Dampak Keberadaan Obyek Wisata Lava Tour Terhadap Keadaaan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan Sleman.

(1)

viii

ABSTRAK

DAMPAK KEBERADAAN OBYEK WISATA LAVA

TOUR TERHADAP KEADAAN SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT DESA UMBULHARJO

CANGKRINGAN SLEMAN

Diana Setiati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menguji dan menganalisis perubahan jumlah pendapatan masyarakat dengan adanya obyek wisata Lava Tour; (2) menguji dan menganalisis perubahan curahan kerja masyarakat dengan adanya obyek wisata Lava Tour; dan (3) mengidentifikasi perubahan jenis pekerjaan masyarakat dengan adanya obyek wisata Lava Tour.

Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif untuk menganalisis dampak keberadaan obyek wisata Lava Tour terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan angkatan kerja di tiga dusun meliputi Dusun Kinahrejo, Pangukrejo dan Gondang sebanyak 1.332 jiwa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 298 responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster sampling dengan cara proportionate cluster sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh diuji dan dianalisis menggunakan teknik uji z.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Jumlah pendapatan meningkat signifikan yaitu menjadi lebih besar dari rata-rata Rp555.604,03 menjadi sebesar Rp1.000.771,81; (2) Curahan kerja menjadi meningkat siginifikan yaitu dari rata-rata 9,1 jam/hari menjadi 10,6 jam/hari; (3) Jenis pekerjaan menjadi semakin beragam dari 19 jenis pekerjaan menjadi 27 jenis pekerjaan baru.


(2)

ix

ABSTRACT

THE IMPACT OF THE PRESENSE OF LAVA TOUR TO THE SOCIAL ECONOMIC SITUATION OF UMBULHARJO

VILLAGE’S SOCIETY IN CANGKRINGAN SLEMAN

REGENCY

Diana Setiati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

This study aims to: (1) examine and analyze the changes in of the income of the people caused by the presense of Lava Tour; (2) examine and analyze the changes of the working time caused by the presense of Lava Tour; and (3) identify the changes of type of people’s occupation caused by the presense of Lava Tour.

This study is a causal comparative study to analyze the impact of the presence of a tourist object, Lava Tour to the social economic situation of Umbulharjo society in Cangkringan village. The population of this study were 1.332 people of the overall workforce in three hamlets included Kinahrejo, Pangukrejo and Gondang. The samples were 298 respondents. The sampling technique was cluster sampling technique by applying proportionate cluster sampling. Data collection technique was a questionnaire. The data were tested and analyzed by applying the z test.

The results show that: (1) total revenue increases significantly by becoming bigger than the average Rp555.604,03 to Rp1.000.771,81; (2) the working hours increases significantly, from the average of 9.1 hours/day to 10.6 hours/day; (3) this type of work has become more varied than 19 types of work to 27 new jobs.


(3)

DAMPAK KEBERADAAN OBYEK WISATA LAVA

TOUR TERHADAP KEADAAN SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT DESA UMBULHARJO

CANGKRINGAN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh : Diana Setiati NIM: 111324029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim, Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada saya sehingga skripsi ini dapat selesai, dan skripsi ini saya persembahkan untuk:

 Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma  Bapak dan Ibu ku yang selalu memberikan dukungan

moral maupun materil

 Adik saya yang selalu mendukung

 Orang tersayang mas Ari Gunawan atas dukungan,


(7)

v

MOTTO

Experience is the best teacher

Belajar adalah kunci sukses yang harus selalu dilakukan

”Kamu harus bermimpi sebelum mimpimu menjadi kenyataan.”

Dr A P J Abdul Kalam, Presiden India

Tak akan ada waktu dan tempat untuk merubah masa lalu Anda tapi akan selalu ada waktu dan tempat dimana Anda dapat mengubah masa depan Anda.


(8)

(9)

(10)

viii

ABSTRAK

DAMPAK KEBERADAAN OBYEK WISATA LAVA

TOUR TERHADAP KEADAAN SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT DESA UMBULHARJO

CANGKRINGAN SLEMAN

Diana Setiati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menguji dan menganalisis perubahan jumlah pendapatan masyarakat dengan adanya obyek wisata Lava Tour; (2) menguji dan menganalisis perubahan curahan kerja masyarakat dengan adanya obyek wisata Lava Tour; dan (3) mengidentifikasi perubahan jenis pekerjaan masyarakat dengan adanya obyek wisata Lava Tour.

Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif untuk menganalisis dampak keberadaan obyek wisata Lava Tour terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan angkatan kerja di tiga dusun meliputi Dusun Kinahrejo, Pangukrejo dan Gondang sebanyak 1.332 jiwa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 298 responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster sampling dengan cara proportionate cluster sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh diuji dan dianalisis menggunakan teknik uji z.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Jumlah pendapatan meningkat signifikan yaitu menjadi lebih besar dari rata-rata Rp555.604,03 menjadi sebesar Rp1.000.771,81; (2) Curahan kerja menjadi meningkat siginifikan yaitu dari rata-rata 9,1 jam/hari menjadi 10,6 jam/hari; (3) Jenis pekerjaan menjadi semakin beragam dari 19 jenis pekerjaan menjadi 27 jenis pekerjaan baru.


(11)

ix

ABSTRACT

THE IMPACT OF THE PRESENSE OF LAVA TOUR TO THE SOCIAL ECONOMIC SITUATION OF UMBULHARJO

VILLAGE’S SOCIETY IN CANGKRINGAN SLEMAN REGENCY

Diana Setiati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

This study aims to: (1) examine and analyze the changes in of the income of the people caused by the presense of Lava Tour; (2) examine and analyze the changes of the working time caused by the presense of Lava Tour; and (3) identify the changes of type of people’s occupation caused by the presense of Lava Tour.

This study is a causal comparative study to analyze the impact of the presence of a tourist object, Lava Tour to the social economic situation of Umbulharjo society in Cangkringan village. The population of this study were 1.332 people of the overall workforce in three hamlets included Kinahrejo, Pangukrejo and Gondang. The samples were 298 respondents. The sampling technique was cluster sampling technique by applying proportionate cluster sampling. Data collection technique was a questionnaire. The data were tested and analyzed by applying the z test.

The results show that: (1) total revenue increases significantly by becoming bigger than the average Rp555.604,03 to Rp1.000.771,81; (2) the working hours increases significantly, from the average of 9.1 hours/day to 10.6 hours/day; (3) this type of work has become more varied than 19 types of work to 27 new jobs.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul

Dampak Keberadaan Obyek Wisata Lava Tour Terhadap Keadaan Sosial Ekonomi

Masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan Sleman” ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana

pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu saya menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Yohanes Harsoyo selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed, selaku Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran, kearifan dan kebijaksanaannya telah memberikan bimbingan, arahan dan dorongan yang tiada hentinya di sela-sela kesibukan. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Bejo Mulyo S.Pd selaku Kepala Desa Umbulharjo Cangkringan yang telah membantu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi angkatan 2011, sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dan motivasi, serta semua pihak yang tidak


(13)

(14)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7


(15)

xiii

A. Kepariwisataan Sebagai Sektor Ekonomi Yang Prospektif ... 9

1. Pengertian Istilah Pariwisata ... 9

2. Bentuk dan Jenis Pariwisata ... 11

3. Pariwisata sebagai Sektor Ekonomi ... 14

B. Dampak Pariwisata Terhadap Kesejahteraan Masyarakat ... 18

1. Dampak Pariwisata Terhadap Pendapatan Masyarakat Sekitar ... 21

2. Dampak Pariwisata Terhadap Curahan Kerja Masyarakat Sekitar ... 21

3. Dampak Pariwisata Terhadap Jenis Pekerjaan Masyarakat Sekitar ... 22

C. Hasil Penelitian Terdahulu ... 22

D. Kerangka Berpikir Teoritik dan Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Subjek dan Obyek Penelitian ... 27

C. Tempat dan Waktu Penelitian... 28

D. Populasi dan Sampel ... 28

E. Data yang Dicari ... 31

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 31

G. Teknik Pengumpulan Data ... 34

H. Instrumen Penelitian ... 34

I. Pengujian Hipotesis ... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 38

A. Gambaran Umum Desa Umbulharjo Cangkringan ... 38

B. Gambaran Obyek Wisata Lava Tour ... 43

C. Deskripsi Responden ... 52


(16)

xiv

A. Deskripsi Penelitian ... 54

B. Uji Hipotesis ... 55

1. Jumlah Pendapatan... 55

2. Curahan Kerja ... 58

3. Jenis Pekerjaan ... 60

C. Pembahasan ... 64

1. Dampak Keberadaan Obyek Wisata Lava Tour Terhadap Jumlah Pendapatan Masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan ... 64

2. Dampak Keberadaan Obyek Wisata Lava Tour Terhadap Curahan Kerja Masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan ... 66

3. Dampak Keberadaan Obyek Wisata Lava Tour Terhadap Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan ... 67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

C. Keterbatasan ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu

Masuk Dan Kebangsaan Bulan Desember 2015 ... 16

Tabel II.2 Perkembangan Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara, Rata-Rata Perjalanan, Pengeluaran Per Perjalanan Total Pengeluaran 2009-2013 ... 17

Tabel II.3 Dampak Pariwisata... 19

Tabel II.4 Penelitian Terdahulu ... 22

Tabel III.1 Kisi-kisi Kuesioner Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat ... 35

Tabel IV.1 Daftar Perangkat Desa Umbulharjo ... 39

Tabel IV.2 Data Ketenagakerjaan Desa Umbulharjo Cangkringan tahun 2009-2014 ... 41

Tabel IV.3 Tabel Sarana Komunikasi Desa Umbulharjo tahun 2009-2014 ... 43

Tabel IV.4 Daftar Tim Pengelola Wisata Lava Tour Desa Umbulharjo ... 47

Tabel IV.5 Hasil Penjualan Tiket Obyek Wisata Lava Tour... 48

Tabel IV.6 Daftar Pengalokasian Karcis Retribusi Obyek Wisata Lava Tour ... 48

Tabel IV.7 Rekap Data Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Lava Tour ... 50

