commit to user
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian awal, penelitian ini bermaksud hendak mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pemberitaan tentang
lembaga kepresiden dalam surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005 dilihat dari urutan atau prioritas tema berita, sumber berita, arah
pemberitaan, dan jenis pemberitaan pada halaman depan. Penelitian ini berkesimpulan sebagai berikut:
Pemberitaan mengenai Presiden oleh surat kabar Kompas periode Januari- Maret 1995, 1999, dan 2005 mempunyai perbedaan yang signifikan dilihat dari
frekuensi kemunculan berita tentang Presiden pada masing-masing kategori, dan urutan prioritas pemberitaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai chi square
2
X
hitung
untuk frekuensi kemunculan berita tentang Presiden pada ketiga periode penelitian tersebut adalah 11,21, sedangkan nilai
2
X
tabel
adalah 5,99. jadi nilai
2
X
hitung
lebih besar dari nilai
2
X
tabel
11,215,99. Penelitian ini mendapati kenyataan bahwa hipotesis pada penelitian ini
terbukti, yaitu ada perbedaan yang signifikan antara berita Presiden pada surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005. Perbedaan yang
dimaksud disini adalah perbedaan pada setiap kategori yang telah ditentukan berdasarkan dari frekuensi kemunculan, dan prioritas atau urutan. Kategori yang telah
ditentukan pada penelitian ini adalah kategori tema berita, sumber berita, arah berita, dan jenis pemberitaan. Berikut perbedaan-perbedaan yang dihasilkan untuk tiap-tiap
kategori pada penelitian ini:
commit to user 1 Berkaitan pada kategori tema berita, Kompas pada periode penelitan Januari-
Maret 1995 lebih banyak menyajikan tema tentang politik dan pemerintahan, konflik dan bencana, serta perekonomian. Berita yang banyak disajikan
temanya banyak membahas mengenai Preisden Soeharto yang berandil besar dalam perdamaian dunia. Sedangkan untuk tema berita yang disajikan Kompas
pada periode penelitian tahun 1999 masih sama dengan tema yang diusung pada tahun 1995 yaitu politik dan pemerintahan, konflik dan bencana, serta
perekonomian. Namun berbeda dengan masa pemerintahan Presiden Soeharto, pada masa pemerintahan BJ Habibie banyak mengangkat masalah mengenai
konflik yang banyak menerpa Indonesia diantaranya konflik Ambon ataupun tentang disintegrasi yang terjadi di Timor-timur. Selanjutnya, tema berita
untuk tahun penelitian 2005 mengusung tema tentang politik dan pemerintahan, konflik dan bencana, dan kesehatan dan kesejahteraan.. Hal ini
berarti bahwa surat kabar pada tahun 1995 dan 1999 mempunyai kemiripan dalam tema meskipun ada perbedaan dalam urutan atau prioritasnya dan
jumlah kemunculan berita, semua itu dikarenakan fokus Kompas sebagai surat kabar nasional untuk memberikan informasi yang berkembang pada waktu itu.
Pada masa Orde Baru permasalahan yang diangkat kebanyakan adalah masalah mengenai politik kekuasaan Soeharto, serta berita yang intinya
menarik perhatian pembaca agar mengapresiasi kebijakan-kebijakan yang dijalankan Soeharto.
Sedangkan pada masa transisi pada tahun 1999, berita yang banyak menjadi topik perbincangan adalah mengenai Presiden BJ Habibie yang melakukan
jalan untuk melepaskan Timor-timur dari negara Kesatuan Republik Indonesia, serta banyak kasus yang menyangkut Prsiden Habibie saat
commit to user menjabat sebagai Presiden. Seperti halnya masalah penyadapan percakapan
dengan Jaksa Agung Andi Ghalib, penyelesaian kasus dugaan KKN Soeharto, serta wacana pelaksanaan pemilu tahun 1999.
Pada berita tahun 2005 tema berita yang diusung masih sama, tetapi yang membedakan adalah bilamana pada tahun-tahun sebelumnya temanya politik
dan pemerintahan, konflik dan bencana, serta perekonomian. Tetapi di tahun 2005 tema berita perekonomian hanya muncul 2 item saja, sedangkan tema
kesejahteraan dan kesehatan muncul sebanyak 6 item. Ini menandakan bahwa pada masa itu perekonomian sudah dianggap mapan sehingga Kompas lebih
mengetengahkan berita-berita tentang kesehatan dan kesejahteraan. Pada masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono banyak kesejahteraan rakyat yang
diabaikan, misalkan masalah Tenaga kerja Indonesia yang berada di Malaysia, serta bagaimana nasib rakyat msikin ketika BBM akan dinaikkan.
Perbedaan pada kategori ini secara khusus dapat dilihat dari hasil analisis dan interpretasi data dengan menggunakan uji chi square, diamana untuk kategori
frekuensi tema berita surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995, 1999, 2005. Nilai
2
X
hitung
lebih besar dari
2
X
tabel
, yaitu 11,215,99, jadi ketiga tahun penelitian tersebut mempunyai perbedaan yang signifikan dalam
kategori tema berita tentang Presiden. 2 Pada sajian kategori sumber berita, dengan sub kategori yang terdapat di
dalamnya yakni berupa Presiden, pemerintah, tokoh politik dan lainnya. Pada surat kabar Kompas tahun 1995, isi beritanya lebih dominan berasal dari
Presiden dengan hasil frekuensi kemunculan sebanyak 16 item berita atau 51,61. Selain itu terdapat sumber berita terbanyak berasal dari pihak
pemerintah yaitu sebanyak 10 item berita atau 32,25. Untuk sumber berita
commit to user lainnya masing-masing muncul sebanyak 4 item berita atau 12,90 dan 1 item
berita atau 3,22. Pada tahun 1999 berita yang sumbernya berasal dari Presiden muncul
sebanyak 11 item atau 37,93, kemudian tokoh politik muncul sebanyak 9 item atau 31,03, pemerintah sebanyak 7 item atau 24,13. Terakhir adalah
lainnya muncul sebanyak 2 item berita atau 6,89. Sedangkan pada tahun penelitian 2005, berita yang menggunakan sumber
terbanyak adalah Presiden dengan frekuensi sebanyak 14 item atau 48,27, kemudian disusul oleh pemerintah sebanyak 10 item atau 34,48, untuk
sumber lainnya dan tokoh politik masing-masing sebanyak 4 item atau 13,79 dan 1 item berita atau 3,44.
Hasil sajian diatas membuktikan bahwa Presiden masih dominan dalam kategori sumber berita disetiap tahun penelitian, setelah itu terdapat
pemerintah, lainnya, dan tokoh politik sebagai sumber berita terbanyak. Dengan demikian secara keseluruhan, surat kabar Kompas menganggap
Presiden sebagai pusat sumber berita pada berita yang diterbitkannya. Kemudian tidak jauh dari Presiden ada sumber dari pemerintah yang notabene
bisa diibaratkan sebagai pembantu Presiden, dimana pemerintah dalam kategori ini bisa berupa lembaga pemerintah yaitu DPRMPR ataupun
lembaga-lembaga dibawahnya. Selanjutnya diikuti oleh sumber berita yang berasal dari lainnya dan tokoh politik. Dengan kata lain keberimbangan
sumber berita masih jauh dari kata seimbang, karena adanya dominasi dari Presiden dan pemerintah terutama pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
3 Setelah dilakukan penelitian dalam hal kategori arah berita, berita kompas tahun 1995 lebih bernada positif dibandingkan dengan tahun yang lainnya. Hal
commit to user tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa prosentase berita kompas
tahun 1995 yang bernada positif lebih besar dibandingkan dengan berita Kompas di tahun yang lain. Jika dibandingkan, berita Kompas tahun 1995
berjumlah 17 item atau 50,83. Sedangkan berita positif ditahun 1999 berjumlah 6 item atau 20,67, dan berita positif tahun 2005 berjumlah 11
item atau 37, 93. Untuk penelitian tentang arah nada pada tahun 1999 berita negatif lebih sering
muncul daripada tahun 1995 dan 2005. berita negatif ditahun 1999 muncul sebanyak 17 item atau 50,83. Sedangkan untuk berita dengan nada arah
negatif pada tahun 1995 hanya muncul sebanyak 5 item berita atau 16,12, dan pada tahun 2005 muncul sebanyak 3 item berita atau 10,34. Dapat
disimpulkan bahwa pada tahun 1999, berita di Kompas lebih banyak memojokkan atau menkritik Presiden Habibie. Hal ini desebabkan karena
keran kebebasan pers pada waktu itu dibuka lebar-lebar, sehingga setiap media bisa
mengeluarkan pandangannya
sendiri-sendiri tidak
terkecuali pandangannya terhadap Presiden.
Sedangkan untuk kategori arah nada berita netral, tahun yang sering muncul arah nada ini adalah tahun 2005. Dimana pada tahun itu muncul sebanyak 15
item atau 51,72, lebih banyak dari pada nada berita netral yang sama di tahun penelitian yang berbeda. Karena pada masa itu, pmerintahannya sudah
mapan dan kebebasan untuk berpendapat sudah tidak seperti masa-masa sebelumnya, dimana semuanya masih terkungkung oleh peraturan-peraturan
pemerintah yang bila dilanggar akan mendapatkan sanksi yang tidak ringan. Hal ini terbukti melalui hasil analisis uji hasil beda menggunakan chi squre,
hasil
2
X
hitung
adalah 23,44, sedangkan
2
X
tabel
adalah 5,99, maka dapat
commit to user disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara surat kabar Kompas
tahun 1995,1999, dan 2005 dalam hal arah berita tentang presiden karena
2
X
hitung
2
X
tabel
23,445,99. Dalam hal kategori jenis pemberitaan, tahun 1995 dan 2005 mempunyai
jumlah berita informatif yang sama yaitu 18 item, dalam hal ini karena berita pada periode tersebut lebih banyak berisi informasi atau pemberitahuan
tentang sebuah keadaan atau keterangan latar belakang atau masalah yang berkaitan dengan Presiden, sedangkan untuk tahun 1999 jenis isi berita lebih
banyak argumentatif dari pada informatif dengan perbandingan 16 dan 13. jenis berita Aneka rupa tidak banyak muncul pada periode penelitian ini,
adapun yang muncul pada tahun 1995 sebanyak 3 item berita atau 9,67 dan tahun 2005 sebanyak 1 item atau 4,44.
Sehingga Perbedaan dalam kategori jenis pemberitaan pada ketiga periode penelitian pada surat kabar Kompas melalui analisis chi square, diperoleh hasil
untuk
2
X
hitung
adalah 6,81, sedangkan
2
X
tabel
adalah 5,99. Jadi ketiga tahun penelitian tentang berita Presiden di surat kabar Kompas memiliki perbedaan
yang signifikan 6,815,99.
4.2 Implikasi Hasil Penelitian