Analisis Validitas Instrumen Tes Kemampuan Penalaran Matematik

3 3 validasi mukanya sebagai sebuah masukan, dan kemudian kepada pembimbing. Hal ini dikemukakan oleh Sumarna 2006: 51 bahwa validitas isi adalah suatu alat ukur yang dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur. Salah satu yang digunakan untuk menentukan validitas adalah dengan mengkaji isi tes itu.

a. Analisis Validitas

Dua prinsip dasar permasalahan dalam penilaian adalah menentukan apakah sebuah tes telah mengukur apa yang hendak diukur dan apakah sebuah tes telah dapat digunakan untuk membuat suatu keputusan tentang pengambilan tes Sumarna, 2006 : 49. Validitas muka adalah keabsahan susunan kalimat dalam soal, sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran lain. Selanjutnya yang harus diperhatikan lagi adalah validasi empiris. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Untuk menentukan validitas alat ukur adalah dengan menggunakan korelasi product moment dari Person Arikunto, 2009: 72, dengan rumus sebagai berikut: ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r XY Keterangan : r xy = Koefisien validitas item yang dicari N = Jumlah subjek X = Skor responden untuk tiap item Y = Total skor tiap responden dari seluruh item 3 3 Dengan ini, yang akan digunakan untuk melakukan analisis validitas tentang koefisien validitas pada penelitian ini dengan menggunakan Guilford Suherman, 2006 sebagai berikut: Tabel 3.3 Klasifikasi Kofesien Validitas Kofesien Interpretasi 0,90 r xy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,70 r xy ≤ 0,90 Tinggi baik 0,40 r xy ≤ 0,70 Sedang cukup 0,20 r xy ≤ 0,40 Rendah kurang 0,00 r xy ≤ 0,20 Sangat rendah r xy ≤ 0,00 Tidak valid Berdasarkan hasil uji coba di MTS Almuktariyah Rajamandala kelas VII B, maka dilakukan uji validitas dengan bantuan Program SPSS 18.0 Microsoft Exel, hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.3. Hasil uji validitas ini dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini: Tabel. 3.4 Uji Validitas Tes Pemahaman Matematik NOMOR ITEM KORELASI INTERPRETASI 1 0,766 Tinggi Baik 2 0,762 Tinggi Baik 3 0,814 Tinggi Baik 4 0,862 Tinggi Baik 5 0,636 Tinggi Baik 3 3 Pada Tabel 3.4 diatas terlihat bahwa dari lima butir soal yang digunakan untuk menguji kemampuan pemahaman matematik siswa tersebut berdasarkan kriteria validitas tes, diperoleh lima soal mempunyai validitas tinggi. Dengan ini maka dapat disimpulkan semua soal mempunyai validitas yang tinggi atau baik. Untuk kriteria signifikansi dari korelasi pada tabel di atas terlihat bahwa lima soal sangat signifikan. Untuk tes pemahaman matematis diperoleh nilai rataan sebesa 0,768. Apabila diinterpretasikan berdasarkan kriteria validitas tes dari Guilford, maka secara keseluruhan tes pemahaman matematis memiliki validitas yang tinggi atau baik. Selanjutnya melalui uji validitas dengan SPSS 18.0, yang hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.3 diperoleh hasil uji validitas tes penalaran matematik yang dapat dinterpretasikan dalam rangkuman yang disajikan pada Tabel 3.6 berikut ini. Tabel. 3.4 Uji Validitas Tes Penalaran Matematik NOMOR ITEM KORELASI INTERPRETASI 1 0,526 Sedang Cukup 2 0,815 Tinggi Baik 3 0,634 Tinggi Baik 4 0,770 Tinggi Baik 5 0,636 Tinggi Baik 3 3 Dari lima butir soal yang digunakan untuk menguji kemampuan penalaran matemati tersebut berdasarkan kriteria validitas tes, diperoleh bahwa satu soal soal nomor 1 mempunyai validitas sedang atau cukup, dan keempat butir soal nomr 2, 3, 4 dan 5 tersebut mempunyai validitas tinggi atau baik. Artinya, tidak semua soal mempunyai validitas yang baik. Untuk kriteria signifikansi dari korelasi pada tabel di atas terlihat hanya satu soal yaitu soal nomor 1 yang signifikan, sedangkan empat soal lainnya sangat signifikan. Secara keseluruhan tes penalaran matematik mempunyai nilai rataan sebesar 0,676. Apabila diinterpretasikan berdasarkan kriteria validitas tes dari Guilford, maka secara keseluruhan tes penalaran matematik memiliki validitas yang sedangatau cukup.

b. Analisis Reliabilitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery method) dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan penalaran adaptif siswa kelas xi IPA: penelitian quasi eksperimen di SMAN 5 Kota Tangerang Selatan

6 70 244

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ARIAS.

1 1 61

Implementasi Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Penalaran Matematis Siswa Sekolah Dasar.

0 0 44

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN INKURI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

8 17 64

Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Penalaran Induktif Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Generatif.

0 0 50

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 0 41

PENGARUH PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

1 2 183

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PENALARAN MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING (Studi Eksperimen di Suatu SMP N di Kota Tangerang).

0 1 54

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK, KOMUNIKASI MATEMATIK DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 0 54

MENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK SISWA MTS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBASIS MASALAH KONTEKSTUAL.

0 0 61