Tabel IV.8 Deskripsi Umur Responden ... 52

Tabel V. 1 Rekap Pendapatan Masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan ... 55

Tabel V.2 Deskripsi Statistik Jumlah Pendapatan Per Bulan Masyarakat Desa Umbulharjo ... 56

Tabel V.3 Tes Statistik Jumlah Pendapatan Masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan ... 57


(18)

xvi

Tabel V.4 Deskripsi Statistik Curahan Kerja Per Bulan Masyarakat Desa

Umbulharjo ... 58 Tabel V.5 Tes Statistik Curahan Kerja Masyarakat Desa Umbulharjo

Cangkringan ... 59 Tabel V.6 Jenis Pekerjaan Utama Masyarakat Desa Umbulharjo ... 60 Tabel V.7 Kepemilikan Harta Masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan... 65


(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 79

Lampiran 2. Data Dari Responden ... 83

Lampiran 3. Hasil Analisis Data... 97

Lampiran 4. Kuesioner ... 100


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Hal ini dapat dilihat dari panorama alam dan sumber daya alam yang melimpah, yang terdiri dari hutan, sawah, sungai, danau, lautan dan lain-lain. Sumber daya alam yang melimpah menjadi salah satu sumber pemuas kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia harus mengelola sumber daya alam dengan baik. Pengelolaan yang baik atas sumber daya yang terbatas memungkinkan menusia dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya harus melakukan pengorbanan untuk dapat memenuhi kebutuhan. Kegiatan tersebut disebut kegiatan ekonomi.

Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan orang dalam bidang ekonomi untuk menghasilkan pendapatan dalam rangka memenuhi kebutukan hidup. Kegiatan ekonomi dibedakan menjadi tiga yaitu produksi, distribusi dan konsumsi. Masyarakat sebagai pelaku kegiatan ekonomi dalam melakukan pemenuhan kebutuhan memerlukan pendapatan. Pendapatan masyarakat berasal dari hasil kerja yang dilakukan oleh masyarakat. Pendapatan tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seperti sandang, pangan dan papan.


(22)

Oleh karena itu masyarakat melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya.

Masyarakat memperoleh pendapatan dari bekerja. Pada masyarakat tradisional orang bekerja sesuai dengan kondisi wilayah tempat tinggalnya. Masyarakat daerah pegunungan apabila dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir tentu berbeda mata pencahariannya. Perbedaan itu dapat dilihat dari fakta bahwa Indonesia memiliki daerah pegunungan, pesisir, hutan, sungai dan tempat-tempat lainnya. Sebagai contoh, masyarakat daerah pegunungan memiliki mata pencaharian sebagai petani sayuran dan buah-buahan, peternak hewan, dan kegiatan lain yang dapat dilakukan di daerah pegunungan. Di daerah pesisir atau pantai, masyarakat sekitar memperoleh pendapatan dari kegiatan sebagai nelayan.

Selain menjadi sumber mata pencaharian masyarakat, sumber daya alam sekitar juga perlu dikelola oleh pemerintah setempat. Pengelolaan sumber daya alam di daerah menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah. Pendapatan asli daerah dapat mendukung pembangunan ekonomi di daerah. Salah satu pembangunan yang dilakukan pemerintah dapat berupa pembangunan obyek wisata alam. Salah satu obyek wisata di Cangkringan Sleman yang dikelola oleh pemerintah dan masyarakat yaitu obyek wisata Lava Tour.

Obyek wisata lava tour yang berada di kawasan bencana erupsi Gunung Merapi. Erupsi Gunung Merapi terjadi pada tahun 2010 yang


(23)

telah menghilangkan mata pencaharian, tempat tinggal, serta ternak warga masyarakat Desa Umbulharjo, khususnya yang tinggal dekat dengan Gunung Merapi. Sebelum adanya erupsi, masyarakat Desa Umbulharjo memiliki mata pencaharian yang sama dengan masyarakat daerah pegunungan lainnya, yaitu bertani, menambang pasir di sungai, dan memelihara ternak.

Kegiatan memelihara ternak dan menambang pasir menjadi mata pencaharian yang utama bagi masyarakat daerah tersebut. Masyarakat mendapatkan penghasilan dengan menjual susu sapi atau menjual ternak mereka. Sebelum terjadi erupsi harga susu sapi ± Rp4.000,00 per liter dan harga satu truk pasir ± Rp250.000,00. Dengan pekerjaan tersebut masyarakat Desa Umbulharjo senantiasa dapat mencukupi kebutuhannya. Mereka mulai bekerja dari pukul 04.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Kegiatan memerah susu, mencari rumput, dan menambang pasir dilakukan hampir setiap hari.

Erupsi merapi menyebabkan masyarakat Desa Umbulharjo kehilangan tempat tinggal serta mata pencahariannya. Bencana erupsi Gunung Merapi menarik banyak orang untuk melihat kawasan bencana pasca erupsi Gunung Merapi. Pasca erupsi, banyak orang berbondong-bondong datang, sehingga masyarakat sekitar memanfaatkan momen tersebut untuk berjualan makanan, minuman serta menawarkan jasa seperti ojek untuk menuju kawasan bencana pasca erupsi.

Hal tersebut membuat pemerintah setempat menjadikan daerah bencana sebagai obyek wisata Lava Tour. Obyek wisata Lava Tour


(24)

dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk mencari nafkah dengan pekerjaan yang baru, seperti membuka warung untuk berjualan makanan dan oleh-oleh, menyewakan motor trail, serta menawarkan paket perjalanan wisata menggunakan Jeep.

Pengelola Jeep menawarkan beberapa paket perjalanan mengelilingi kawasan pasca erupsi. Pengunjung dapat memilih paket yang diberikan oleh pengelola wisata sesuai kebutuhan dan daerah yang ingin dikunjungi. Macam-macam paket yang ditawarkan yaitu Short Route dengan biaya ± Rp400.000,00, Medium Route Rp500.000,00 dan Long Route Rp600.000,00. Jalur paket yang ditawarkan pengelola untuk Short route adalah Basecamp, kali Opak, batu Alien, kali Gendol, dusun Kaliadem, hamparan material erupsi merapi Kaliadem, gumuk Petung, dan makam massal korban Merapi. Sedangkan jalur medium route adalah Basecamp, kali Opak, dusun Petung, gardu pandang Kopeng, hamparan material Merapi kali Gendol, Makam mbah Maridjan, batu Gajah Kepuharjo dan makam massal korban Merapi. Jalur long route adalah Basecamp, kali Opak, dusun Petung, gardu pandang Kopeng, batu Gajah Kepuharjo, MakamMbah Maridjan, bukit Glagahsari, hunian tetap korban Merapi dan makam massal korban Merapi.

Obyek wisata lava tour ramai dikunjungi wisatawan pada saat akhir minggu, dan musim liburan. Banyak wisatawan rombongan memesan terlebih dahulu paket jeep yang ditawarkan pengelola. Masyarakat sekitar bekerja penuh pada akhir minggu, bahkan hampir setiap hari pada musim liburan.


(25)

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui Dampak Keberadaan Obyek Wisata Lava Tour terhadap Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan Sleman

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang peneliti sampaikan, maka penelitian ini dibatasi hanya dalam hal kondisi sosial ekonomi masyarakat, yang meliputi aspek pendapatan, curahan kerja dan jenis pekerjaan di Desa Umbulharjo Cangkringan Sleman Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apakah ada perubahan jumlah pendapatan masyarakat Desa Umbulharjo dengan adanya obyek wisata Lava Tour?

2. Apakah ada perubahan curahan kerja masyarakat Desa Umbulharjo dengan adanya obyek wisata Lava Tour?

3. Apakah ada perubahan jenis pekerjaan masyarakat Desa Umbulharjo dengan adanya obyek wisata Lava Tour?

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah suatu atribut dari orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam


(26)

kelompok tersebut (Sugiyono, 2010: 2). Variabel-variabel dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Pendapatan Masyarakat

Pendapatan masyarakat yaitu jumlah nominal dalam rupiah yang diterima masyarakat,berupa upah atas hasil kerjanya, laba maupun sewa atas penggunaan barang maupun jasa masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan Sleman sebelum dan sesudah keberadaan obyek wisata Lava Tour.

2. Curahan Kerja

Curahan kerja yaitu waktu yang digunakan warga melakukan aktivitas dengan sengaja untuk mendapatkan penghasilan berupa upah, laba maupun sewa atas penggunaan barang maupun jasa masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan Sleman sebelum dan sesudah keberadaan obyek wisata Lava Tour.

3. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan yaitu keanekaragaman usaha kerja masyarakat untuk mendapatkan penghasilan berupa upah, laba maupun sewa atas penggunaan barang maupun jasa masyarakat dan status ketenagakerjaan yang tidak termasuk dalam bekerja seperti ibu rumah tangga dan pelajar Desa Umbulharjo Cangkringan Sleman sebelum dan sesudah keberadaan obyek wisata Lava Tour.


(27)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan menganalisis perubahan jumlah pendapatan masyarakat Desa Umbulharjo dengan adanya obyek wisata Lava Tour. 2. Untuk menguji dan menganalisis perubahan curahan kerja masyarakat

Desa Umbulharjo dengan adanya obyek wisata Lava Tour.

3. Untuk mengidentifikasi perubahan jenis pekerjaan masyarakat Desa Umbulharjo dengan adanya obyek wisata Lava Tour

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan, antara lain:

1. Bagi masyarakat sekitar

Dapat mengetahui dampak keberadaan obyek wisata lava tourpada kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Umbulharjo. 2. Bagi Pemerintah

Dapat mengetahui dampak keberadaaan obyek wisata lava tour bermanfaat bagi pendapatan daerah terutama di Desa Umbulharjo Cangkringan.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang berguna bagi


(28)

mahasiswa atau siapa saja yang membutuhkan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan tentang dampak keberadaaan obyek wisata Lava Tour di Desa Umbulharjo Cangkringan.

4. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan, sarana latihan dan praktik penelitian mengenai dampak keberadaan obyek wisata lava tour terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan Sleman sebagai prasyarat menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.


(29)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepariwisataan Sebagai Sektor Ekonomi yang Prospektif

1. Pengertian Istilah Pariwisata

Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata “pari” berarti berkeliling atau bersama, dan kata “wisata” berarti perjalanan. Jadi pariwisata berarti perjalanan keliling dari suatu tempat ke tempat lain (Yoeti, 1983:109). Menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan pasal 1 menyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Sedangkan Spillane (1987:22) menguraikan bahwa suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi 3 persyaratan yaitu :

1. Harus bersifat sementara

2. Harus bersifat sukarela dalam arti tidak terjadi karena paksaan

3. Tidak melakukan pekerjaan yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran Suwantoro (2002: 3) menjelaskan bahwa pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara seseorang atau lebih menuju tempat lain keluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar.


(30)

Berbeda dengan Suwantoro, Pendit (2003:33) menjelaskan tentang kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan-pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan setempat, program-program kebersihan atau kesehatan, pilot proyek sasana budaya, dan kelestarian lingkungan dan sebagainya. Yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar.

Hampir sama dengan Pendit, Wahab (1975:55) mengemukakan pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.

Sedangkan Soekadijo (1996: 22) mengemukakan pariwisata adalah suatu gejala sosial yang sangat kompleks, yang menyangkut manusia seutuhnya dan memiliki berbagai aspek: sosiologis, psikologis, ekonomis, ekologis, dan sebagainya. Aspek yang mendapat perhatian paling besar dan hampir-hampir merupakan satu-satunya aspek yang dianggap penting ialah aspek ekonomisnya.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang bersifat sementara atau tidak untuk tinggal di tempat yang dikunjungi. Pariwisata sebagai “industri jasa” mempunyai beberapa dampak, baik dari segi ekonomi, sosial maupun kebudayaan. Aspek yang mendapat perhatian lebih yaitu aspek ekonomisnya.


(31)

2. Bentuk dan Jenis Pariwisata

a. Bentuk Pariwisata

Pendit (1995:43) mengemukakan pariwisata dapat dibagi dalam kategori sebagai berikut :

1) Menurut asal wisatawan :

a) Dari dalam negeri biasa disebut pariwisata domestik atau pariwisata nusantara b) Dari luar negeri biasa disebut pariwisata internasional atau pariwisata

mancanegara

2) Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

a) Kepergian wisatawan ke luar negeri yang memberi dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri disebut pariwisata pasif

b) Kedatangan wisatawan ke dalam negeri, memberi dampak positif terhadap neraca pembayaran luar negeri, disebut pariwisata aktif

3) Menurut jangka waktu

a) Pariwisata jangka pendek, apabila wisatawan yang berkunjung ke suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) hanya beberapa hari saja

b) Pariwisata jangka panjang, apabila wisatawan yang berkunjung ke suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) waktunya sampai berbulan-bulan

4) Menurut jumlah wisatawan

a) Disebut pariwisata tunggal, apabila wisatawan yang bepergian hanya seorang atau satu keluarga

b) Disebut pariwisata rombongan, apabila wisatawan yang bepergian satu kelompok atau rombongan yang bepergian untuk wisata, bisa 15-20 orang atau lebih


(32)

5) Menurut alat angkut yang digunakan a) Pariwisata udara

b) Pariwisata laut c) Pariwisata kereta api d) Pariwisata mobil

b. Jenis Pariwisata

Menurut Spillane (1987: 29), jenis-jenis pariwisata berdasarkan motif tujuan perjalanan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis pariwisata khusus, yaitu:

1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar, memenuhi keingintahuanya, mengendorkan ketegangan syaraf, melihat sesuatu yang baru,menikmati keindahan alam, mengetahui hikayat rakyat setempat, dan mendapatkan ketenangan.

2. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism)

Pariwisata ini dilakukan untuk pemanfaatan hari-hari libur untuk beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, dan menyegarkan diri dari keletihan dan kelelahannya. Dapat dilakukan pada tempat yang menjamin tujuan-tujuan rekreasi yang menawarkan kenikmatan yang diperlukan seperti tepi pantai, pegunungan, pusat-pusat peristirahatan dan pusat-pusat kesehatan.


(33)

3. Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism)

Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat-istiadat, kelembagaan, dan cara hidup masyarakat yang berbeda-beda, mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan masa lalu, pusat-pusat kesenian dan keagamaan, festival seni musik, teater, tarian rakyat dan lain-lain.

4. Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism)

Pariwisata ini dapat dibagi lagi menjadi dua kategori:

a. Big sports events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan yang menarik perhatian bagi penonton atau penggemarnya.

b. Sporting Tourism of The Practitioners, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri seperti pendakian gunung, olahraga naik kuda, berburu, memancing dan lain-lain.

5. Pariwisata untuk urusan usaha dagang (Business Tourism)

Menurut para ahli teori, perjalanan pariwisata ini adalah bentuk profesional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada seseorang untuk memilih tujuan maupun waktu perjalanan.

6. Pariwisata untuk berkonvensi (Convention Tourism)

Pariwisata ini banyak diminati oleh negara-negara karena ketika diadakan suatu konvensi atau pertemuan maka akan banyak peserta yang hadir untuk tinggal dalam jangka waktu tertentu dinegara yang mengadakan


(34)

konvensi. Negara yang sering mengadakan konvensi akanmendirikan bangunan-bangunan yang menunjang diadakannya pariwisata konvensi.

3. Pariwisata Sebagai Sektor Ekonomi

Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata adalah fenomena pergerakan manusia, barang, dan jasa yang sangat kompleks. Ia terkait erat dengan organisasi, hubungan-hubungan kelembagaan dan individu, kebutuhan layanan, penyediaan kebutuhan layanan, dan sebagainya (Janianton, 2006: 2).

Pariwisata sering dipandang sebagai sektor yang sangat terkemuka dalam ekonomi dunia. Apabila sektor tersebut berkembang atau mundur, maka banyak negara atau pemerintah dipengaruhi secara ekonomis. Sektor ekonomi dunia berkaitan dengan penerimaan internasional yang merupakan sektor dari pariwisata. Sektor industri pariwisata dan peranannya dalam pembangunan ekonomi dapat menjadi positif atau negatif, hal ini tergantung pada kriteria yang dipakai (misalnya pertumbuhan ekonomi melawan pemerataan pendapatan), sifat dari industri sendiri, dan sifat dari perekonomian lokal. Dampak positif pariwisata dilihat dari segi peranan pariwisata yang paling besar dan penting adalah pengaruhnya terhadap produk domestik bruto (GDP) di negara-negara yang didominasi oleh pariwisata massal (mass tourism), yaitu di negara-negara yang sangat tergantung pada pariwisata (Spillane,1994: 36).

Ismayanti (2011: 184) menguraikan dinamika dalam pariwisata ditimbulkan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

a. Pengembangan dan peningkatan penggunaan perantara seperti biro perjalanan wisata sehingga memudahkan wisatawan untuk melakukan perencanaan perjalanan.


(35)

b. Pertumbuhan bauran pemasaran dalam menawarkan produk wisata sehingga peluang penjualan dan transaksi wisata semakin besar.

c. Jumlah pemain di industri yang menjanjikan semakin banyak sehingga persaingan semakin besar. Beberapa di antaranya menjalankan persaingan tidak sehat sehingga perlu ditegakkan kode etik pariwisata.

Pariwisata disambut sebagai industri yang membawa aliran devisa, lapangan pekerjaan dan cara hidup modern. Industri pariwisata memberikan keunikan tersendiri dibandingkan dengan sektor ekonomi lain karena keempat faktor berikut ini.

Pertama, pariwisata adalah industri ekspor fana (invisible export industry). Segala transaksi yang terjadi di industri pariwisata berupa pengalaman yang dapat diceritakan kepada orang lain, tetapi tidak dapat dibawa pulang sebagai cinderamata.

Kedua, setiap kali wisatawan mengunjungi destinasi selalu membutuhkan barang dan jasa tambahan, seperti transportasi dan kebutuhan air bersih. Barang dan jasa tambahan harus diciptakan dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.

Ketiga, pariwisata sebagai produk yang terpisah-pisah (fragmented), tetapi terintegrasi dan langsung mempengaruhi sektor ekonomi lain. UU nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan secara jelas menyatakan, pariwisata berkaitan dengan banyak sektor atau multisektor. Koordinasi strategis lintas sektor terkait dengan pariwisata di antaranya dengan bidang pelayanan ke pelayanan kepabeanan, keimigrasian, dan karantina; bidang kemanan dan ketertiban; bidang prasarana umum yang mencakupi jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi, dan kesehatan lingkungan; bidang transportasi darat, laut, dan udara; dan bidang promosi pariwisata dan kerja


(36)

sama luar negeri. Kerjasama antar sektor harus diatur dengan tata kerja, mekanisme dan hubungan yang baik untuk manfaat bersama.

Keempat, pariwisata merupakan ekspor yang sangat tidak stabil. Sifat kepariwisataan yang dinamis dan musiman membuat industri ini mengalami fluktuasi yang sangat tinggi. Industri pariwisata rentan terhadap banyak hal, seperti politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

Berikut data jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia menurut pintu masuk dan kebangsaan pada tahun 2013 dan 2014.

