Tabel 5.8. Sebaran Penilaian Pasien terhadap Profesionalisme Dokter Berdasarkan Poliklinik
Penilaian Pasien Poliklinik
Sangat Profesional
Profesional Kurang
Profesional Total df
ᵡ
2
p
N N
N Obgin
Bedah THT
Peny. Dalam
Kardiologi Neurologi
Paru 2
8 3
1
1 1
5 22,2
40,0 27,3
5,6 5,3
8,3 45,5
1 8
5 5
14 7
4 44,4
40,0 45,5
27,8
73,7 58,3
36,4 3
4 3
12 4
4 2
33,3 20,0
27,3 66,7
21,1 33,3
18,2 9
20 11
18
19 12
11 6 16,309 0,014
Sebagian besar pasien yang berada di Poliklinik Penyakit dalam memberikan penilaian akhir Kurang Profesional kepada dokter yang menangani.
Hal ini cukup mencolok jika dibandingkan dengan poliklinik lainnya. Selanjutnya dilakukan uji Kruskal-Wallis untuk menilai adanya perbedaan yang bermakna
pada tiap Poliklinik dengan nilai kemaknaan p0,05. Peneliti mendapatkan hasil p= 0,014 yang menunjukkan adanya perbedaan bermakna. Selanjutnya peneliti
melakukan uji post hoc Mann-Whitney U untuk melihat letak perbedaan pada setiap poliklinik.
Hasil uji Mann-Whitney dikatakan bermakna apabila p0,05. Dari hasil analisis statistik, didapatkan perbedaan yang bermakna di antara poliklinik
Penyakit Dalam dengan Bedah p=0,002, Penyakit Dalam dengan Kardiologi p=0,012, dan Penyakit Dalam dengan Paru p=0,004.
5.2. Pembahasan
5.2.1. Penilaian Pasien terhadap Profesionalisme Dokter Pada penelitian ini didapatkan tingkat profesionalisme dokter di Unit
Rawat Jalan RSUP Haji Adam Malik rata-rata adalah 3,31 dari skala five-point Likert yaitu pada kategori “Profesional”. Nilai rata-rata terendah yang diberikan
oleh pasien adalah 3,10 pada poin pertanyaan ke-7. Pada poin ini pasien ditanyakan apakah dokter yang menangani mendiskusikan pilihan terapi dengan
pasien. Pada penelitian yang dilakukan oleh Abadel dan Hattab 2014, penilaian pasien tentang keterlibatan dalam pembuatan keputusan terapi merupakan yang
paling rendah karena pendekatan secara paternalistik masih dominan di lingkungan praktik dokter. Rendahnya partisipasi pasien dalam pembuatan
keputusan dapat dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan pasien tentang kesehatan dan sedikitnya akses informasi pasien tentang kesehatan Fraenkel dan
McGraw, 2007; Ng, et al, 2013. Kurangnya partisipasi pasien juga dikarenakan dokter telah memutuskan pilihan terapi yang cocok sebelum ditanyakan kepada
pasien Kallio, Ruusuvuori, Peräkylä, 2011. Berdasarkan apa yang ditemui peneliti di lapangan, keterbatasan ini mungkin disebabkan karena pilihan obat
sudah ditentukan bagi pasien BPJS. 5.2.2. Penilaian Pasien terhadap Profesionalisme Dokter berdasarkan Jenis
Kelamin Dari hasil analisis jenis kelamin terhadap penilaian pasien, peneliti
mendapatkan p=0,216 p0,05 atau tidak bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang bermakna pada penilaian pasien
terhadap profesionalisme dokter p=0,579. Temuan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Abadel dan Hattab 2014 serta penelitian Campbell,
Ramsay, dan Green 2001. Pada penelitian tersebut didapatkan bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi penilaian pasien. Penelitian lain juga menyatakan
bahwa jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang bermakna dengan kepuasan pasien Schmittdiel, et al, 2000.
5.2.3. Penilaian Pasien terhadap Profesionalisme Dokter berdasarkan Umur Dari hasil analisis umur terhadap penilaian pasien, peneliti mendapatkan
p=0,516 p0,05 atau tidak bermakna. Hasil uji ini menunjukkan bahwa penilaian pasien terhadap profesionalisme dokter tidak dipengaruhi oleh umur
pasien. Temuan ini berbeda dengan beberapa penelitian yang menyatakan bahwa umur mempengaruhi penilaian dan kepuasan pasien Abadel Hattab, 2014;
Campbell, Ramsay, dan Green, 2001. Hal ini karena pasien dengan usia yang lebih muda memiliki sikap yang kritis dan memiliki ekspektasi yang tinggi
terhadap dokter. Adanya perbedaan itu juga disebabkan oleh adanya perbedaan interaksi dokter-pasien antara umur pasien yang lebih muda dengan pasien yang
lebih tua Peck, 2011. 5.2.4. Penilaian Pasien terhadap Profesionalisme Dokter berdasarkan Tingkat
Pendidikan Pada analisis tingkat pendidikan terhadap penilaian pasien, peneliti
mendapatkan p=0,623 p0,05 atau tidak bermakna. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan pasien tidak mempengaruhi penilaian pasien
terhadap profesionalisme dokter. Terdapat perbedaan hasil temuan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abadel dan Hattab 2014 yang menyatakan
bahwa penilaian pasien terhadap dokter dipengaruhi oleh tingkat pendidikan pasien p=0,003. Di dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa adanya perbedaan
penilaian pasien berdasarkan tingkat pendidikan disebabkan pasien dengan pendidikan lebih tinggi lebih kritis dibandingkan pasien dengan pendidikan yang
lebih rendah. 5.2.5. Penilaian Pasien terhadap Profesionalisme Dokter berdasarkan Jumlah
Kunjungan Dari hasil analisis Jumlah Kunjungan terhadap penilaian pasien, peneliti
mendapatkan p=0,678 p0,05 atau tidak bermakna. Jumlah kunjungan yang dilakukan oleh pasien tidak mempengaruhi penilaian pasien terhadap
profesionalisme dokter. 5.2.6. Penilaian Pasien terhadap Profesionalisme Dokter berdasarkan Poliklinik
Berdasarkan uji statistik yang dilakukan, terdapat perbedaan penilaian yang signifikan pada penilaian pasien terhadap profesionalisme dokter
berdasarkan poliklinik p=0,014, p0,05. Hal ini mungkin dikarenakan adanya perbedaan interaksi dokter-pasien di setiap poliklinik. Setelah dilakukan uji
Mann-Whitney U didapatkan perbedaan bermakna antara poli Penyakit dalam dengan Bedah, Penyakit Dalam dengan Kardiologi, dan Penyakit dalam dengan
Paru. Perbedaan ini didukung dengan sebaran penilaian pasien dengan 65 pasien
di poli Penyakit Dalam memberikan nilai akhir Kurang Profesional. Pada lokasi penelitian, peneliti mendapatkan bahwa poli Penyakit Dalam memiliki jumlah
kunjungan paling banyak dibandingkan poli lainnya. Karena jumlah kunjungan yang banyak tersebut, diperkirakan waktu yang dihabiskan dokter dengan pasien
sangat sedikit dibandingkan dengan poli yang lainnya.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN