1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Hal ini dapat dilihat dari panorama alam dan sumber daya
alam yang melimpah, yang terdiri dari hutan, sawah, sungai, danau, lautan dan lain-lain. Sumber daya alam yang melimpah menjadi salah
satu sumber pemuas kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia harus mengelola sumber daya alam dengan baik.
Pengelolaan yang baik atas sumber daya yang terbatas memungkinkan menusia dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas. Manusia
dalam memenuhi kebutuhannya harus melakukan pengorbanan untuk dapat memenuhi kebutuhan. Kegiatan tersebut disebut kegiatan
ekonomi. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan orang dalam
bidang ekonomi untuk menghasilkan pendapatan dalam rangka memenuhi kebutukan hidup. Kegiatan ekonomi dibedakan menjadi tiga
yaitu produksi, distribusi dan konsumsi. Masyarakat sebagai pelaku kegiatan ekonomi dalam melakukan pemenuhan kebutuhan memerlukan
pendapatan. Pendapatan masyarakat berasal dari hasil kerja yang dilakukan oleh masyarakat. Pendapatan tersebut akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat seperti sandang, pangan dan papan.
Oleh karena itu masyarakat melakukan kegiatan ekonomi untuk
memenuhi kebutuhannya.
Masyarakat memperoleh pendapatan dari bekerja. Pada masyarakat tradisional orang bekerja sesuai dengan kondisi wilayah tempat
tinggalnya. Masyarakat daerah pegunungan apabila dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir tentu berbeda mata
pencahariannya. Perbedaan itu dapat dilihat dari fakta bahwa Indonesia memiliki daerah pegunungan, pesisir, hutan, sungai dan tempat-tempat
lainnya. Sebagai contoh, masyarakat daerah pegunungan memiliki mata pencaharian sebagai petani sayuran dan buah-buahan, peternak hewan,
dan kegiatan lain yang dapat dilakukan di daerah pegunungan. Di daerah pesisir atau pantai, masyarakat sekitar memperoleh pendapatan dari
kegiatan sebagai nelayan. Selain menjadi sumber mata pencaharian masyarakat, sumber daya
alam sekitar juga perlu dikelola oleh pemerintah setempat. Pengelolaan sumber daya alam di daerah menjadi salah satu sumber pendapatan asli
daerah. Pendapatan asli daerah dapat mendukung pembangunan ekonomi di daerah. Salah satu pembangunan yang dilakukan pemerintah dapat
berupa pembangunan obyek wisata alam. Salah satu obyek wisata di Cangkringan Sleman yang dikelola oleh pemerintah dan masyarakat
yaitu obyek wisata Lava Tour. Obyek wisata lava tour yang berada di kawasan bencana erupsi
Gunung Merapi. Erupsi Gunung Merapi terjadi pada tahun 2010 yang
telah menghilangkan mata pencaharian, tempat tinggal, serta ternak warga masyarakat Desa Umbulharjo, khususnya yang tinggal dekat
dengan Gunung Merapi. Sebelum adanya erupsi, masyarakat Desa Umbulharjo memiliki mata pencaharian yang sama dengan masyarakat
daerah pegunungan lainnya, yaitu bertani, menambang pasir di sungai, dan memelihara ternak.
Kegiatan memelihara ternak dan menambang pasir menjadi mata pencaharian yang utama bagi masyarakat daerah tersebut. Masyarakat
mendapatkan penghasilan dengan menjual susu sapi atau menjual ternak mereka. Sebelum terjadi erupsi harga susu sapi ± Rp4.000,00 per liter
dan harga satu truk pasir ± Rp250.000,00. Dengan pekerjaan tersebut masyarakat Desa Umbulharjo senantiasa dapat mencukupi kebutuhannya.
Mereka mulai bekerja dari pukul 04.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Kegiatan memerah susu, mencari rumput, dan menambang pasir
dilakukan hampir setiap hari. Erupsi merapi menyebabkan masyarakat Desa Umbulharjo
kehilangan tempat tinggal serta mata pencahariannya. Bencana erupsi Gunung Merapi menarik banyak orang untuk melihat kawasan bencana
pasca erupsi Gunung Merapi. Pasca erupsi, banyak orang berbondong- bondong datang, sehingga masyarakat sekitar memanfaatkan momen
tersebut untuk berjualan makanan, minuman serta menawarkan jasa seperti ojek untuk menuju kawasan bencana pasca erupsi.
Hal tersebut membuat pemerintah setempat menjadikan daerah bencana sebagai obyek wisata Lava Tour. Obyek wisata Lava Tour
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk mencari nafkah dengan pekerjaan yang baru, seperti membuka warung untuk berjualan makanan
dan oleh-oleh, menyewakan motor trail, serta menawarkan paket perjalanan wisata menggunakan Jeep.
Pengelola Jeep
menawarkan beberapa
paket perjalanan
mengelilingi kawasan pasca erupsi. Pengunjung dapat memilih paket yang diberikan oleh pengelola wisata sesuai kebutuhan dan daerah yang
ingin dikunjungi. Macam-macam paket yang ditawarkan yaitu Short Route
dengan biaya ± Rp400.000,00, Medium Route Rp500.000,00 dan Long Route
Rp600.000,00. Jalur paket yang ditawarkan pengelola untuk Short route
adalah Basecamp, kali Opak, batu Alien, kali Gendol, dusun Kaliadem, hamparan material erupsi merapi Kaliadem, gumuk Petung,
dan makam massal korban Merapi. Sedangkan jalur medium route adalah Basecamp, kali Opak, dusun Petung, gardu pandang Kopeng,
hamparan material Merapi kali Gendol, Makam mbah Maridjan, batu Gajah Kepuharjo dan makam massal korban Merapi. Jalur long route
adalah Basecamp, kali Opak, dusun Petung, gardu pandang Kopeng, batu Gajah Kepuharjo, MakamMbah Maridjan, bukit Glagahsari, hunian
tetap korban Merapi dan makam massal korban Merapi. Obyek wisata lava tour ramai dikunjungi wisatawan pada saat
akhir minggu, dan musim liburan. Banyak wisatawan rombongan memesan terlebih dahulu paket jeep yang ditawarkan pengelola.
Masyarakat sekitar bekerja penuh pada akhir minggu, bahkan hampir setiap hari pada musim liburan.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui Dampak Keberadaan Obyek Wisata Lava Tour terhadap Keadaan Sosial
Ekonomi Masyarakat Desa Umbulharjo Cangkringan Sleman
B. Batasan Masalah