Tabel II.1

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MENURUT PINTU MASUK DAN KEBANGSAAN

Bulan Desember 2014

No Kebangsaan

Jumlah Kunjungan Wisman Melalui 19

Pintu Utama Pertumbuhan (%)

2014 2013

1 Singapura 192,477 182,979 5.19

2 Malaysia 150,325 152,856 -1.66

3 Jepang 45,148 39,413 14.55

4 Korea Selatan 28,796 29,139 -1.18

5 Taiwan 14,437 14,174 1.86

6 Tiongkok 75,506 52,237 44.55

7 India 23,874 20,696 15.36

8 Philipina 10,683 11,641 -8.23

9 Hongkong 7,153 8,146 -12.19

10 Thailand 7,858 7,780 1.00

11 Australia 102,351 83,010 23.30

12 Amerika Serikat 20,808 19,997 4.06

13 Inggris 18,065 17,363 4.04

14 Belanda 12,122 12,266 -1.17

15 Jeman 11,629 11,172 4.09

16 Perancis 10,838 12,134 -10.68

17 Rusia 7,601 9,944 -23.56

18 Arab Saudi 7,229 7,522 -3.90


(37)

20 Uni Emirat Arab 1,428 1,322 8.02

21 Bahrain 99 98 1.02

Lainnya 111,234 108,022 2.97

Total 860,394 802,586 7.20

KUNJUNGAN WISMAN MELALUI PINTU MASUK LAINNYA

54940 58069 -5.39

TOTAL KUNJUNGAN WISMAN MELALUI SELURUH PINTU MASUK

915,334 860,655 6.35

Sumber : Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Pusdatin Kemenparekraf) Keterangan jenis pintu masuk : U (Udara), L (Laut), D (Darat)

Dari data di atas, terlihat bahwa pada tahun 2013 wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia sebesar 860.655 jiwa dan pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 915.334. Kenaikan jumlah wisatawan mancanegara inilah menjadikan pariwisata di Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan terutama di bidang ekonomi. Dari kegiatan pariwisata yang ada di Indonesia, mampu menaikkan devisa negara serta memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar.

Tabel II.2

PERKEMBANGAN JUMLAH PERJALANAN WISATAWAN NUSANTARA, RATA - RATA PERJALANAN, PENGELUARAN PER PERJALANAN TOTAL PENGELUARAN

2009 – 2013

Tahun Perjalanan (ribuan) Rata-rata Perjalanan (kali)

Pengeluaran per perjalanan (ribu Rp)

Total Pengeluaran (triliun Rp)

2009 229,731 1.92 600.30 137.91

2010 234,377 1.92 641.76 150.41

2011 236,752 1.94 679.58 160.89

2012 245,290 1.98 704.68 172.85

2013 250,036 1.92 711.26 177.84


(38)

Dari tabel di atas terlihat bahwa perkembangan jumlah perjalanan wisatawan nusantara mengalami kenaikan setiap tahunnya. Terlihat bahwa angka-angka perjalanan mengalami kenaikan yang berdampak pada pengeluaran. Sehingga dengan kenaikan perjalanan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara tersebut dapat disimpulkan bahwa prospek pariwisata sangat menjanjikan di sektor ekonomi.

B. Dampak Pariwisata Terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Ismayanti (2011: 181) mengatakan bahwa pariwisata merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat sehingga membawa dampak terhadap masyarakat setempat. Dampak terhadap masyarakat sekitar secara langsung terjadi akibat adanya transaksi barang dan jasa antara wisatawan dan masyarakat daerah wisata.

Dampak dari pariwisata bagi masyarakat sekitar obyek wisata pada dasarnya membawa berbagai dampak bagi masyarakat. Dampak pariwisatamenurut Soekadijo (1996: 29) bahwa dampak pariwisata bagi masyarakat lokal antara lain pariwisata memungkinkan adanya kontak antara orang-orang di berbagai bagian dunia yang paling jauh, dengan berbagai bahasa, ras, kepercayaan, paham politik dan tingkat perekonomian.

Sedangkan Spillane (1994: 56 ) menguraikan dampak pariwisata di bidang ekonomi, sosial budaya dan politik. Berikut dampak di bidang ekonomi, sosial budaya dan politik.


(39)

Tabel II.3 Dampak Pariwisata

Dampak Pariwisata 1. Dampak di bidang

Ekonomi

a. Standarisasi fasilitas-fasilitas pariwisata; b. Meningkatnya keperluan akan barang dan jasa; c. Meluasnya kesempatan kerja;

d. Perubahan dalam pola kerja;

e. Adanya diet yang lebih baik dari masyarakat setempat; f. Berkembangnya aneka ragam kerajinan

2. Dampak di bidang Sosial Budaya

a. Adanya pertumbuhan penduduk yang cukup pesat di wilayah wisata sebagai akibat dari migrasi pencari kerja ke wilayah itu;

b. Berkembangnya pola hubungan sosial yang lebih bersifat impersonal;

c. Meningkatnya mobilitas kerja; d. Mundurnya aktivitas gotong-royong;

e. Berkembangnya konflik antar generasi (khususnya generasi muda dan tua);

f. Mundurnya usia kawin rata-rata dan mengecilkan jumlah anggota keluarga;

g. Adanya perubahan dalam stratifikasi sosial dan

munculnya cara-cara baru dalam menilai tinggi rendah status;


(40)

i. Masuknya ide-ide baru;

j. Terjadi gejala social deviance yang meliputi : kejahatan, bunuh diri, abortus, dan penyakit kelamin;

k. Adanya komersialisasi kebudayaan 3. Dampak di bidang

Politik

a. Hilangnya kontrol terhadap gejala pertumbuhan dan perkembangan pariwisata;

b. Berkembangnya politisasi dalam pengambilan keputusan;

c. Perubahan mekanisme pengambilan keputusan dari pola konsensus ke pola mayoritas.

Sumber : Spillane (1994 : 56 )

Sedangkan Wahab (1998: 15) mengemukakan bahwa dampak pariwisata di bidang ekonomi yaitu pertama, tingkat keuntungan bertambah bagi beberapa jenis usaha dalam industri pariwisata. Kedua, peningkatan imbalan jasa yang dibayar di masyarakat daerah tujuan wisata, sehubungan dengan permintaan tenaga kerja yang meningkat pada industri pariwisata yang makin meluas di sana. Ketiga, melonjaknya harga-harga tanah atau tingkat sewa fasilitas wisata di dalam atau sekitar kawasan wisata yang sedang dikembangkan sebagai daerah wisata.

Di Indonesia konsep formal pariwisata tercantum dalam pasal 1 Bab 1 Instruksi presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969. Dalam Inpres tersebut dirumuskan tujuan pariwisata di Indonesia adalah untuk: 1) Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya, perluasan kesempatan dan lapangan kerja serta mendorong


(41)

kegiatan-kegiatan industri penunjang dan industri-industri sampingan lainya; 2) Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia; 3) Meningkatkan persaudaraan/persahabatan nasional dan internasional.

1. Dampak Pariwisata terhadap Pendapatan Masyarakat Sekitar

Setiap kegiatan wisata menghasilkan pendapatan, khususnya bagi masyarakat setempat (Ismayanti, 2011: 190). Pendapatan itu dihasilkan dari transaksi antara wisatawan dan tuan rumah dalam bentuk pembelanjaan yang dilakukan oleh wisatawan. Pengeluaran wisatawan terdistribusi tidak hanya ke pihak-pihak yang terlibat langsung dalam industri pariwisata seperti hotel, rumah makan, biro perjalanan wisata, dan pemandu wisata.

Spillane (1994: 44) mengungkapkan bahwa pendapatan merupakan manfaat pokok dari pariwisata bagi masyarakat setempat atau lokal. Pengeluaran wisatawan merupakan pendapatan langsung dan melalui akibat pengganda akan dapat memperbesar pendapatan tak langsung, sehingga pendapatan yang diciptakan akan sangat besar.

2. Dampak Pariwisata terhadap Curahan Kerja Masyarakat Sekitar

Menurut Spillane (1994: 58) ada bermacam-macam jenis pekerjaan dan mungkin tenaga kerja hanya secara parsial tergantung pada sektor pariwisata.Pekerjaan dalam sektor pariwisata cenderung menerima gaji yang rendah, menjadi pekerja musiman, tidak ada serikat buruh, hanya bekerja sebagian waktu (part time), dan khusus untuk anggota keluarga atau pekerja wanita.

Banyak pekerjaaan dalam sektor pariwisata yang bersifat musiman. Akibatnya pekerjaan dapat berakibat negatif khususnya apabila pariwisata memusnahkan dasar kegiatan lain seperti kegiatan pertanian dalam masyarakat Desa.


(42)

3. Dampak Pariwisata terhadap Jenis Pekerjaan Masyarakat Sekitar

Dampak pariwisata selain terhadap pendapatan dan curahan kerja masyarakat sekitar juga mempengaruhi jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh masyarakat. Spillane (1994: 30) mengatakan lapangan kerja yang berkaitan dengan pariwisata dapat dibagi ke dalam tiga kategori: pekerjaan langsung, pekerjaan tak langsung dan pekerjaan yang berkaitan dengan investasi atau konstruksi infrastruktur. Pentingnya pariwisata sebagai sumber pekerjaan diakui oleh semua negara.

Ismayanti (2011: 189) juga mengungkapkan bahwa salah satu kontribusi pariwisata terhadap masyarakat yaitu menghasilkan pendapatan bagi masyarakat. Adanya transaksi antara wisatawan dan masyarakat sekitar obyek wisata dalam bentuk barang atau jasa menghasilkan suatu pendapatan bagi pemilik barang dan jasa.

C. Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel II.4 Penelitian Terdahulu

Peneliti Variabel Alat Analisis Kesimpulan

Martinus Irka Puji setyawan (2006)

Pembangunan obyek Wisata Ketep Pass (Y)

Curahan Kerja di bidang pertanian dan nonpertanian(X1) Jenis Pekerjaan (X2) Jumlah Pendapatan (X3) Studi Kausal Komparatif

 Curahan kerja masyarakat di bidang pertanian

mengalami perubahan yang signifikan

 Curahan kerja masyarakat di bidang nonpertanian tidak mengalami perubahan yang signifikan.

