta pengujian atas ketaatan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang diperiksa, yang
disarikan dari kertas kerja pemeriksa. Laporan pemeriksaan pajak digunakan sebagai dasar untuk penerbitan Surat Ketetapan Pajak SKP.
2.3 Kriteria Pemeriksaan
Pada prinsipnya pemeriksaan dapat dilakukan terhadap semua Wajib Pajak, namun karena keterbatasan sumber daya manusia atau tenaga pemeriksa di
Direktorat Jenderal Pajak, maka pemeriksaan tidak dapat dilakukan terhadap semua Wajib Pajak. Pemeriksaan hanya dilakukan terutama terhadap Wajib Pajak
yang SPT-nya menyatakan lebih bayar karena hal ini telah diatur dalam UU KUP.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu pemeriksaan dilakukan juga terhadap Wajib Pajak tertentu dan Wajib Pajak yang tingkat kepatuhannya dianggap rendah. Pada masa yang akan datang
dengan kuasa Pasal 17 c UU KUP, pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang SPT- nya menyatakan lebih bayar akan dikurangi jumlahnya, selanjutnya pemeriksaan
dapat lebih diarahkan kepada Wajib Pajak yang tingkat kepatuhannya rendah atau Wajib Pajak yang memenuhi kriteria tertentu.
Kriteria pemeriksaan sederhana yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak SE-28PJ2013,Tentang Kebijakan Pemeriksaan Pajak adalah sebagai berikut:
Terdapat 2 dua kriteria yang merupakan alasan dilakukannya pemeriksaan, yaitu:
1 Pemeriksaan Rutin,merupakan pemeriksaan yang dilakukan sehubungan dengan pemenuhan hak danatau pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib
Pajak;Dan 2
Pemeriksaan Khusus atau pemeriksaan berdasarkan analisis risiko risk based audit, merupakan pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak yang
berdasarkan hasil analisis risiko secara manual atau secara komputerisasi menunjukkan adanya indikasi ketidakpatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
2.4 Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan dapat dilakukan melalui 2 dua jenis pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat 1 Peraturan Menteri Keuangan nomor
17PMK.032013, yang meliputi : 1 Pemeriksaan Lapangan yaitu pemeriksaan yang dilakukan di tempat tinggal
atau
Universitas Sumatera Utara
tempat kedudukan Wajib Pajak, tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak danatau tempat lain yang dianggap perlu oleh Pemeriksa Pajak.
2 Pemeriksaan Kantor, yaitu pemeriksaan yang dilakukan di kantor Direktorat Jenderal Pajak.
2.5 Materi Pemeriksaan