9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepariwisataan Sebagai Sektor Ekonomi yang Prospektif
1. Pengertian Istilah Pariwisata
Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata “pari”
berarti berkeliling atau bersama, dan kata “wisata” berarti perjalanan. Jadi pariwisata berarti perjalanan keliling dari suatu tempat ke tempat lain Yoeti,
1983:109. Menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan pasal 1 menyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan Spillane 1987:22 menguraikan bahwa suatu perjalanan
dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi 3 persyaratan yaitu : 1.
Harus bersifat sementara 2.
Harus bersifat sukarela dalam arti tidak terjadi karena paksaan 3.
Tidak melakukan pekerjaan yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran Suwantoro 2002: 3 menjelaskan bahwa pariwisata adalah suatu proses
kepergian sementara seseorang atau lebih menuju tempat lain keluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik
karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah
pengalaman ataupun untuk belajar.
Berbeda dengan
Suwantoro, Pendit
2003:33 menjelaskan
tentang kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan
pembangunan atau perbaikan pelabuhan-pelabuhan laut atau udara, jalan-jalan raya, pengangkutan setempat, program-program kebersihan atau kesehatan, pilot proyek
sasana budaya, dan kelestarian lingkungan dan sebagainya. Yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan
daerah wilayah yang bersangkutan maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar. Hampir sama dengan Pendit, Wahab 1975:55 mengemukakan pariwisata
adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta
menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan
tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi. Sedangkan Soekadijo 1996: 22 mengemukakan pariwisata adalah suatu gejala
sosial yang sangat kompleks, yang menyangkut manusia seutuhnya dan memiliki berbagai aspek: sosiologis, psikologis, ekonomis, ekologis, dan sebagainya. Aspek
yang mendapat perhatian paling besar dan hampir-hampir merupakan satu-satunya aspek yang dianggap penting ialah aspek ekonomisnya.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok yang bersifat sementara atau tidak untuk tinggal di tempat yang dikunjungi. Pariwisa
ta sebagai “industri jasa” mempunyai beberapa dampak, baik dari segi ekonomi, sosial maupun kebudayaan. Aspek yang mendapat perhatian
lebih yaitu aspek ekonomisnya.
2. Bentuk dan Jenis Pariwisata