konvensi. Negara yang sering mengadakan konvensi akanmendirikan bangunan- bangunan yang menunjang diadakannya pariwisata konvensi.
3. Pariwisata Sebagai Sektor Ekonomi
Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata adalah fenomena pergerakan manusia, barang, dan jasa yang sangat kompleks. Ia terkait erat dengan organisasi,
hubungan-hubungan kelembagaan dan individu, kebutuhan layanan, penyediaan kebutuhan layanan, dan sebagainya Janianton, 2006: 2.
Pariwisata sering dipandang sebagai sektor yang sangat terkemuka dalam ekonomi dunia. Apabila sektor tersebut berkembang atau mundur, maka banyak
negara atau pemerintah dipengaruhi secara ekonomis. Sektor ekonomi dunia berkaitan dengan penerimaan internasional yang merupakan sektor dari pariwisata. Sektor
industri pariwisata dan peranannya dalam pembangunan ekonomi dapat menjadi positif atau negatif, hal ini tergantung pada kriteria yang dipakai misalnya
pertumbuhan ekonomi melawan pemerataan pendapatan, sifat dari industri sendiri, dan sifat dari perekonomian lokal. Dampak positif pariwisata dilihat dari segi peranan
pariwisata yang paling besar dan penting adalah pengaruhnya terhadap produk domestik bruto GDP di negara-negara yang didominasi oleh pariwisata massal
mass tourism, yaitu di negara-negara yang sangat tergantung pada pariwisata Spillane,1994: 36.
Ismayanti 2011: 184 menguraikan dinamika dalam pariwisata ditimbulkan oleh beberapa faktor sebagai berikut.
a. Pengembangan dan peningkatan penggunaan perantara seperti biro perjalanan wisata
sehingga memudahkan wisatawan untuk melakukan perencanaan perjalanan.
b. Pertumbuhan bauran pemasaran dalam menawarkan produk wisata sehingga peluang
penjualan dan transaksi wisata semakin besar. c.
Jumlah pemain di industri yang menjanjikan semakin banyak sehingga persaingan semakin besar. Beberapa di antaranya menjalankan persaingan tidak sehat sehingga
perlu ditegakkan kode etik pariwisata. Pariwisata disambut sebagai industri yang membawa aliran devisa, lapangan
pekerjaan dan cara hidup modern. Industri pariwisata memberikan keunikan tersendiri dibandingkan dengan sektor ekonomi lain karena keempat faktor berikut ini.
Pertama, pariwisata adalah industri ekspor fana invisible export industry. Segala transaksi yang terjadi di industri pariwisata berupa pengalaman yang dapat
diceritakan kepada orang lain, tetapi tidak dapat dibawa pulang sebagai cinderamata. Kedua, setiap kali wisatawan mengunjungi destinasi selalu membutuhkan
barang dan jasa tambahan, seperti transportasi dan kebutuhan air bersih. Barang dan jasa tambahan harus diciptakan dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan. Ketiga, pariwisata sebagai produk yang terpisah-pisah fragmented, tetapi
terintegrasi dan langsung mempengaruhi sektor ekonomi lain. UU nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan secara jelas menyatakan, pariwisata berkaitan dengan
banyak sektor atau multisektor. Koordinasi strategis lintas sektor terkait dengan pariwisata di antaranya dengan bidang pelayanan ke pelayanan kepabeanan,
keimigrasian, dan karantina; bidang kemanan dan ketertiban; bidang prasarana umum yang mencakupi jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi, dan kesehatan lingkungan;
bidang transportasi darat, laut, dan udara; dan bidang promosi pariwisata dan kerja
sama luar negeri. Kerjasama antar sektor harus diatur dengan tata kerja, mekanisme dan hubungan yang baik untuk manfaat bersama.
Keempat, pariwisata merupakan ekspor yang sangat tidak stabil. Sifat kepariwisataan yang dinamis dan musiman membuat industri ini mengalami fluktuasi
yang sangat tinggi. Industri pariwisata rentan terhadap banyak hal, seperti politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Berikut data jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia menurut pintu masuk dan kebangsaan pada tahun 2013 dan 2014.
Tabel II.1
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MENURUT PINTU MASUK DAN KEBANGSAAN
Bulan Desember 2014
No Kebangsaan
Jumlah Kunjungan Wisman Melalui 19
Pintu Utama Pertumbuhan
2014 2013
1 Singapura
192,477 182,979
5.19 2
Malaysia 150,325
152,856 -1.66
3 Jepang
45,148 39,413
14.55 4
Korea Selatan 28,796
29,139 -1.18
5 Taiwan
14,437 14,174
1.86 6
Tiongkok 75,506
52,237 44.55
7 India
23,874 20,696
15.36 8
Philipina 10,683
11,641 -8.23
9 Hongkong
7,153 8,146
-12.19 10
Thailand 7,858
7,780 1.00
11 Australia
102,351 83,010
23.30 12
Amerika Serikat 20,808
19,997 4.06
13 Inggris
18,065 17,363
4.04 14
Belanda 12,122
12,266 -1.17
15 Jeman
11,629 11,172
4.09 16
Perancis 10,838
12,134 -10.68
17 Rusia
7,601 9,944
-23.56 18
Arab Saudi 7,229
7,522 -3.90
19 Mesir
733 675
8.59
20 Uni Emirat Arab
1,428 1,322
8.02 21
Bahrain 99
98 1.02
Lainnya 111,234
108,022 2.97
Total 860,394
802,586 7.20
KUNJUNGAN WISMAN MELALUI PINTU
MASUK LAINNYA
54940 58069
-5.39
TOTAL KUNJUNGAN WISMAN MELALUI
SELURUH PINTU MASUK
915,334 860,655
6.35 Sumber : Ditjen Imigrasi dan BPS diolah kembali oleh Pusdatin Kemenparekraf
Keterangan jenis pintu masuk : U Udara, L Laut, D Darat
Dari data di atas, terlihat bahwa pada tahun 2013 wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia sebesar 860.655 jiwa dan pada tahun 2014 naik menjadi sebesar
915.334. Kenaikan jumlah wisatawan mancanegara inilah menjadikan pariwisata di Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan terutama di bidang ekonomi. Dari
kegiatan pariwisata yang ada di Indonesia, mampu menaikkan devisa negara serta memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar.
Tabel II.2
PERKEMBANGAN JUMLAH PERJALANAN WISATAWAN NUSANTARA, RATA - RATA PERJALANAN, PENGELUARAN PER PERJALANAN TOTAL PENGELUARAN
2009 – 2013
Tahun Perjalanan ribuan
Rata-rata Perjalanan kali
Pengeluaran per perjalanan ribu Rp
Total Pengeluaran triliun Rp
2009 229,731
1.92 600.30
137.91 2010
234,377 1.92
641.76 150.41
2011 236,752
1.94 679.58
160.89 2012
245,290 1.98
704.68 172.85
2013 250,036
1.92 711.26
177.84 Sumber : Pusdatin Kemenparekraf BPS
Dari tabel di atas terlihat bahwa perkembangan jumlah perjalanan wisatawan nusantara mengalami kenaikan setiap tahunnya. Terlihat bahwa angka-angka
perjalanan mengalami kenaikan yang berdampak pada pengeluaran. Sehingga dengan kenaikan perjalanan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara tersebut dapat
disimpulkan bahwa prospek pariwisata sangat menjanjikan di sektor ekonomi.
B. Dampak Pariwisata Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Ismayanti 2011: 181 mengatakan bahwa pariwisata merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan yang secara langsung menyentuh dan
melibatkan masyarakat sehingga membawa dampak terhadap masyarakat setempat. Dampak terhadap masyarakat sekitar secara langsung terjadi akibat adanya transaksi
barang dan jasa antara wisatawan dan masyarakat daerah wisata. Dampak dari pariwisata bagi masyarakat sekitar obyek wisata pada dasarnya
membawa berbagai dampak bagi masyarakat. Dampak pariwisatamenurut Soekadijo 1996: 29 bahwa dampak pariwisata bagi masyarakat lokal antara lain pariwisata
memungkinkan adanya kontak antara orang-orang di berbagai bagian dunia yang paling jauh, dengan berbagai bahasa, ras, kepercayaan, paham politik dan tingkat
perekonomian. Sedangkan Spillane 1994: 56 menguraikan dampak pariwisata di bidang
ekonomi, sosial budaya dan politik. Berikut dampak di bidang ekonomi, sosial budaya dan politik.