modal saham, keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya”.
Menurut Rodoni dan Ali 2010, “struktur modal adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan
dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua
sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan”. Untuk mengukur struktur modal pada penelitian ini digunakan
rasio struktur modal yang disebut Debt to Assets Ratio DAR. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang jangka panjang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang
digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan Kasmir, 2008:156.
2.1.1.2 Teori Struktur Modal
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini pada mulanya dikembangkan oleh David Durand pada tahun 1952 Sartono, 2008. Para ahli yang
menganut pendekatan tradisional berpendapat bahwa dalam pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai
perusahaan atau biaya modal perusahaan bisa dirubah dengan cara merubah struktur modalnya. Pendekatan tradisional
berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Dengan kata lain struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan. Struktur modal bisa diubah-ubah agar bisa
diperoleh nilai perusahaan yang optimal.
Sartono 2008 berpendapat bahwa pendekatan ini mengasumsikan bahwa hingga satu leverage tertentu, resiko
Universitas Sumatera Utara
perusahaan tidak mengalami perubahan. Sehingga baik kd maupun ke relatif konstan. Namun demikian setelah leverage
atau rasio utang tertentu, biaya utang dan biaya modal sendiri meningkat. Peningkatan biaya modal sendiri ini akan semakin
besar dan bahkan akan lebih besar daripada penurunan biaya, karena penggunaan utang yang lebih murah. Akibatnya biaya
modal rata-rata tertimbang pada awalnya menurun dan setelah leverage tertentu akan meningkat. Oleh karena itu nilai
perusahaan mula-mula meningkat dan akan menurun sebagai akibat penggunaan utang yang semakin besar. Dengan demikian
menurut pendekatan tradisional, terdapat struktur modal yang optimal untuk setiap perusahaan. Struktur modal yang optimal
tersebut terjadi pada saat nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang mengakibatkan biaya modal rata-rata
tertimbang minimum. 2.
Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jansen dan William H. Meckling pada tahun 1976 Horne dan Wachowicz, 1998:482
dalam Saidi, 2001 dimana agency theory mengemukaakn hubungan antara agent manajer dengan principal keditur dan
investor. Manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pedagang saham berharap
agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat
melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan insentif dan pengawasan yang memadai.
Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan
pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi. Biaya agensi menurut Horne dan
Wachowic, 1998:482 dalam Saidi, 2001 adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk
meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan
pemegang saham. Menurut Horne dan Wachowicz 1998:482 dalam Saidi, 2001: “ salah satu pendapat dalam teori agensi
adalah siapapun yang menimbulkan biaya pengawasan, biaya yang timbul pasti tanggungan pemegang saham”. Sebagai misal,
pemegang obligasi, mengantisipasi biaya pengawasan, serta membebankan bunga yang lebih tinggi. Semakin besar peluang
timbulnya pengawasan, semakin tinggi tingkat bunga, dan semakin rendah nilai perusahaan bagi pemegang saham.
3. Balancing Theory