 Jenis pekerjaan mengalami perubahan yang signifikan


(43)

mengalami perubahan atau meningkat Fransiska Jeni Mawar (2014) Adanya Obyek Wisata Rohani Gua Maria Lawangsih (Y) Status Sosial Ekonomi (X1) Kesempatan Berusaha (X2) Interaksi Sosial Antar Warga (X3)

Studi Kausal Komparatif

 Terdapat perbedaan status sosial ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani Gua Maria Lawangsih

 Terdapat perbedaan kesempatan berusaha sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani Gua Maria Lawangsih

 Tidak Terdapat perbedaan interaksi sosial antar warga sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani Gua Maria Lawangsih Urbanus

Yulianto Kurniawan (2007)

Penetapan Desa-Desa di Kabupaten Sleman sebagai Desa Wisata (Y) Pendapatan Keluarga (X1) Curahan Kerja (X2) Kesempatan

Berusaha (X3) Kesempatan Kerja (X4)

Keluarga Miskin di Masyarakat (X5)

Studi

Perbandingan (Comparative Study)

 Jumlah pendapatan masyarakat di desa wisata menjadi meningkat dan mengalami perubahan yang signifikan.

 Keberadaan desa wisata memberikan dampak : 1. Di bidang pertanian tidak

mengalami perubahan yang signifikan

2. Di bidang non-pertanian juga tidak mengalami perubahan yang signifikan

 Keberadaan desa wisata memberikan dampak pada


(44)

D. Kerangka Berpikir Teoritik dan Hipotesis

Secara singkat adanya Obyek Wisata Lava Tour tersebut berdampak kepada kehidupan sosial ekonomi masyarakat melalui :

1. Pendapatan Masyarakat

Pemdapatan yang dimaksud adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang berupa upah sebagai pekerja, laba usaha atas usaha yang dijalankannya serta sewa yang diterima akibat dari peminjaman asset atau harta kepada orang lain. Keberadaan obyek wisata Lava Tour memberikan dampak secara langsung mempengaruhi pendapatan masyarakat sekitar. Banyaknya pengunjung obyek wisata Lava Tour semakin meningkatnya kesempatan kerja yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya angkatan kerja yang terserap dalam berbagai jenis pekerjaan.

 Keberadaan desa wisata memberi dampak pada semakin banyaknya kesempatan berusaha bagi warga masyarakat.

 Keberadaan desa wisata memberikan perubahan pada jumlah keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan, jumlah keluarga miskin berkurang menjai lebih sedikit.


(45)

memberikan peluang bagi masyarakat untuk menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Meningkatnya kemajuan suatu usaha akan meningkatkan pendapatan masyarakat yang membawa kepada kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut.

- Jumlah pendapatan masyarakat Desa Umbulharjo meningkat menjadi lebih besar daripada sebelum adanya Obyek Wisata Lava Tour.

2. Curahan Kerja

Curahan kerja adalah waktu yang digunakan oleh warga Desa Umbulharjo dalam melakukan aktivitas kerja untuk mendapatkan penghasilan berupa upah, sewa maupun laba setiap harinya. Sebelum adanya Obyek Wisata Lava Tour. Waktu yang digunakan warga sebelum dan sesudah adanya wisata Lava Tour tentu mengalami perbedaan. Sehingga dapat menjadi salah satu dampak yang dapat dilihat akibat adanya Obyek Wisata Lava Tour.

Berdasarkan uraian di atas penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut.

- Curahan kerja masyarakat di Desa Umbulharjo meningkat menjadi lebih besar daripada sebelum adanya Obyek Wisata Lava Tour.

3. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan yang dimaksud adalah variasi pekerjaan yang dilakukan untuk mendapatkan penghasilan berupa upah, laba maupun sewa. Warga yang sebelumnya mayoritas bekerja sebagai petani, peternak dan penambang pasir setelah adanya Obyek Wisata Lava Tour mengalami perbedaan jenis pekerjaan dimana banyak warga bekerja sebagai pemilik warung oleh-oleh, penyedia jasa Jeeep dan guide, serta pekerjaan lain yang dikerjakan warga untuk mendapatkan penghasilan.


(46)

- Jenis pekerjaan masyarakat Desa Umbulharjo meningkat menjadi lebih banyak daripada sebelum adanya Obyek Wisata Lava Tour.

Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan model penelitian sebagai berikut.

Gambar II.1Bagan Kerangka Teoritik Keberadaan Obyek Wisata Lava Tour

Keberadaan

Obyek

Wisata Lava

Tour

Pendapatan

Curahan Kerja


(47)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif. Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian yang berusaha untuk menentukan sebab akibat dari gejala-gejala yang muncul dengan melakukan perbandingan-perbandingan, yaitu melihat adanya perbedaan perilaku maupun status individu atau kelompok (Suprapto, 2013: 21). Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan pendapatan, curahan kerja dan jenis pekerjaan masyarakat Desa Umbulharjo sebelum dan sesudah keberadaan obyek wisata Lava Tour.

Metode penelitian kausal komparatif yang digunakan yaitu ex-post facto artinya data yang dikumpulkan setelah semua kejadian telah selesai berlangsung. Dalam penelitian ini penulis memusatkan pada kondisi sosial masyarakat sebelum dan sesudah adanya Obyek Wisata Lava Tour. Studi kasus di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

B. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat data untuk variabel penelitian (Arikunto, 2005: 116). Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.


(48)

b. Objek Penelitian

Objek penelitian yaitu suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 38). Objek penelitian dalam penelitian ini adalah variabel-variabel yang diteliti yaitu perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Umbulharjo yang meliputi perubahan jumlah pendapatan, curahan kerja dan jenis pekerjaan masyarakat.

C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni hingga bulan Juli 2015 D. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003: 55). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan Angkatan Kerja di tiga dusun yaitu Dusun Kinahrejo, Pangukrejo dan Gondang yaitu sebanyak 1.332 jiwa.


(49)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2003: 56). Pengambilan sampel menggunakan Rumus dari Krejcie dan Morgan yaitu:

n =

Keterangan :

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

= nilai dari tabel Chi Kuadrat dengan dk 1 dan α = 5 % P = proporsi populasi

d = galat pendugaan Berikut perhitungannya :

n =

n =

n =

n =

n =


(50)

n = 298,30401

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh jumlah sampel yang diperlukan untuk penelitian ini sebanyak 298 responden.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Cluster Sampling yaitu teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono, 2010: 65). Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pembagian kelompok atau kawasan. Dalam penelitian ini kawasan yang dipilih sebagai populasi yaitu daerah rawan bencana letusan gunung Merapi yaitu kawasan berat, sedang dan ringan.

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di tiga dusun Desa Umbulharjo yaitu dusun Kinahrejo, Pangukrejo dan Gondang. Populasi dari ketiga dusun tersebut sebesar 1.332 jiwa. Dengan perhitungan sampel menggunakan Rumus Krejcie dan Morgan didapat sampel sebesar 298 responden (Sugiyono, 2010: 67).

Teknik proportionate cluster sampling adalah teknik penentuan sampel digunakan bila populasi memiliki anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional yang berada pada suatu wilayah atau kawasan. Berikut perhitungan penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian secara proporsional:

Dusun Kinahrejo : (414/1.332) x 298 = 92,62 dibulatkan 93


(51)

Dusun Gondang : (463/1.332) x 298 = 103,58 dibulatkan 103

Keseluruhan sampel kelas tersebut adalah 93+102+103 = 298 sampel.

E. DATA YANG DICARI

Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian (responden) tentang apa yang akan diteliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh responden yang meliputi tentang pendapatan masyarakat, curahan kerja dan jenis pekerjaan masyarakat Desa Umbulharjo.

2. Data sekunder yaitu data yang tidak diperoleh langsung dari subjek penelitian (responden), tetapi diperoleh dari dokumen-dokumen pendukung terkait dengan penelitian tersebut. Adapun data yang akan dicari adalah:

a. Keadaan geografis b. Keadaan demografis

c. Data warga Desa Umbulharjo

F. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah atribut dari orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok tersebut (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian yaitu pendapatan masyarakat, curahan kerja dan jenis pekerjaan.


(52)

2. Definisi Operasional a. Pendapatan Masyarakat

Pendapatan masyarakat yaitu jumlah nominal dalam rupiah yang diterima masyarakat berupa upah atas hasil kerjanya , laba maupun sewa atas penggunaan barang maupun jasa masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan Sleman. Dalam penelitian ini indikatornya :

1) Jumlah pendapatan masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan sebelum adanya obyek wisata Lava Tour.

2) Jumlah pendapatan masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan sesudah adanya obyek wisata Lava Tour.

Pendapatan masyarakat merupakan jumlah total penerimaan dari penghasilan pokok dan penghasilan sampingan yang berupa uang selama satu bulan.

1) Penghasilan dari pekerjaan pokok 2) Penghasilan dari pekerjaan sampingan 3) Jumlah anggota keluarga

4) Kepemilikan harta

Selain jumlah pendapatan, kepemilikan harta atau fasilitas yang dimiliki seorangpun dapat menunjukkan bahwa mereka berada dalam status sosial ekonomi rendah, sedang, atau tinggi. Hal tersebut dapat dilihat melalui :

a) Sepeda motor yang dimiliki b) Mobil yang dimiliki


(53)

b. Curahan Kerja

Curahan kerja yaitu waktu yang digunakan warga melakukan aktivitas dengan sengaja untuk mendapatkan penghasilan berupa upah, laba maupun sewa atas penggunaan barang maupun jasa masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan Sleman. Curahan kerja merupakan waktu yang digunakan oleh sesorang dalam bekerja setiap hari dalam satuan jam. Dalam penelitian ini indikatornya:

1) Jumlah curahan kerja masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan sebelum adanya obyek wisata Lava Tour.

2) Jumlah curahan kerja masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan sesudah adanya obyek wisata Lava Tour.

c. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan yaitu keanekaragaman usaha kerja masyarakat untuk mendapatkan penghasilan berupa upah, laba maupun sewa atas penggunaan barang maupun jasa masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan Sleman. Dalam penelitian ini indikatornya:

1) Jenis pekerjaan masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan sebelum adanya obyek wisata Lava Tour.

2) Jenis pekerjaan masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan sesudah adanya obyek wisata Lava Tour.


(54)

G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum dan Sesudah Adanya Obyek Wisata Lava Tour yaitu :

1. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2007: 199), kuesioner merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang pendapatan masyarakat, curahan kerja dan jenis pekerjaan masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan penyimpanan sejumlah besar fakta dengan menggunakan catatan dan dokumen yang telah ada. Melalui cara ini peneliti bermaksud untuk memperoleh data sekunder yaitu jumlah angkatan kerja di Desa Umbulharjo dan lingkungan fisik di obyek wisata lava tour.

H. INSTRUMEN PENELITIAN 1. Lembar Kuesioner

Lembar kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner terbuka dimana responden mengisi jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dalam lembar kuesioner.


(55)

Tabel III.1

Kisi-kisi Kuesioner Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat

No Data yang dicari Jumlah item No.Item Kuesioner

1 Jumlah pendapatan 2 1,2

2 Jumlah anggota keluarga 1 3

3 Kepemilikan harta 3 4,5 dan 6

4 Waktu yang dibutuhkan dalam bekerja 2 7 dan 8

6 Pekerjaan 2 9 dan 10

I. PENGUJIAN HIPOTESIS

1. Dalam penelitian ini hipotesis pertama yang diajukan adalah sebagai berikut:

H1: Jumlah pendapatan masyarakat Desa Umbulharjo meningkat

menjadi lebih besar daripada sebelum adanya Obyek Wisata Lava Tour.

Maka digunakan teknik analisis uji beda Z dengan tingkat signifikansi 5% dengan rumus sebagai berikut:

Z =

Dimana: =


(56)

=

Dengan demikian,

Z =

=

Keterangan :

Z = nilai Z hitung

T = jumlah jenjang/rangking yang kecil µr = rata-rata nilai yang dihipotesiskan

σr = standar deviasi populasi yang telah diketahui

n = ukuran sampel

Uji signifikansi uji beda Z dengan tingkat signifikansi 5% yaitu jika nilai Z hitung lebih kecil dari Zα atau probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima, berarti jumlah pendapatan masyarakat Desa

Umbulharjo meningkat menjadi lebih besar daripada sebelum adanya Obyek Wisata Lava Tour.

2. Dalam penelitian ini hipotesis kedua yang diajukan adalah sebagai berikut:

H1: Curahan kerja masyarakat di Desa Umbulharjo meningkat

menjadi lebih besar daripada sebelum adanya Obyek Wisata Lava Tour.

Maka teknik analisis uji beda Z dengan tingkat kepercayaan 95% dengan rumus sebagai berikut:


(57)

Dimana: =

=

Dengan demikian,

Z =

=

Keterangan :

Z = nilai Z hitung

T = jumlah jenjang/rangking yang kecil µr = rata-rata nilai yang dihipotesiskan

σr = standar deviasi populasi yang telah diketahui

n = ukuran sampel

Uji signifikansi uji beda Z dengan tingkat signifikansi 5% yaitu jika nilai Z hitung lebih kecil dari Zα atau probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima, berarti curahan kerja masyarakat di

Desa Umbulharjo meningkat menjadi lebih besar daripada sebelum adanya Obyek Wisata Lava Tour.

3. Untuk hipotesis jenis pekerjaan masyarakat Desa Umbulharjo diuji dengan cara membandingkan keadaan sebelum keberadaan obyek wisata Lava Tour dan sesudah keberadaan obyek wisata Lava Tour yang disajikan dalam bentuk tabulasi apabila jenis pekerjaan bertambah berarti jenis pekerjaan masyarakat Desa Umbulharjo meningkat menjadi lebih banyak.


(58)

38

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Desa Umbulharjo Cangkringan 1. Keadaan geografis

Desa Umbulharjo adalah salah satu desa di Kecamatan Cangkringan yang berbatasan:

Sebelah utara : Kehutanan/Gunung Merapi Sebelah timur : Desa Kepuharjo

Sebelah selatan : Desa Wukirsari

Sebelah barat : Desa Hargobinangun Kecamatan Pakem Luas wilayah Desa Umbulharjo 826 ha yang terdiri dari:

a. Tanah pertanian : 9,39 ha. b. Tanah tegal dan pekarangan : 627,461 ha. c. Tanah bangunan dan halaman : 46,839 ha. d. Tanah yang lain (jalan, sungai) : 142,31 ha.

Jarak desa Umbulharjo dari Kecamatan Cangkringan adalah 8 km. Jarak tempuh dari Kabupaten Sleman adalah 17 km. Jarak tempuh dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 26 km.

Ketinggian tanah dari permukaan air laut antara 600 - 900 m. Desa Umbulharjo memiliki curah hujan kurang lebih 1.060 mm/tahun dan suhu udara rata-rata kurang lebih 29oC. Jenis tanah yang ada di Desa Umbulharjo yaitu tanah berpasir. Tanah berpasir di Desa Umbulharjo


(59)

berasal dari semburan lava atau lahar dari Gunung Merapi.

Pemerintah Desa Umbulharjo juga memiliki perangkat desa yang bertugas melayani masyarakat sekitar. Adapun daftar perangkat Desa Umbulharjo sebagai berikut:

Tabel IV.1

Daftar Perangkat Desa Umbulharjo

No Nama Jabatan

Bejo Mulyo S.Pd Kepala Desa

Endri Sekretaris Desa

Sriyono Ka.Ur Pemerintahan

Sugeng Sunarto Ka. Ur Pembangunan

Misman, S.Ag Ka. Ur Permasyarakatan

Suranto Ka. Ur Keuangan

Paidi,Rn Ka. Ur Pelayanan Umum

Suryadi Ka. Ur Perencanaan

Haryono Staf

10 Dalimin Staf

11 Wagimin Staf

12 Ramijo Dukuh 1. Pelemsari/Kinahrejo

13 Subagyo Dukuh 2. Pangukrejo

14 Surono Dukuh 3. Gondang

15 M.Yusuf Dukuh 4. Gambretan

16 Marjomiyono Dukuh 5. Balong

17 Sunarto Dukuh 6. Plosorejo

18 Samidi Dukuh 7. Karanggeneng

19 Sarmin Dukuh 8. Plosokerep

20 Rejo Mulyono Dukuh 9. Pentingsari

Sumber : Laporan penyelenggaraan pemerintah Desa Umbulharjo

Desa Umbulharjo Cangkringan dipimpin oleh Bapak Bejo Mulyo S.Pd yang didukung oleh beberapa staf yang bekerja di pemerintahan Desa Umbulharjo dalam melayani masyarakat. Desa Umbulharjo memiliki sembilan dusun yang dipimpin oleh sembilan orang dukuh. Dukuh-dukuh


(60)

tersebut memimpin pedukuhan masing - masing dalam melayani masyarakat.

2. Keadaan Penduduk Desa Umbulharjo

Data monografi Desa Umbulharjo menunjukkan bahwa ada banyak sektor yang menjadi mata pencaharian pokok masyarakat,yaitu seperti berikut:

a. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian

Desa Umbulharjo merupakan daerah yang memiliki kandungan tanah berpasir yang cukup banyak. Volume pasir yang ada di Desa Umbulharjo berasal dari lahar atau lava dari letusan Gunung Merapi pada tahun 2010. Pasir kiriman dari Gunung Merapi dimanfaatkan oleh masyarakat dan menjadi salah satu mata pencaharian bagi masyarakat setempat yaitu menambang pasir. Tanah di wilayah Desa Umbulharjo juga sangat subur dan sesuai untuk ditanami tanaman, seperti Akasia, Jati, Mahoni, Sengon, Pinus, bambu (Apus, Petung, Wulung) dan berbagai tanaman keras lainnya. Selain ditanami tanaman keras tanah-tanah di daerah Desa Umbulharjo juga sangat mudah ditumbuhi rumput dan ilalang.

Selain sebagai penambang pasir, masyarakat Desa Umbulharjo juga memelihara hewan ternak seperti sapi dan kambing. Makanan utama hewan ternak adalah rumput. Tumbuhnya rumput dan ilalang dapat mendukung usaha ternak masyarakat setempat. Hampir setiap keluarga memiliki sapi.


(61)

Sapi yang dipelihara oleh masyarakat adalah sapi perah. Masyarakat mendapatkan penghasilan dengan menjual susu sapi perah yang diperas setiap harinya.

Pasca erupsi Gunung Merapi pada bulan oktober tahun 2010 masyarakat setempat yang kehilangan mata pencaharian mulai mencari nafkah di obyek wisata Lava Tour. Jenis pekerjaan baru meliputi pedagang oleh-oleh, guide, Penyewaan motor trail, dan menjadi sopir jeep. Berikut keadaan penduduk Desa Umbulharjo menurut mata pencaharian.

Tabel IV.2

Data Ketenagakerjaan Desa Umbulharjo Cangkringan Tahun 2009-2014

No Penduduk menurut pekerjaan Jumlah

Pencari kerja/ penganggur 664 Penduduk bekerja menurut sektornya

- PNS

- Pegawai Swasta - TNI/POLRI - Wiraswasta - Pensiunan - Petani 45 205 7 135 46 902

Jumlah 1.102

Sumber: data monografi Desa Umbulharjo tahun 2009

Dari data di atas, diketahui bahwa sebagian besar masyarakat desa Umbulharjo bekerja sebagai petani. Selain menjadi petani masyarakat juga berprofesi menjadi penambang pasir. pada tahun 2010 setiap satu truk pasir dihargai Rp300.000,00. Selain menjual pasir dan batu di sungai, masyarakat yang memiliki sapi perah menjual susu mereka


(62)

dengan harga Rp4.000,00 per liter. Biasanya setiap KK memiliki pendapatan per bulan sekitar Rp500.000,00. Pendapatan masyarakat relatif tidak stabil karena penjualan pasir dan susu tidak selalu sama setiap harinya.

b. Sarana dan Prasarana di Desa Umbulharjo 1) Sarana Jalan

Sarana jalan merupakan salah satu pendukung dalam menghubungkan wilayah desa Umbulharjo dengan wilayah lainnya seperti Desa Kepuharjo, Desa Hargobinangun dan Desa Wukirsari. Jalan yang berada di Desa Umbulharjo cukup baik dan beraspal sehingga mampu mendukung perekonomian masyarakat sekitar. Beberapa jalan ada yang belum diaspal karena berada dekat hutan atau sungai seperti Sungai Kuning dan Sungai Opak. Namun ada juga yang rusak diakibatkan oleh truk yang melewati jalan untuk mengambil pasir ke penambang pasir yang berada di sungai.

2) Sarana Jembatan

Jembatan merupakan sarana yang penting bagi masyarakat Desa Umbulharjo dalam memperlancar kegiatan perekonomian dengan masyarakat wilayah lainnya. Desa Umbulharjo terletak di antara dua sungai yaitu Sungai Kuning dan Sungai Opak. Jembatan selain menjadi penghubung dengan Daerah Pakem dan Kepuharjo


(63)

menjadi daya tarik bagi wisatawan karena pada saat melewati Sungai Kuning dan Opak. Wisatawan dapat menikmati pemandangan Gunung Merapi pada saat melewati Sungai Kuning dan Sungai Opak.

3) Sarana Telekomunikasi

Sarana telekomunikasi di Desa Umbulharjo masih terbatas. Mayoritas masyarakat menggunakan telepon genggam daripada memasang telepon di rumah. Disamping biaya yang mahal dengan telepon, di wilayah Desa Umbulharjo belum banyak masyarakat yang memasang antena tranmisi sebagai penunjang alat komunikasi. Berikut tabel sarana komunikasi yang ada di Desa Umbulharjo:

Tabel IV.3

Tabel sarana komunikasi Desa Umbulharjo tahun 2009-2014

No Jenis alat Komunikasi Jumlah Kondisi

1 Telepon/HP 1.547 Baik

2 Pos/Surat - -

3 Pengeras Suara/Lainnya 24 Baik

Sumber : monografi Desa Umbulharjo 2009-2014

B. Gambaran Obyek Wisata Lava Tour 1. Sejarah Obyek Wisata lava Tour

Obyek wisata Lava Tour merupakan obyek wisata yang berada di daerah bencana erupsi Gunung Merapi. Obyek wisata tersebut tepatnya terletak di Dusun Kinahrejo Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman DIY. Obyek wisata Lava Tour sebenarnya tidak hanya terletak di kawasan Dusun Kinahrejo, akan


(64)

tetapi semua obyek wisata Lava Tour berada di kawasan yang terkena bencana erupsi Gunung Merapi.

Munculnya Obyek wisata Lava Tour berawal dari adanya erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010. Erupsi Gunung Merapi melenyapkan tempat tinggal, peternakan, lingkungan serta mata pencaharian masyarakat yang tinggal dekat dengan puncak Gunung Merapi. Salah satu desa yang terkena dampak erupsi yaitu Desa Umbulharjo. Desa Umbulharjo memiliki Sembilan dusun. Dari Sembilan dusun, dusun yang cukup dekat dengan puncak Gunung Merapi yaitu Dusun Kinahrejo, Pangukrejo dan Gondang. Hampir semua wilayah Dusun Kinahrejo terkena dampak erupsi Gunung Merapi. Salah satu juru kunci Mbah Maridjan meninggal pada saat awan panas menerjang wilayah Dusun Kinahrejo. Selain juru kunci Gunung Merapi, beberapa warga Dusun Kinahrejo juga meninggal pada saat erupsi tersebut.

Pada bulan November 2010 Gunung Merapi dinyatakan berada pada level siaga. Masyarakat yang mengungsi ke tempat yang aman mulai kembali ke daerahnya untuk melihat keadaan kawasan pasca bencana erupsi. Warga dan Tim SAR sekitar mulai melakukan pembersihan dan juga penyisiran ke daerah-daerah yang terkena erupsi Gunung Merapi. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menemukan saudara atau kerabat yang terkena bencana erupsi yang tidak terevakuasi pada saat bencana terjadi. Selain melakukan penyisiran, masyarakat sekitar juga mulai meninjau tempat tinggal mereka


(65)

masing-masing. Rumah-rumah yang tidak terlalu parah atau bahkan hilang, mulai dibersihkan dari abu vulkanik. Pasca erupsi Gunung Merapi warga masyarakat korban bencana erupsi mulai diberikan tempat tinggal sementara oleh Pemerintah dengan dibangunnya shelter sementara. Shelter merupakan rumah yang terbuat dari bambu yang berukuran 6 x 6 m. Di dalamnya terdapat dua kamar tidur, satu ruang tamu, kamar mandi serta dapur. Masyarakat korban bencana erupsi tinggal di shelter sekitar dua tahun karena pemerintah mulai memberikan tanah untuk dibuat hunian tetap atau bangunan permanen untuk masyarakat korban erupsi yang kehilangan tempat tinggal.

Setelah beberapa bulan Gunung Merapi dinyatakan awas akhirnya pada bulan November tahun 2010 Gunung Merapi dinyatakan siaga bahkan normal maka masyarakat pun mulai berdatangan ke kawasan pasca bencana erupsi Gunung Merapi. Masyarakat dari luar daerah pun turut berdatangan untuk melihat keadaan daerah yang terkena dampak erupsi Gunung Merapi. Dengan banyak orang yang datang, jalan-jalan di Daerah Desa umbulharjo mengalami kemacetan. Kemacetan yang terjadi dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk memperoleh penghasilan. Salah satu usaha yang dilakukan oleh warga, yaitu menawarkan jasa ojek menuju kawasan pasca bencana erupsi, menjajakan makanan dan minuman, serta menyewakan sepeda motornya. Mulai saat itu warga sekitar mulai beralih profesi menjadi tukang ojek, pedagang warung makanan dan minuman, serta menjadi guide.


(66)

Selain beralih profesi menjadi guide dan penjaja makanan, masyarakat sekitar mulai menemukan bekas-bekas alat rumah tangga serta tulang-tulang sapi. Dari penemuan-penemuan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar, beberapa warga mulai membuat museum mini di bekas tempat tinggal mereka. Warga mulai memajang barang-barang yang terkena awan panas dan lava pijar seperti sepeda motor, sepeda, kulkas, genset, jam dinding, botol minuman, peralatan makan, mesin jahit, tulang-tulang sapi, tulang kelinci, wayang dan barang-barang lainnya yang terkena awan panas.

Adanya obyek wisata Lava Tour menjadikan lahan penghasilan untuk warga sekitar. Masyarakat yang dulu bekerja sebagai petani, peternak serta penambang pasir tidak bisa dilakukan kembali pasca erupsi. Masyarakat juga harus kembali beraktivitas untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan banyaknya pengunjung wisata yang datang menjadi peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan. Setelah pasca bencana erupsi masyarakat Desa Umbulharjo mulai memberikan penawaran paket perjalanan mengelilingi kawasan pasca bencana erupsi yaitu dengan menggunakan mobil jeep.

2. Gambaran Umum Obyek Wisata Lava Tour

Pemerintah Desa Umbulharjo yang dipimpin oleh Bapak Bejo Mulyo S.Pd dalam mengelola obyek wisata Lava Tour tidak hanya pemerintah yang mengelola tetapi bersama masyarakat setempat terutama yang terkena dampak erupsi Gunung Merapi agar


(67)

memberikan manfaat yang positif bagi pemerintah dan masyarakat sekitar. Berikut data tim pengelola obyek wisata Lava Tour di Desa Umbulharjo.

Tabel IV.4

Daftar Tim Pengelola Wisata Lava Tour Desa Umbulharjo

No Nama Jabatan

1 Bejo Mulyo S.Pd Penasehat

2 Subagyo Hadi Ketua

3 Nartukiyo Sekretaris

4 Sriyono Bendahara

5 Triyanto Ass. Sekretaris

6 Maryanto Ass. Bendahara

7 Purnomo Sie. Sarpras

8 Trubus Sie. Sarpras

9 Ramijo Sie. Humas

10 Agus HS Sie. Humas

11 Riyanto Sie. Keamanan

12 Eko Budianto Sie. Keamanan

13 Supriyanto Sie. Keamanan

14 Naryono Sie. Sarpras

Sumber : Laporan penyelenggaraan pengelola obyek wisata Lava Tour Desa Umbulharjo

Obyek wisata Lava Tour terletak di kawasan bencana letusan Gunung Merapi. Kawasan bencana letusan terletak di Desa Umbulharjo bagian utara yang meliputi dusun Kinahrejo, Pangukrejo dan Gondang. Obyek wisata Lava Tour dikelola oleh pemerintah serta masyarakat setempat. Dimana pengelola wisata setiap harinya menjual tiket kepada pengunjung yaitu Rp3.000,00 untuk dewasa dan Rp2.000,00 untuk anak-anak. Hasil penjualan tiket tersebut dialokasikan untuk kas Desa. Berikut data hasil penjualan tiket di obyek wisata Lava Tour pada tahun 2012 sampai 2014.


(68)

Tabel IV.5

Hasil Penjualan Tiket Obyek Wisata Lava Tour

Tahun Roda 2 Roda 4 Roda 6

2012 14.083 16.501 842

2013 30.979 43.204 1.965

2014 23.549 37.528 1.506

Sumber : Rekap data pengelola obyek wisata Lava Tour

Dari data diatas jumlah tiket yang terjual setiap tahunnya meningkat. Pada tahun 2013 peningkatan penjualan tiket lebih dari dua kali lipat penjualan tiket di tahun 2012. Pada tahun 2014 mengalami penurunan penjualan tiket namun masih lebih besar jumlahnya dibanding pada tahun 2012.

Dari penjualan tiket obyek wisata Lava Tour, pemerintah Desa Umbulharjo yang dikelola oleh tim pengelola obyek wisata Lava Tour mengalokasikan hasil penjualan tiket wisata tersebut ke beberapa bagian. Berikut pengalokasian hasil penjualan tiket retribusi obyek wisata Lava Tour.

Tabel IV.6

Daftar Pengalokasian Karcis Retribusi obyek wisata Lava Tour

No Alokasi Dalam Persen (%)

1 Petugas lapangan 60%

2 Sarana dan Prasarana 13%

3 Dana Dusun 10%

4 Operasional Tim Pengelola 7%

5 Dana Desa 5%

6 Bantuan Komunikasi 2%

7 Dana Sosial 1%

8 Karang Taruna Desa 1%


(69)

Jumlah 100%

Sumber : Rekapitulasi Pembagian Prosentase pengelola obyek wisata Lava Tour

Dalam tabel di atas petugas lapangan memiliki persentase yang paling besar yaitu sekitar 60%. Petugas lapangan seperti penjaga retribusi tiket, petugas parkir, petugas informasi serta keamanan obyek wisata lava tour. Pengeluaran untuk petugas lapangan ini menjadi pemasukan bagi masyarakat yang bekerja di wisata Lava Tour. Petugas lapangan bekerja sekitar 10 hari sekali. Pada saat akhir minggu atau musim liburan setiap petugas dapat membawa pulang uang sebesar Rp150.000,00 – Rp200.000,00.

Selain menjadi petugas wisata obyek wisata Lava Tour, masyarakat juga melakukan pekerjaan lain seperti menjadi driver jeep dimana setiap melakukan perjalanan dengan pengunjung, dapat memiliki penghasilan sebesar Rp300.000,00 hingga Rp500.000,00. Jadi kebanyakan masyarakat Desa Umbulharjo terutama korban erupsi Gunung Merapi saat ini bekerja sebagai driver jeep. Saat musim liburan driver jeep dapat melakukan 3-5 kali mendapatkan pengunjung untuk berkeliling kawasan Lava Tour.

Banyaknya wisatawan yang datang ke obyek wisata Lava Tour untuk menikmati pemandangan Gunung Merapi serta melihat kawasan pasca erupsi Gunung Merapi, mengalami peningkatan. Seperti dibawah ini data jumlah pengunjung wisata Lava Tour.


(70)

Tabel IV.7

Rekap Data Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Lava Tour

No Tahun Jumlah Pengunjung

1 2012 113.559

2 2013 285.592

3 2014 235.229

Sumber : Laporan Pengelolaan obyek wisata Lava Tour

Dari data di atas dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung atau wisatawan yang datang ke obyek wisata Lava Tour mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun ke tahun pasca erupsi Gunung Merapi. Peningkatan jumlah pengunjung mendukung penjualan tiket retribusi ke kawasan obyek wisata Lava Tour. Banyaknya wisatawan yang datang pada saat musim liburan atau akhir pekan, sehingga saat-saat musim liburan menjadi peluang kerja bagi warga setempat untuk menawarkan jasa ataupun barang ke wisatawan yang datang.

3. Fasilitas Obyek Wisata Lava Tour

Obyek wisata Lava Tour selain memberikan pemandangan Gunung Merapi juga memberikan fasilitas-fasilitas kepada para pengunjung. Wisatawan harus membeli tiket di retribusi yang dijaga oleh petugas retribusi. Harga tiket juga sangat terjangkau yaitu Rp3.000,00 saja per orang. Wisatawan dalam menuju kawasan obyek wisata Lava Tour akan banyak menemui penginapan-penginapan jenis melati yang merupakan usaha masyarakat setempat, namun tidak semua orang membuka usaha penginapan. Tiba di kawasan Lava Tour wisatawan akan menemui parkiran yang luas. Bagi pengunjung juga


(71)

disediakan toilet oleh pengelola wisata dimana toilet yang disediakan cukup banyak ditemui disekitar parkiran. Selain disekitar parkiran, toilet juga dapat ditemui di dekat bekas rumah mbah Maridjan. Di kawasan obyek wisata Lava tour pengelola wisata juga menyediakan tempat informasi sebagai tempat bagi pengunjung untuk mendapatkan penjelasan tentang wisata di Lava Tour. Di tempat informasi wisatawan juga dapat melihat foto-foto yang dipajang yaitu foto-foto tempat-tempat yang menjadi tujuan wisata di kawasan erupsi Gunung Merapi. Di tempat informasi tersebut terdapat foto-foto rumah mbah Maridjan yang terkena lahar panas, ternak sapi yang mati akibat awan panas dan foto tentang tempat-tempat yang menjadi tujuan kunjungan wisata seperti batu alien, bukit Glagahsari, sungai Gendol, musium mini, bunker serta beberapa tempat yang menjadi tujuan wisata di Lava Tour.

Selain itu wisatawan juga di sekitar parkiran akan menemui para pedagang oleh oleh seperti jadah tempe-tahu bacem, pecel, jahe instan, kopi jahe khas merapi, bunga Edelweis, bunga-bunga khas pegunungan, topi, kacamata, serta kerajinan khas merapi. Selain pedagang oleh-oleh dan pedagang makanan-minuman yang ada di sekitar parkiran, wisatawan juga akan menemui grup-grup Jeep yang menawarkan paket wisata kepada pengunjung. Wisatawan akan menemui basecamp grup-grup Jeep seperti Belantara, Grinata, Hardtop dan 86 di pinggir jalan menuju parkiran di Lava Tour. Grup jeep


(72)

tersebut menawarkan paket perjalanan wisata mengelilingi kawasan pasca erupsi Gunung Merapi.

Obyek wisata Lava Tour selain memberikan pemandangan alam Gunung Merapi yang indah juga memberikan pelayanan kepada pengunjung seperti tempat informasi yang berfungsi untuk memberikan penjelasan kepada pengunjung tentang obyek wisata Lava Tour. Di obyek wisata tersebut juga memiliki lahan parkir yang luas, dimana bus, mobil pribadi serta sepeda motor dapat parkir dengan nyaman.

C. Deskripsi Responden

Analisis deskriptif digunakan untuk mengertahui gambaran karakteristik responden dan deskripsi variabel penelitian. Karakteristik responden yang diteliti hanya berdasarkan umur yang akan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Sedangkan deskripsi variabel penelitian disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase.

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan umur disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel IV. 8

Deskripsi Umur Responden

Umur Jumlah Persentase

17 – 25 tahun 40 13.42 %

26 – 35 tahun 112 37.58 %

36 – 45 tahun 97 32.55 %

Di atas 45 tahun 49 16.44 %

Total 298 100 %

Sumber: Data Primer diolah 2015

Berdasarkan tabel IV. 8 terlihat bahwa responden yang paling banyak yang mempunyai umur 26 – 35 tahun yaitu 37.58 %, kemudian diikuti oleh


(73)

responden yang berumur 36 – 45 tahun sebanyak 32.55 %. Selanjutnya responden berumur di atas 45 tahun sebanyak 16.44 % dan responden yang berumur 17 – 25 tahun sebanyak 13.42 %.


(74)

54

BAB V

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menguji dan menganalisis dampak keberadaan obyek wisata Lava Tour terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan Sleman. Dalam hal pengumpulan data, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Cluster Sampling, yang dipilih sebagai sampel yaitu dusun Kinahrejo, dusun Pangukrejo dan dusun Gondang. Pertimbangan yang diambil oleh peneliti adalah karena dusun Kinahrejo mengalami dampak cukup berat, dusun Pangukrejo mengalami dampak yang sedang dan dusun Gondang yang relatif rendah akibat erupsi Gunung Merapi.

Dalam bab ini akan disajikan dan dianalisis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. Hasil penelitian tentang jumlah pendapatan, curahan kerja, dan jenis pekerjaan sebelum dan sesudah keberadaan obyek wisata Lava Tour. Untuk keperluan analisis data, digunakan analisis uji beda Z Wilcoxon dan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah keberadaan obyek wisata Lava Tour, untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti.


(75)

B. Uji Hipotesis

1. Jumlah Pendapatan

Jumlah pendapatan merupakan salah satu variabel yang mengalami perubahan akibat adanya obyek wisata Lava Tour. Masyarakat Desa Umbulharjo tetap harus memenuhi kebutuhan hidup sesudah erupsi Gunung Merapi. Berikut jumlah pendapatan masyarakat Desa Umbulharjo.

Tabel V.1

Rekap Pendapatan Masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan

Pendapatan Sebelum adanya wisata Lava Tour Sesudah adanya wisata Kava Tour Kriteria >Rp5.000.000,00 Sangat tinggi Rp3.000.000,00 –

Rp5.000.000,00 3 7 Tinggi Rp1.000.000,00 –

Rp2.999.999,00 40 126

Cukup Tinggi Rp500.000,00 –

Rp999.999,00 143 125 Rendah < Rp500.000,00 112 40

Sangat Rendah

Total 298 298

Sumber : Olah data primer, 2015

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebelum adanya obyek wisata Lava Tour 112 responden memiliki pendapatan kurang dari Rp500.000,00, 143 responden memiliki pendapatan antara Rp500.000,00 - Rp999.999,00, 40 responden memiliki pendapatan antara Rp1.000.000,00 - Rp2.999.999,00 dan 3 responden memiliki pendapatan cukup tinggi yaitu antara Rp3.000.000,00 - Rp5.000.000,00 dan tidak ada responden yang memiliki pendapatan diatas Rp5.000.000,00

Sesudah keberadaan obyek wisata Lava Tour 40 responden memiliki pendapatan kurang dari Rp500.000,00, 125 responden memiliki pendapatan antara


(1)

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI