PENYAJIAN DATA PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN

commit to user

BAB III PENYAJIAN DATA

Pada penelitian ini sebelum menyajikan data hasil penelitian, hal yang pertama dilakukan adalah menguji keterandalan atau tingkat kepercayaan data penelitian, yaitu dengan melakukan uji realibilitas. Uji realibiitas yang dilakuakan adalah untuk menguji seperangkat teori yang dibuat oleh peneliti. Peneliti dalam menguji keterandalan data penelitian dibantu oleh seorang rekan yang berperan sebagai pembanding atau hakim yang dalam penelitian ini disebut pengkoding II. Tes delakukan dengan mengkode 89 item berita yang membahas mengenai presiden di surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005. Hasil uji realibilitas untuk tiap kategori surat pembaca yang telah dikoding oleh peneliti dan pengkoding satu adalah sebagai berikut, pada surat kabar Kompas untuk kategori tema pemberitaan tentang Presiden periode Januari-Maret tahun 1995 tingkat realibilitasnya adalah 0,87, dengan nilai kesepakatan antara peneliti dan pengkoding satu sebesar 83. Untuk kategori jenis sumber berita tingkat realibilitasnya adalah 0,87, dengan nilai kesepakatan antar pengkoding adalah 87. Sedangkan pada kategori arah pemberitaan tingkat realibilitasnya adalah 0,81, dengan nilai kesepakatan antar pengkoding adalah 0,86. Untuk kategori jenis isi berita tingkat realibiltasnya adalah 0,87, sedangkan nilai kesepakatan antar pengkoding adalah 0,78. Pada surat kabar Kompas untuk kategori tema pemberitaan tentang Presiden periode Januari-Maret 1999 tingkat realibilitasnya adalah sebesar 0,93, dengan nilai keterandalannya adalah 0,85. Untuk kategori jenis sumber berita untuk tahun yang sama tingkat realibilitasnya adalah 0,93, dengan tingkat keterandalannya sebesar 0,90. Sedangkan pada kategori jenis arah pemberitaan tingkat realibilitasnya adalah commit to user 0,93, dengan nilai keterandalannya sebesar 0,89. Kemudian pada kategori jenis isi berita tingkat realibilitasnya adalah 0,82, sedangkan nilai keterandalannya sebesar 0,75 Sedangkan untuk Pada surat kabar Kompas untuk kategori tema pemberitaan tentang Presiden periode Januari-Maret 2005, tingkat realibilitasnya adalah 0,90, dengan nilai antar pengkoding 0,85. Untuk kategori jenis sumber berita, tingkat realibilitasnya adalah 0,87, dengan nilai keterandalan antar pengkodingnya sebesar 0,81. Selanjutnya untuk kategori jenis arah pemberitaan tingkat realibilitasnya adalah 0,93, dengan kesepakatan antar pengkoding 0,89. Untuk kategori jenis isi berita tingkat realibilitasnya sebesar 0,86, untuk kesepakatan antar pengkoding adalah 0,79 Hasil pengkodingan yang telah dilakukan oleh peneliti dan pengkoding satu diatas dianggap telah memenuhi syarat keterandalan atau kepercayaan data penelitian antar pengkoding, menurut Kriyantono apabila ambang batas penerimaan yang sering digunakan untuk uji realibilitas kategorisasi adalah 0,75 atau 75. Maka peneliti yakin bahwa realibilitas tiap kategori dalam penelitian ini adalah reliable atau memiliki tingkat kepercayaan tinggi, karena hasil realibilitas kategori menunjukan prosentase diatas 70. Setelah melakukan uji realibilitas, kemudian data hasil pengkodingan disajikan dalam bentuk tabel. Tabel disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan tujuan untuk menggambarkan distribusi frekuensi untuk tiap kategori. Kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategori tema berita, jenis sumber berita,jenis arah pemberitaan, dan jenis isi berita pada periode yang telah ditentukan. Kategori-kategori ini akan diukur dari frekuensi pemuatan berita. commit to user Frekuensi adalah tingkat keseringan munculnya berita tentang Presiden pada surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005. 3.1 Penyajian Data Halaman Depan Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden Pada surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995, halaman depan yang berisikan pemberitaan tentang presiden berjumlah 31 item. Sajian data ini akan terbagi dalam kategori-kategori yang telah dibuat sebelumnya, yitu berdasarkan kategori tema berita, sumber berita, arah berita, dan jenis pemberitaan. 3.1.1 Sajian Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden Tabel 3.1.1 Distribusi Frekuensi Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden No Tema Frekuensi Presentase 1 Politik dan pemerintahan 12 38,7 2 Konflik dan bencana 6 19,35 3 Perekonomian 6 19,35 4 Kesehatan dan kesejahteraan 3 9,67 5 Masalah moral dan agama 4 12,90 Jumlah 31 100 Sumber data : Hasil koding data primer Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tema yang paling banyak diberitakan surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995 adalah berita tentang politik dan pemerintahan. Hal tersebut dapat dilihat dari frekuensi yang muncul sebanyak 12 kali atau 38,7 dari total berita yang dimuat sebanyak 31 item. Pada tema tentang politik commit to user dan pemerintahan ini, berita yang sering dimuat membicarakan tentang instruksi- instruksi yang diberikan oleh presiden Soeharto kepada para Mentri-mentri serta jajarannya yang kebanyakan menyangkut persoalan mengenai peningkatan kinerja pemerintahan terutama pada sektor yang berhubungan dengan lembaga pemeritahan. Selain itu ada juga berita yang membahas masalah politik dalam dan luar negeri. Hal ini menunjukan bahwa sorotan dalam halaman depan surat kabar Kompas banyak tertuju pada masalah internal pemerintah yang sedang bergulir. Berita edisi 22 Februari 1995 yang dimuat pada halaman depan surat kabar Kompas merupakan contoh dimana berita tentang Presiden banyak menyoroti tentang lembaganya. Pada halaman depan edisi tersebut judul besarnya bertuliskan “Presiden Instruksikan LIPI Teliti Sistem Pemilu Terbaik” di dalamnya memberitakan instruksi Presiden Soeharto kepada LIPI untuk meneliti atau sistem pemilihan umum yang terbaik yang mungkin untuk dilaksanakan di In donesia di masa mendatang. Dalam halaman depan edisi lain yaitu 16 Maret 1995, berita tersebut menyoroti tentang politik luar negeri Indonesia untuk menjajaki penyelesaian konflik di kawasan bekas Yugoslavia dengan mengirimkan utusan ke bekas Republik Federasi Yugoslavia. Dalam berita tersebut menyoroti tentang pembicaraan Soeharto dengan Presiden Kroasia Franjo Tudjman dan Presiden Bosnia-Herzegovina Alija Izetbegovic di Sarajevo, dimana kedua pemimpin itu setuju atas gagasan Indonesia tentang perlunya penyelesaian damai itu oleh para pemimpin serta rakyatnya sendiri, dan jika diminta, Indonesia juga bersedia menjadi fasilitator. Berita edisi diatas merupakan kelanjutan berita pada edisi sebelumnya yaitu 15 Maret 1995 yang menyoroti berita tentang RI yang bersedia menjadi fasilitator sekaligus tuan rumah bagi perundingan damai Bosnia. Hal ini dilakukan sebagai salah commit to user satu tindak lanjut dari kunjungan politik Presiden Soeharto di kawasan bekas Yugoslavia. Kompas yang merupakan surat kabar yang beredar setiap hari dan merupakan surat kabar Nasional, tentunya mempunyai jangkauan yang luas pada sirkulasi tirasnya. Karena itu beritanya pun haruslah mencakup semua peristiwa yang terjadi diseluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali peristiwa yang terjadi di belahan bumi lain. Peristiwa yang berkaitan dengan peristiwa politik dan pemerintahan banyak menyita perhatian masyarakat, sehingga layak ditempatkan di halaman utama dan merupakan tema yang paling banyak muncul pada periode Januari hingga Maret tahun 1995. Sedangkan untuk tema yang lain yang banyak muncul di halaman depan surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995 adalah berita tentang konflik dan bencana, dan berita mengenai perekonomian, dimana kedua tema tersebut frekuensi kemunculannya masing-masing sebanyak 6 item berita atau 19,35. Berita tentang konflik dan bencana banyak menyoroti peristiwa yang bersangkutan dengan konflik yang terjadi di luar negeri yaitu kemelut Bosnia-Herzegovina yang sedang menjadi topik utama di dunia internasional. Seperti pada Kompas edisi 13 Maret hingga 20 Maret berita yang disajikan menyoroti perjalanan Presiden Soeharto yang berkunjung ke Sarajevo ibukota Bosnia- Herzegovina guna meninjau langsung daerah konflik yang masih bergejolak itu. Dalam perjalanannya Presiden Soeharto bertemu dengan presiden Bosnia- Herzegovina Alija Izetbegovic. Dalam pertemuan tersebut Presiden Soeharto mengungkapkan bahwa suatu penyelesaian langgeng hanya bisa tercapai jika penyelesaian itu dirundingkan secara langsung oleh pemimpin-pemimpin atau pihak- pihak yang langsung bertikai. Diakhir kunjungannya, Presiden Soeharto juga commit to user menawarkan kesediaannya untuk menjadi penyelenggara sekaligus tuan rumah digelarnya perundingan damai Bosnia-Herzegovina. Berita yang hampir menjadi headline selama kurun seminggu ini berakhir dengan pujian yang didapat Presiden Soeharto oleh para Da’I ketika kembalinya ke tanah air. Sedangkan tema perekonomian yang juga mempunyai frekuensi muncul sebanyak 6 kali banyak menyoroti tentang peningkatan berbagai barang komoditi negeri seperti peningkatan ekspor tekstil, peningkatan bahan makanan, serta tentang inflasi dan UMR perusahaan. Berita yang dimuat menonjolkan bahwa tidak ada masalah yang berat yang dihadapi bangsa seperti adanya krisis moneter atau sejenisnya, yang dibahas masih sekitar keutuhan pokok masyarakat terutama yang berkaitan dengan pangan. Halaman depan Kompas edisi selasa, 21 Februari 1995 adalah contoh dimana beritanya berisikan tentang instruksi Presiden Soeharto untuk meningkatkan produksi bahan makanan. Berita ini berisikan agar bahan makanan ditingkatkan untuk masa- masa mendatang. Sebab kekurangan produksi akibat musim kering berkepanjangan ternyata telah menyebabkan inflasi yang tinggi pada bulan Januari 1995. Sedangkan berita sejenis yang muncul mengenai instruksi Presiden Soeharto untuk meningkatkan ada di edisi Selasa, 14 Februari 1995. Tema lain yang sering muncul dalam surat kabar Kompas periode Januari- Maret 1995 yaitu tema yang menyoroti masalah moral dan agama. Hal yang paling banyak dibahas adalah mengenai nilai-nilai kemanusiaan dikalangan remaja, pemahaman pancasila, serta mengenai penambahan kuota haji. Kategori masalah moral dan agama menempati porsi sebesar 12,90 dengan frekuensi kemunculan sebanyak 4 item berita. Sedangkan tema yang paling sedikit muncul adalah berita commit to user yang menyoroti mengenai kesehatan dan kesejahteraan dengan porsi sebesar 9,67 dengan jumlah berita yang muncul dihalaman depan Kompas sebanyak 3 item berita. Dalam kategori tema kesehatan dan kesejahteraan dapat dilihat pada Kompas edisi Jumat, 27 Januari 1995 yang menyoroti tentang Presiden Soeharto yang menekankan pembangunan pertanian tidak hanya bertujuan meningkatkan produksi, tetapi juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan keluarganya. Dari tema-tema yang muncul pada halaman depan surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995, tema pemerintahan dan politik adalah tema yang sering muncul. Hal ini dikarenakan tema tersebut adalah tema yang banyak menyoroti kinerja pemerintah dalam menjalankan program-programnya, sehingga oleh redaksi surat kabar Kompas dianggap penting untuk diberitakan. Berita-berita tentang politik luar negeri banyak dibahas dalam kategori ini, hal ini disebabkan karena posisi indonesia saat itu sebagai ketua Gerakan Non Blok GNB, anggota OKI, dan sebagai anggota Dewan Keamanan PBB. Sehingga Indonesia aktif dalam kegiatan internasional terutama yang ada kaitannya dengan konflik antara dua kubu. 3.1.2 Sajian Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1995 Sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini adalah kategori jenis sumber berita halaman depan yaitu, Presiden, pemerintahan, tokoh politik, lainnya. Sumber berita yang berasal dari Presiden adalah jika berita yang disajikan keterangannya berasal dari Presiden atau wakil Presiden yang notabene merupakan kepanjangan tangan dari seorang Presiden. Presiden dalam kategori ini commit to user adalah Presiden Indonesia, apabila yang memberi keterangan berita tersebut adalah Presiden luar negeri maka itu tidak dimasukkan dalam kategori ini. Keterangan yang diberikan oleh Presiden bisa berupa pidato, pers rilis ataupun wawancara. Sedangkan isi halaman depan yang sumber beritanya dari pemerintah adalah berita yang keterangannya berasal dari lembaga Negara yang menentukan berbagai kebijakan. Dalam kategori ini yang dimaksud dengan lembaga Negara adalah seperti DPR dan DPR, dimana didalamnya terdapat berbagai komisi yang mengurusi berbagai kegiatan pemerintahan. Kategori yang lain adalah tokoh politik, yaitu orang yang berkecimpung dalam dunia politik. Tokoh politik yang dimaksud bisa orang yang berprofesi aktif dalam sebuah partai politik ataupun seorang yang berprofesi sebagai pengamat politik. Keterangan yang diberikan biasanya berupa saran atau kritik untuk Presiden, pemerintah dan jajarannya dalam menjankan roda pemerintahan. Sekaligus tokoh politik sebagai pengawas, apakah keadaan politik yang ada sudah berjalan dengan benar dan tidak melenceng dari tujuan utamanya. Kategori sumber berita yang terakhir adalah lainnya yaitu, keterangan yang terdapat dalam berita itu berasal dari sumber yang dapat menunjang isi berita. Misalkan pejabat luar negeri, presiden, perdana mentri ataupun duta besar Negara luar. Sumber lainnya yaitu profesi atau kelompok masyarakat yang terdapat dalam lingkungan Negara. Serta sumber-sumber lainnya yang terdapat dalam berita. Keempat kategori jenis sumber berita tersebut dapat dilihat frekuensi kemunculannya selama periode Januari-Maret 1995. Berikut sajian data dalam tabel distribusi frekuensi. commit to user Tabel 3.1.2 Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden No Jenis Sumber Berita Frekuensi Presentase 1 Presiden 16 51,61 2 Pemerintah 10 32,25 3 Tokoh Politik 1 3,22 4 Lainnya 4 12,90 Jumlah 31 100 Sumber data : Hasil koding data primer Tabel diatas memperlihatkan kecenderungan isi berita dihalaman depan surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995 lebih banyak di dominasi oleh presiden, yaitu berita yang ada menyajikan berita yang sumbernya berasal dari Presiden Soeharto selaku kepala Negara. Hal itu bisa dilihat dari prosentase yang ada yakni sebesar 51,61 atau 16 item dari keseluruhan berita yang berada dihalaman depan pada surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995. Berita yang bersumber dari Presiden banyak berisikan instruksi-instruksi untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja pada sektor-sektor vital Negara. Seperti pada halaman depan Kompas edisi 4 Januari 1995. Halaman depan yang berjudul “Tak Ada Sistem “Backing” Untuk Melindungi Bandung Utara”, berisi tentang instruksi Presiden bahwa Presiden meminta aparat berwajib untuk segera mengambil tindakan andai kata ada usaha yang menyalahi aturan terkait kasus pengusaha real estate yang melanggar ketentuan di wilayah Bandung utara. Dalam berita tersebut tertulis Presiden Soeharto penegasan perintah presiden dalam kasus Bandung Utara seperti dalam kalimat: commit to user “Kepala Negara menegaskan sistem backing-backingan itu tidak ada, Presiden mengahrapkan agar departemen terkai dan pihak berwajib segera mengambil tindakan adaikata ada usaha apapun yang melanggar hukum dan melanggar tata ruang” Berita lainnya yang bersumber dari Presiden adalah edisi 2 Maret 1995, hal ini dapat dilihat dari penggaalan kalimat berikut yang teradat instruksi dari presiden dalam siding cabinet terbatas Bidang Ekku Wasbang dan Indag: “Presiden Soeharto sekali lag menginstruksikan semua pihak terkait untuk memperhatikan stok beras nasional dan menekan lagi angka inflasi yang mencapai angka cukup tinggi pada bulan Februari 1995 ini, yakni 1,31 persen, naik dari1,16 persen pada bulan Januari 1995”. Kategori jenis sumber berita yang berasal dari pemerintah dihalaman depan surat kabar Kompas adalah berita yang keterangan didalamnya sumbernya berasal dari lembaga yang menentukan berbagai kebijakan yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan masyarakat Negara. Menempati urutan kedua dari jenis sumber berita dengan prosentase sebesar 32,25 atau sebanyak 10 item dari keseluruhan berita sebanyak 31 kali yang memberitakan tentang presiden di surat kabar Kompas. Ciri berita yang sumber beritanya berasal dari kategori pemerintah yaitu disebutkan bahwa keterangan tersebut berasal dari lembaga pemerintah seperti DPR MPR ataupun menteri yang menjabat, serta aparatur Negara. Berita yang disajikan biasanya bersumber dari presiden namun dalam keterangannya disampaikan oleh jajaran mentri atau lembaga Negara. Hal ini seperti pada halaman depan edisi 12 Maret 1995 dengan judul “Presiden Soeharto Tentang Pergantian Pemimpin”. Berita ini menyoroti tentang persoalan pemimpin, yaitu tiap Negara sudah mempunyai mekanisme kepemimpinan nasional. “…Mensesneg Moerdiono menjelaskan hal itu kepada wartawan usai mendampingi pertemuan bilateral antara Presiden Soeharto dengan PM Cina, Li Peng di Bella Center, Copenhagen, Denmark. Selain dengan PM Li Peng, Presiden Soeharto juga bertemu secara bilateral dengan Perdana Menetri Madagaskar Francique Ravony dan Presiden Letjen Omar Hassan Ahmed El Bashir. Sementara Jumat malam, Presiden Soeharto juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Aljazair, Liamine Zeroual.” commit to user Cuplikan berita diatas merupakan contoh berita yang sumbernya dari pemerintah, hal itu jelas disebutkan berasal dari mana berita itu bersumber, dimana Mensesneg. Pemerintah yang juga “kepanjangan tangan” dari presiden juga mempunyai cukup porsi untuk berbicara pada periode penelitian Januari-Maret 1995. Selanjutnya, kategori jenis sumber berita yang sering muncul setelah Presiden dan pemerintahan yaitu lainnya. Kategori lainnya ini adalah sumber berita yang dipakai wartawan untuk menunjang isi berita. Misalkan pejabat luar negeri, bisa presiden, perdana mentri ataupun duta besar Negara luar. Sumber lainnya yaitu profesi atau kelompok masyarakat yang terdapat dalam lingkungan Negara. Serta sumber-sumber lainnya yang terdapat dalam berita. Kategori ini mempunyai prosentase sebesar 12,90 dengan kemunculan item sebanyak 4 item. Berita yang menggunakan kategori lainnya ini banyak terdapat pada saat terjadinya konflik Bosnia-Herzegovina, dalam kasus tersebut banyak tokoh luar negeri yang menjadi sumber berita tersebut. Seperti pada Kompas edisi 16 Maret 1995, dengan judulnya “Akan Dikirim, Utusan ke Bekas Republik Federasi Yugoslavia” . Dalam berita itu menyoroti permasalahan yang terjadi di luar negeri maka selain sumber beritanya berasal dari Presiden Soeharto, juga berasal dari Presiden Bosnia dan Presiden Kroasia. Kedua Negara itu meminta Indonesia khususnya Presiden Soeharto untuk turun langsung guna mendamaikan wilayah yang sedang dilanda konflik melalui perundingan damai. Sedangkan untuk kategori jenis tokoh politik muncul sebanyak 1 kali atau sebesar 3,22 selama periode penelitian Januari-Maret 1995. Dalam hal ini, surat kabar Kompas memberikan porsi kepada tokoh politik untuk menjadi sumber berita pada edisi 22 Januari 1995 dengan judul “Presiden Soeharto Pada Pembukaan Munas XX HMI, Aktivis HMI agar Menangkap Semangat Fastaiqu Khairat”. commit to user Dari prosentase diatas, kategori jenis sumber berita pada surat kabar Kompas didominasi oleh sumber berita yang berasal dari Presiden. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kenapa presiden mempunyai porsi banyak dalam periode penelitian, hal ini karena presiden dianggap tokoh penting yang bisa mempengaruhi banyak sektor dengan langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan yang diambilnya. Dalam Periode Januari-Maret 1995 dalam Kompas, sumber berita yang berasal dari Presiden banyak muncul dalam bidang politik luar negeri dan bidang perekonomian.

3.1.3 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1995 Kategori arah pemberitaan pada penelitian ini adalah positif, negatif, dan netral. Berita tentang Presiden dikatakan positif Jika isi berita pada halaman depan surat kabar Kompas yang membahas mengenai Presiden secara eksplisit atau implisit mendukung yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui. Sedangkan dikatakan negatif sesuai apabila berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit isi beritanya tidak mendukung, yaitu seperti mencela, meremehkan, menolak, memojokkan. Terakhir, dikatakan netral apabila berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit tidak bersikap memihak atau netral. Berikut sajian data dalam tabel distribusi frekuensi. Tabel 3.1.3 Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden No Jenis Arah Pemberitaan Frekuensi Presentase commit to user 1 Positif 17 50,83 2 Negatif 5 16,12 3 Netral 9 29,03 Jumlah 31 100 Tabel data: Hasil koding data primer Untuk kategori arah pemberitaan dari pemberitaan tentang presiden di halaman depan surat kabar Kompas dengan jenis positif sebesar 50,83 atau 17 item berita. Hal ini disebabkan karena berita yang diteliti pada periode ini banyak menyororti tentang kiprah Presiden Soeharto yang banyak memberikan solusi ataupun perhatian yang lebih pada masyarakat. Terutama disaat-saat Presiden melakukan kunjungan keluar negeri untuk mendamaikan dua negara yang sedang terlibat perang saudara. Disana berita yang diketengahkan lebih pada keberaniaan Presiden Soeharto berkunjung kedaerah konflik, kemudian juga mengajukan diri sebagai fasilitator perdamaiaan, dan setelah kembalinya ke tanah air mendapat pujian yang tinggi dari lapisan masyarakat terutama dari para Da’i. Menyambung paragraf diatas, bahwa pada masa itu Presiden merupakan tokoh yang paling paling banyak menjadi pusat berita yang arahnya positif. Dimana Kompas yang merupakan surat kabar nasional menjadi sentral penyebaran informasi yang berkedudukan di pusat, yaitu sebagai saluran informasi ke berbagai pelosok negeri pada waktu itu. Halaman depan surat kabar Kompas edisi 17 Januari 1995 dengan judul “Presiden Diminta Bantu Seleseikan Kemelut Bosnia” adalah contoh berita dengan arah berita spositif. Hal ini jelas terlihat maupun tersirat dalam kalimat berikut: Perdana Menteri Kroasia Nikica Valentic sangat mengharapkan agar Presiden Soeharto secara pribadi membantu menyelesaikan kemelut Bosnia-Herzegovina yang berkepanjangan. Bahkan sebagai dukungan commit to user moral bagi perjuangan rakyat Bosnia, Presiden Soeharto diharapkan dapat berkunjung ke Bosnia. Dalam pragraf tersebut secara terseirat memposisikan Presiden Soeharto sebagai tokoh yang mempunyai peran yang penting dalam masalah tersebut, dan disebutkan diatas bahwa Perdana Menteri Kroasia secara langsung mengharapkan Presiden Soeharto untuk datang ke Bosnia guna menyelesaikan kemelut di daerah tersebut. Arah berita positif yang banyak muncul pada periode ini merupakan refleksi dari ketatnya pengawasan dari pemerintah mengenai berita yang dimuat, terutama yang berhubungan dengan seorang Presiden. Sedangkan untuk kategori yang sering muncul kedua adalah arah berita jenis netral frekuensinya sebesar 29,03 atau 9 item berita. Dari sebanyak 9 berita yang termasuk dalam jenis netral kebanyakan membahas mengenai hal-hal yang isinya berkaitan dengan anjuran presiden baik dibidang moral, agama, ataupun konflik. Di edisi 19 Januari 1995 dapat dilihat petikan kalimat yang nada beritanya netral: ...Kepala Negara mengingatkan agar kesadaran dan kegairahan beragama diarahkan dengan tepat, yaitu selalu menuju ke kebaikan. Sebab kalau tidak, kata Kepala Negara, bukan mustahil kesadaran dan kegairahan beragama menimbulkan masalah bagi masyarakat yang sangat majemuk ini, dan bagi agama yang dipeluk masyarakat. Dalam cuplikan paragraf diatas menunjukan sifat netral berita yang didalamnya statement Presiden menganjurkan untuk meningkatkan kesadaran dan kegairahan beragama, karena itu semua pihak dianjurkan terus memelihara dan meningkatkan kesadaran dan kegairahan sesuai dengan ajaran agama yang di peluk masing-masing. Isi berita tersebut tidak mendukung ataupun memojokkan Presiden Soeharto, sehingga masuk dalam kategori netral. Kemudian untuk arah pemberitaan negatif, seperti mencela, meremehkan, menolak, memojokkan frekuensi kemunculannya sebanyak 5 item atau sebesar commit to user 16,12. Seperti pada berita edisi 14 Februari 1995, berita yang berjudul “Presiden Minta Ekspor Tekstil Ditingkatkan” tersebut secara tersirat maupun tersurat mengetengahkan masalah tentang adanya penurunan eksport tekstil yaitu dari 6,1 Milyar dollar Amerika Serikat AS tahun 1993 menjadi 5,6 milyar dollar AS tahun 1994 lalu.

3.1.4 Sajian Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1995 Sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini adalah kategori jenis pemberitaan yaitu argumentatif, informatif, dan eksplanatif. Berita yang argumentatif adalah apabila berita berisi pembelaan terhadap suatu pandangan tertentu, bersifat mengajak pembaca, membahas dan menganalisa baik buruknya sesuatu dampak atau suatu kebijakan. Sedangkan berita yang bersifat informatif adalah berita tersebut berisi sebuah keadaan atau keterangan latar belakang tentang sesuatu hal atau masalah tertentu. Kemudian fakta-fakta yang disajikan tidak dimaksudkan untuk memaksakan suatu pandangan. Untuk berita yang masuk kategori eksplanatif adalah berita yang isinya menjelaskan atau menerangka suatu tema. Bentuk tulisannya narasi. Tujuannya adalah agar pembaca dapat memahami duduk perkara suatu topik tertentu yang disajikan dalam berita tersebut. Tabel 3.1.4 commit to user Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden No Jenis Pemberitaan Frekuensi Presentase 1 Argumentatif 8 25,80 2 Informatif 21 67,74 3 Eksplanatif 2 6,45 Jumlah 31 100 Tabel koding diatas menunjukkan bahwa jenis berita yang dimuat di surat kabar Kompas bersifat informatif, dengan prosentase sebesar 67,74 atau 21 item dari keseluruhan pemberitaan selama periode penelitian. Berita yang banyak disajikan adalah berita mengenai himbauan presiden untuk menuju kearah kehidupan yang lebih baik, dan mengenai pembahasan latarbelakang penyelesaian konflik. Berikut potongan isi berita informatif dalam surat kabar Kompas edisi 8 Januari 1995 dengan judul “Kembangkan Terus Nilai-Nilai Kemanusiaan di Kalangan Remaja” berisi tentang himbauan Presiden untuk meningkatkan rasa kemanusiaan remaja bangsa. Berita ini berlatarbelakangkan PMI yang harus diperkuat organisasinya guna mandiri dalam melaksanakan palang merah. Presiden Soeharto mengharapkan agar nilai-nilai kemanusiaan, kebersihan dan kesehatan terus menerus dikembangkan dikalangan remaja. “kesadaran untuk menyalurkan rasa kemanusiaan remaja bangsa kita perlu dipupuk bersama, sehingga mereka siap siaga setiap waktu untuk membaktikan diri bagi tugas-tugas kemanusiaan”. Kategori isi pemberitaan yang bersifat argumentatif pada surat kabar Kompas pada periode penelitian menempati prosentase sebesar 25,80 atau 8 item berita. Ciri commit to user dari jenis isi berita argumentatif apabila isi beritanya mengajak pembaca untuk menganalisis suatu fakta, mengenai dampak yang akan ditimbulkannya. Hal ini seperti pada berita Kompas edisi 16 Januari 1995 dengan judul “Presiden: Pahami Pancasila Jangan Setenga-setengah”. Berita ini berisikan tentang penegasan Presiden Soeharto mengenai apa yang terkandung dalam Pancasila. …Presiden Soeharto menekankan bahwa upaya penghayatan dan pengalaman Pancasila akan lebih banyak tergantung kepada faktor penegndalian diri manusia yang bersangkutan untuk mau mengamalkan nilai luhur Pancasila. Sedangkan untuk kategori jenis isi eksplanatif hanya muncul 2 kali yaitu diantaranya pada edisi jumat, 10 Februari 1995 den judul “Pers Nasional Berperan Penting Menjaga Semangat Kebangsaan” berita ini masuk dalam kategori eksplanasi karena isinya berupa paparan bahasan suatu topik masalah yang sedang terjadi. Dalam berita tersebut mengupas mengenai pers nasional yang masa kini dan masa mendatang bereran dalam merakit, memelihara, dan menggerakkan kesatuan dan persatuan bangsa menuju cita-cita nasional. Oleh sebab itu presiden Soeharto mengharapkan pers dapat menjadi industri modern yang tidak hanya mementingkan tiras berita sehingga mengabaikan ketepatan dan kepantasan berita. Dari tabel distribusi frekuensi diatas, berita pada surat kabar Kompas didominasi oleh berita jenis informatif. Hal ini tidak lepas dari fungsi utama surat kabar, yaitu sebagai penyalur informasi kepada khalayak. Banyaknya berita yang berjenis informatif juga disebabkan oleh tidak diperbolehkannya suatu surat kabar untuk memuat berita-berita yang bersifat argumentatif, karena diindikasikan bisa membuat reputasi seorang Presiden menjadi tidak baik. commit to user Sedangkan berita yang paling sedikit muncul dalam kategori jenis isi berita ini adalah eksplanatif. Berita tersebut jarang ditemui karena isinya yang mengupas duduk perkara suatu peritiwa dan biasanya disajikan dalam bentuk narasi atau eksposisi. 3.2 Penyajian data Halaman Depan Tentang Pemberitaan Presiden Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Dalam kurun waktu 3 bulan 1 Januari-31 Maret 1999 surat kabar Kompas ini memuat berita tentang presiden sebanyak 29 item. Peneliti membagi kategori-kategori yang telah ditentukan sebelumnya yaitu berdasarkan tema berita, jenis sumber berita, arah pemberitaan, dan jenis pemberitaan.

3.2.1 Sajian Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas

Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999 Pada periode Januari-Maret 1999, surat kabar Kompas memuat sebanyak 29 item berita. Dari jumlah tersebut tema dari berita yang frekuensi kemunculannya paling banyak, adalah tema politik dan pemerintahan 75,86, konflik dan bencana 13,79, dan perekonomian 10,34, sedangkan tema berita lain tidak muncul pada periode penelitian ini. Pada berita di halaman depan Kompas tema politik dan pemerintahan, topik- topik yang disorot paling banyak adalah yang berkaitan dengan masalah percakapan antara presiden Habibie dengan Ghalib, kemudian diikuti dengan topik yang menyoroti masalah pemilihan umum untuk Presiden. Topik yang menyoroti tentang pembicaraan Habibie-Ghalib muncul sebanyak 7 kali dalam kemunculan berita politik commit to user dan pemerintahan sebanyak 22 kali. Sementara Topik yang berkaitan dengan pemilihan umum muncul sebanyak 6 kali dari 22 jumlah kemunculan berita politik. Tabel 3.2.1 Distribusi Frekuensi Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden No Tema Frekuensi Presentase 1 Politik dan pemerintahan 21 72,41 2 Konflik dan bencana 5 17,24 3 Perekonomian 3 10,34 4 Kesehatan dan kesejahteraan 5 Masalah moral dan agama Jumlah 29 100 Sumber data: Hasil koding data primer Dalam berita yang dimuat pada edisi Februari 1999 yang menyoroti tentang kasus percakapan antara Habibie-Ghalib yang bocor merupakan berita yang paling banyak muncul. Dimana selama seminggu penuh berita yang membahas kasus tersebut muncul di halaman depan Kompas mulai dari tanggal 19 Februari-26 Februari. Contoh beritanya ada pada Kompas edisi 19 Februari 1999, diamana Presiden Habibie menginstruksikan kepada Menhankam yaitu Jedral TNI Wiranto untuk menyelidiki kasus penyadapan Presiden dengan jaksa agung AM Ghalib. Dalam perkembangannya berita tersebut dapat menurunkan citra Habibie yang akan mencalonkan diri lagi sebagai Presiden pada pemilu 1999. Sedangkan dalam periode itu berita yang menyoroti tentang pemilihan umum muncul sebanyak 6 kali, kebanyakan membahas mengenai pelaksanaan pemilu dan kandidat presiden yang akan menjabat. commit to user Seperti dalam Kompas edisi Minggu, 3 Januari 1999. Dengan judul “BJ Habibie Harus Jamin Pemilu 1999 Jurdil” berita tersebut menyoroti mengenai pemilu yag akan segera dilaksanakan guna mendapatkan pemerintahan yang sah. Hal itu disebabkan karena Habibie merupakan pengganti sementara sebagai Presiden setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden menggantikan Presiden Soeharto yang lengser karena tekanan oleh publik untuk turun. Hal itu dapat dilihat dari petikan kalimat yang ada dalam berita tersebut: Cendekiawan Nurcholis Madjid menegaskan Pemilihan Umum pemilu 1999 merupakan satu-satunya jalan untuk memperoleh pemerintahan yang sah dan diakui. Gagalnya pemilu akan mengakibatkan konsekuensi besar, yakni tidak menentunya nasib bangsa Indonesia di masa mendatang. Untuk itu, Presiden BJ Habibie harus menjamin pemilu 1999 berjalan secara jujur dan adil jurdil… Adapun tema konflik dan bencana, hal yang dibicarakan adalah menyangkut bagaimana penyelesaian masalah Timor-timur yang ingin melepaskan diri dari Indonesia. Dari keseluruhan berita yang ada, masalah Timor-timur ini muncul sebanyak 6 kali. Hal tersebut seperti pada Kompas edisi Jumat, 12 Februari 1999. Halaman depan edisi tersebut tercetak dengan judul “Presiden Habibie: 1 Januari 2000, Timtim tak jadi beban lagi”. Berita tersebut memaparkan bahwa Presiden BJ Habibie lebih memilih Timtim diberi kemerdekaan dan lepas dari Indonesia. dan berharap mulai tanggal 1 Januari 2000 pemerintah Indonesia tak lagi terbebani oleh wilayah Timtim. Tema tentang perekonomian menempati urutan ketiga dalam keseringan topik yang muncul pada periode itu. Dengan item sebanyak 3 item, dan prosentasenya sebesar 10,34. Ketiga item tersebut membahas masalah kemerosotan RAPBN tahun 19992000 yang telah dianggarkan, lalu berita tentang bank-bank yang akan dilikuidasi oleh Presiden Habibie, serta berita mengenai kesenjangan perekonomian masyarakat yang terjadi akibat ketimpangan dalam berbagai aspek kehidupan commit to user sehingga perlunya ke transparanan dan keadilan. Sedangkan tema lain seperti kesehatan dan kesejahteraan, masalah moral dan agama tidak muncul dihalaman depan Kompas pada periode tersebut. Sedangkan dari jumlah 29 berita yang di teliti pada periode tersebut, untuk kategori kesehatan dan kesejahteraan, serta masalah moral dan agama tidak muncul sama sekali pada periode penelitian.

3.2.2 Sajian Data Kategori Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999 sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini adalah kategori sumber berita halaman depan surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1999, yaitu Presiden, pemerintahan, tokoh politik, dan lainnya. Tabel dibawah ini memperlihatkan kecenderungan isi berita yang dimuat di surat kabar Kompas berasal dari Presiden bila berita tersebut sumbernya berasal dari statemen Presiden ataupun wakilnya yang membahas sesuatu hal atau masalah tertentu. Dalam tabel berikut kategori tokoh politik juga mempunyai frekuensi kemunculan yang sama dengan kategori sumber berita yang berasal dari Presiden. Sumber berita tokoh politik merupakan sumber berita yang bersal dari elit yang berkecimpung dalam dunia politik Indonesia, misalkan seperti para politikus ataupun orang yang mempunyai kedudukan dan porsi dalam sebuah partai politik. Tabel 3.2.2 Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden No Jenis Sumber Berita Frekuensi Presentase 1 Presiden 11 37,93 commit to user 2 Pemerintah 7 24,13 3 Tokoh Politik 9 31,03 4 Lainnya 2 6,89 Jumlah 29 100 Sumber data: Hasil koding data primer Hal itu dilihat dari prosentase yang ada yakni sebesar 37,93 atau 11 item dari keseluruhan berita tentang Presiden yang dimuat selama periode penelitian. Berita yang sumbernya dari Presiden seperti yang dimuat dalam Kompas edisi 1 Maret 1999, “Presiden Habibie: Perekonomian Perlu Lebih Transparan dan Adil”. Berikut kata-kata yang bersumber dari presiden: Krisis ekonomi telah menumbuhkan kesadaran bahwa perekonomian perlu lebih transparan dan memberikan yang lebih luas kepada rakyat banyak dalam pembangunan nasional, “kata Habibie yang dalam membacakan sambutan itu menggunakan bahasa Jerman Sumber berita yang lain yang mempunyai frekuensi yang sama yaitu tokoh politik dengan jumlah prosentase sebesar 31,03 atau 9 item dari jumlah keseluruhan berita yang diteliti sebanyak 29 berita. Berita yang terdapat pada Kompas edisi 12 Maret 1999, “Pemerintahan Habibie Didemisionerkan”. “Saya gembira dengan adanya langkah maju setahap dari PAN untuk bersama PKB mendesakkan agar pemerintahan Habibie didemisionerkan. Sejak awal, PKB mendesak agar pemerintahan transisional yang hanya bertugas menyelenggarakan pemilu yang jurdil, sehingga terbentuk pemerintahan yang legimtimate,” kata Matori. Jenis sumber berita lain pada surat kabar Kompas adalah pemerintah. Jenis ini berasal sumbernya berasal dari mentri-mentri, anggota MPRDPR, ataupun pejabat yang menduduki kursi pemerintahan seperti gubernur atau walikota. Didalamnya pihak pemerintah banyak menyoroti kasus mengenai konflik yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Dengan frekuensi sebesar 7 item berita atau 24,13 menempati commit to user urutan ketiga kemunculan terbanyak. Seperti dalam Kompas edisi 16 Februari 1999, dengan judul “Presiden Tugaskan Tim Khusus ke Maluku”. Tim Khusus itu tiba di Ambon hari Minggu, diketahui Mayjen TNI Purn Jos Muskitta dengan anggota Des Alwi, dan K Kaplale, dan esoknya menemui Wagub Maluku, Paula Renyan. Tim ini bertugas mencari solusi untuk perbaikan Maluku. “Masalahnya terlalu kompleks untuk dijelaskan terlalu dini. Jadi belum bisa dijelaskan, apalagi tim ini baru berada di Ambon dua hari, sehingga perlu mengumpulkan informasi akurat,” kata Muskitta. Sedangkan untuk kategori sumber berita yang berasal dari lainnya hanya terdapat 2 item berita atau sebesar 6,89. Dalam kategori ini smbernya berasal dari pihak-pihak yang tidak termasuk dalam kategori sumber berita Presiden, Pemerintahan, tokoh politik. Contoh yang bisa dimasukkan dalam kategori ini adalah pihak yang berasal dari akademisi pendidikan ataupun praktisi hukum. Berita pada tanggal 13 Maret 1999 adalah salah satu berita yang masuk dalam kategori ini. Berita dengan judul “Soeharto Tetap Harus Diadili” yang dimuat 13 Maret 1999. “Perlu ada langkah pengentar agar orang tidak berani, yaitu pengadilan. Bahwa nanti Soeharto diberi grasi, itu soal lain. Yang penting sudah terjadi penghukuman. Pengadilan itu harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Ini semua demi kebaikan bangsa agar tidak sakit,” kata Nurcholis Madjid, akrab dipanggil Cak Nur, seusai peresmian Komite pemberdayaan Pemilihan di Jakarta. Kamis. Dari hasil tersebut diatas, kita ketahui bahwa jenis sumber berita pada surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1999 didominasi berita yang bersumber dari Presiden dan tokoh politik, yaitu masing-masin sebanyak 10 item berita atau 34,48.

3.2.3 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999 commit to user Kategori arah pemberitaan pada penelitian ini adalah positif, negatif, dan netral. Berita dikatakan arahnya positif Jika isi berita pada halaman depan surat kabar Kompas yang membahas mengenai Presiden secara eksplisit atau implisit mendukung yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui. Negatif Apabila berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit isi beritanya tidak mendukung, yaitu seperti mencela, meremehkan, menolak, memojokkan. Kemudian dikategorikan netral apabila apabila berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit tidak bersikap memihak atau netral. Berikut sajian data dalam tabel distribusi frekuensi. Tabel 3.2.3 Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden No Jenis Arah Pemberitaan Frekuensi Presentase 1 Positif 6 20,67 2 Negatif 17 58,62 3 Netral 6 20,67 Jumlah 29 100 Sumber data: Hasil koding data primer Untuk kategori arah pemberitaan berita tentang Presiden surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1999 dengan kategori negatif sebesar 58,62 atau 17 item berita. Seperti pada Kompas edisi 23 Februari 1999, dengan judul “DPR Bisa Selidiki Habibie.” Berita ini berisi tentang kasus percakapan antaraPresiden Habibie dengan Jaksa Agung Andi Ghalib, kedua tokoh tersebut dalam percakapannya membicarakan mengenai pemeriksaan Arifin Panigoro dan pemeriksaan mantan Presiden Soeharto. Didalam derita tersebut disebutkan bahwa Presiden Habibie dianggap tidak bersungguh-sungguh dalam menjalankan pemeriksaan terhadap mantan Presiden commit to user Soeharto dan kroninya tersebut. Berikut kalimat berita yang mengarah kea rah negative. Sementara Ketua Fraksi Persatuan Pembangunan F-PP DPR Zarkasih Nur mengatakan Dewan Perwakilan Rakyat berhak memanggil Presiden Habibie untuk meminta keterangannya dan melakukan penyelidikan, dengan anggapan Presiden tidak bersungguh-sungguh menjalankan pemeriksaan terhadap mantan Presiden Soeharto dan kroninya. Itu berarti, Habibie menginggkari ketetapan MPR No XIMPR1998. Sedangkan untuk kategori positif mempunyai frekuensi kemunculan sebesar 20,67 atau 6 item berita. Berita-berita yang mempunyai kategori positif mempunyai frekuensi kemunculan yang sama dengan kategori netral pada surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1999. Kategori positif paling banyak terdapat pada bulan Januari, yaitu berita-berita yang menyoroti tentang penanganan kasus Ambon, kasus Timor-timur, kasus likuidasi bank, serta tentang pencalonan Presiden. Seperti pada Kompas edisi 16 Fabruari 1999, yang berjudul “Calon Presiden 1999-2004 Versi Kalangan Golkar, Habibie dan Tandjung”. Berita tersebut menyoroti tentang siapa yang akan dicalonkan oleh kalangan Golkar untuk menjadi Presiden periode 1999- 2004. “Kita tidak bisa menolak realita bahwa Habibie yang paling layak untuk dicalonkan Golkar,” kata Marzuki. Alasannya, pertama Golkar harus mencalonkan seseorang yang bisa dipertanggungjawabkan kepada publik. Kedua, berdasarkan pemantauan dilapangan, partai-partai tertentu, terutama yang memiliki afiliasi kepdaa kelompok islam, kemungkinan akan mencalonkan Habibie. Dalam petikan kalimat diatas menunjukkan bahwa Habibie merupakan orang yang paling besar kemungkinannya untuk dicalonkan sebagai Presiden periode 1999- 2004, dan Golkar juga beranggapan ini bukan desakan dari Habibie untuk dicalonkan sebagai Presiden, melainkan ini merupakan keputusan dan yang harus diambil oleh Golkar. Sedangkan untuk kategori Netral, frekuensi kemunculannya sebesar 20,67 atau 6 item berita. Berita yang bernada netral dapat dilihat untuk tema-tema seputar commit to user pemilu, penanganan kasus-kasus seperti kasus penembakan misterius, kasus Timor- timur, kasus Maluku dan Irian Jaya. Isi beritanya berisi solusi ataupun himbauan untuk tetap menjaga keamanan, kerukunan, kedamaian dan tidak ada perpecahan bangsa, sebab perpecahan hanya akan merugikan bangsa. Dijelaskan, memang ada permintaan agar Irja diberi kemerdekaan, lepas dari Republik Indonesia. Namun ada pula yang menginginkan agar diberi otonomi luas. Menanggapi itu, katanya, Presiden minta agar hal itu direnungkan.

3.2.4 Sajian Data Kategori Jenis Isi berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999 Pada penelitian periode Januari-Maret 1999 surat kabar Kompas hanya memuat 29 berita. Dari jumlah tersebut, kategori jenis argumentatif adalah yang paling banyak frekuensi kemunculannya yakni sebesar 55,17 atau 16 item berita. Sedangkan jenis isi informatif muncul sebanyak 13 item berita atau 44,82. Untuk jenis isi eksplanatif muncul sebanyak 3 kali dalam periode penelitian ini. Tabel 3.2.4 Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden No Jenis Pemberitaan Frekuensi Presentase 1 Argumentatif 14 48,27 2 Informatif 12 38,70 3 Eksplanatif 3 10,34 Jumlah 29 100 Tabel data: Hasil koding data primer commit to user Dari keseluruhan yang ada, jenis isi berita argumentatif yang muncul sebanyak 14 kali merupakan yang terbanyak. Berita yang berjenis argumentatif terlihat pada Kompas edisi 10 Februari dengan judul “Presden: Negarawan Sejati takkan Mengorbankan Bangsa” berisikan seruan dari Presiden Habibie untuk bertindak dan berpikir sebagai seorang negarawan. Karena negarawan sejati, tidak akan mengorbankan kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar, hanya demi meraih ataupun mempertahankan kekuasaan. “Saya menyerukan kepada semua pihak, marilah kita berpikir dan bersikap lebih jauh dari sekedar pemimpin politik” seru Presiden BJ Habibie ketika membacakan sambutan pada puncak peringantan Hari Pers Nasional HPN di Istana Negara Jenis isi berita lainnya pada surat kabar Kompas adalah informatif. Berita jenis ini berusaha untuk menyampaikan informasi yang berupa fakta-fakta latar belakang suatu permasalahan atau pemaparannya. Berita pada surat Kompas edisi 6 Januari 1999 dengan judul “RAPBN Merosot 17,31 Persen” …penurunan jumlah anggaran ini disebabkan antara lain berkurangnya penerimaan dalam rupiah dari bantuan luar negeri, selain jumlah yang dianggarkan lebih kecil disbanding tahun lalu. Juga karena menguatnya nilai tukar rupiah. Sedangkan pada berita jenis isi eksplanatif di surat kabar Kompas muncul sebanyak 3 kali. Salah satu jenis isi eksplanatif ini terdapat pada Kompas edisi 20 Februari 1999 dengan judulnya “Kasus penyadapan telepon Habibie-Ghalib, Cermin Politik Sangat Kisruh”. Dalam berita yang dimuat tersebut dipaparkan mengenai kasus yang menimpa Presiden Habibie dengan Jaksa Agung Ghalib dalam percakapan yang membicarakan mengenai kelanjutan nasib mantan Presiden Soeharto yang akan diadili. Dari hasil tersebut diatas, kita ketahui bahwa jenis isi berita pada surat kabar Kompas didominasi berita yang bersifat argumentatif dibandingkan dengan yang informatif. Bisa dikatakan pada periode tersebut pembaca diharapkan untuk ikut commit to user menelaah peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi sehingga tidak pasif menerima berita yang disajikan oleh media massa. 3.3 Penyajian data Halaman Depan Tentang Pemberitaan Presiden Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Pada periode Januari-Maret 2005 surat kabar Kompas memuat berita yang berkaitan dengan presiden sebanyak 29 item berita. Peneliti membagi kategori- kategori yang telah ditentukan sebelumnya yaitu berdasarkan tema, jenis sumber berita, arah pemberitaan, dan jenis pemberitaan.

3.3.1 Sajian Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas

Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005 Pada periode Januari-Maret 2005 Presiden yang menjabat saat itu adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, berita yang ada banyak menyoroti tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan politik dan pemerintahan. Berita politik dan pemerintahan ini diantaranya berisikan kebijakan-kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono guna menagatasi paska bencana tsunami yang terjadi di Aceh, serta konflik yang terjadi antara Indonesia-Malaysia terkait kasus batas kedua negara. Pada berita-berita tersebut, yang frekuensi kemunculannya paling banyak adalah berita tentang Politik dan pemerintahan 48,27, konflik dan bencana 24,13, kesehatan dan kesejahteraan 20,68, adapun tema tentang perekonomian 6,89, dan Masalah moral dan agama tidak muncul sama sekali alam periode penelitian 0. Tabel 3.3.1 Distribusi Frekuensi Data Kategori Tema Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden commit to user No Tema Frekuensi Presentase 1 Politik dan pemerintahan 14 48,27 2 Konflik dan bencana 7 24,13 3 Perekonomian 2 6,89 4 Kesehatan dan kesejahteraan 6 20,68 5 Masalah moral dan agama Jumlah 29 100 Sumber data: Hasil koding data primer Berita politik dan pemerintahan banyak menyoroti masalah tentang penanganan paska bencana tsunami Aceh pada bulan Januari, sedangkan untuk bulan Februari tentang penindaktegasan penyeludup kayu, dan di bulan Maret banyak menyoroti tentang kenaikan harga BBM. Seperti contohnya pada Kompas periode 15 Maret 2005 yang berjudul “Presiden Belum Bisa Yakinkan DPR”, berita tersebut berisikan kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menaikkan BBM, namun Presiden belum bisa meyakinkan DPR dan fraksi-fraksinya bahwa kenaikan tersebut bukan keputusan yang salah ditengah naiknya harga minyak dunia saat itu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam rapat konsultasi yang berlangsung lebih dari tiga jam, senin 143malam, belum mampu meyakinkan pimpinan DPR, pimpinan fraksi, dan pimpinan komisi-komisi DPR tentang kebijakannya menaikkan harga BBM dalam rapat konsultasi tersebut beberapa fraksi dengan tegas menyatakan menolak kenaikan harga BBM. Pimpinan F-PDIP memutuskan walk out karena rapat konsultasi berlangsung tertutup. Adapun tema konflik dan bencana, masalah yang disoroti masih menyangkut konflik yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia, baik mengenai kasus perbatasan kedua Negara ataupun kasus pelanggaran terhadap TKI yang dilakukan oleh majikan di Malaysia. Hal tersebut seperti pada surat kabar Kompas edisi Rabu, 8 Maret 2005 dengan judul “Presiden Tinjau Perbatasan RI-Malaysia” ini berisi tentang Presiden commit to user Susilo Bambang Yudhoyono dan staff nya meninjau kawasan perbatasan RI-Malaysia yang saat itu sedang tegang karena adanya klaim Malaysia atas wilayah Ambalat di laut Sulawesi, Kalimantan Tmur. Berita lain muncul dengan judul “Presiden: Ada Pelanggaran Serius Soal TKI di Malaysia” yang membahas mengenai pelanggaran serius yang dilakukan oleh pihak-pihak Malaysia terkait dengan pemulangan tenaga kerja Indonesia illegal. Pelanggaran yang dimaksud antara lain banyak TKI hingga kini gajinya belum dibayarkan oleh majikan mereka di Malaysia. Tema tentang kesehatan dan kesejahteraan memperoleh prosentase sebesar 20,68 berisi tentang masalah penyakit yang menjangkit di beberapa daerah, serta langkah penanganan yang dilakukan pemerintah. Berita dengan judul “korban DBD terus berjatuhan, Presiden: Segera Laksanakan Gerakan Nasional PSN ” ini tentang penderita demam berdarah dungue semakin bertambah banyak hingga melebihi daya tampung rumah sakit. Demikian juga dengan korban meninggal pun semakin bertambah, dalam kaitan itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghimbau agar masyarakat segera melaksanakan gerakan nasional membasmi nyamuk Aedes aegypti yang lebih dikenal dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN. Sedangkan tema lain yang frekuensinya dibawah tema pemerintahan dan politik, konflik dan bencana, kesehatan dan kesejahteraan adalah tema perekonomian dengan prosentase sebesar 6,89 atau 2 item berita. Berita yang ada tersebut menyoroti penggunaan program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran di Indonesia, seperti berita yan dimuat di Kompas edisi 27 Februari 2005 yang berjudul ”Presiden Canangkan Aksi Penggulangan Kemiskinan”. Untuk tema masalah moral dan agama tidak muncul sama sekali pada periode penelitian ini. commit to user Berdasarkan penyajian data tentang kategori tema pemberitaan tentang presiden di surat kabar Kompas periode Januari-Maret 2005 diatas, berita tentang pemerintahan dan politik banyak mendapat sorotan. Hal-hal yang menyangkut kebijakan pemerintah, khusunya dari Presiden banyak mendapat perhatian khusus dari redaktur Kompas. Kemudian tema konflik dan bencana, yang menyoroti tentang rehabilitasi Aceh pasca tsunami dan konflik dua negara antara RI-Malaysia mengenai batas wilayah di sekitar laut Ambalat. Disusul tema kesehatan dan kesejahteraan dengan 4 item berita, menyoroti tentang penyakit DBD yang banyak mewabah dibeberapa wilayah Indonesia. Lalu berita yang bertemakan perekonomian dengan 2 item berita yang diantaranya menyoroti pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM guna menanggulangi kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Tema berita tentang masalah moral dan agama menempati urutan terbawah dalam frekuensi kemunculannya dengan tidak muncul sama sekali.

3.3.2 Sajian Data Kategori Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005 Kategori jenis sumber berita pada penelitian ini berjumlah empat jenis, yaitu Presiden, Pemerintah, tokoh politik dan lainnya. Berita dikatakan sumbernya berasal dari Presiden apabila didalamnya terdapat keterangan diberikan oleh Presiden dan Wakil Presiden. Pidato atau pernyataan kepala Negara dalam menjalankan tugasnya bisa berupa pernyataan yang diberikan pada waktu rapat, seminar atau pertemuan serta konferensi pers. Sedangkan jenis sumber berita pemerintah adalah setiap keterangan yang berasal dari lembaga yang menentukan berbagai kebijakan yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan masyarakat Negara, memperkirakan arah perkembangan masyarakat pada masa datang, dan mempersiapkan langkah-langkah commit to user kebijakan untuk menyongsong perkembangan masyarakat serta mengelola dan mengarahkan masyarakat ke tujuan yang ditetapkan. Berita dimasukkan kedalam kategori tokoh politik apabila keterangan yang ada dalam berita diberikan oleh orang yang berkecimpung dalam dunia politik, bercita-cita untuk dan memegang jabatan pemerintah.Untuk yang terakhir jenis berita kategori lainnya apabila keterangannya berasal dari tokoh atau lembaga yang tidak termasuk dalam tiga kategori sumber berita diatas. Berikut sajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel 3.3.2 Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden No Jenis Sumber Berita Frekuensi Presentase 1 Presiden 14 48,27 2 Pemerintah 10 34,48 3 Tokoh Politik 1 3,44 4 Lainnya 4 13,79 Jumlah 29 100 Sumber data: Hasil koding data primer Kategori jenis sumber berita yang berasal dari Presiden, jumlahnya sebesar 48,27 atau 14 item berita. Berita yang bersumber dari Presiden dapat dilihat pada Kompas edisi 7 Februari 2005 yang berjudul “Presiden: Ada Pelanggaran Serius soal TKI di Malaysia”. Berita tersebut berisikan statement Presiden yang menyoroti tentang pelanggaran terhadapa para TKI di Malaysia, khususnya dalam hal pemulangan tenaga kerja Indonesia illegal. Dalam pernyataannya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa tenaga kerja yang dipulangkan tidak diberikan haknya berupa gaji selama mereka bekerja di Malaysia. “Kalau saya membaca dan mendengar, dan ini yang sedang kami cek kebenarannya, banyak TKI kita yang belum menerima gaji mereka. Itu commit to user berarti pula ada pelanggaran yang serius dari pihak mereka yang ada di Malaysia, kaya Yudhoyono.” Berita yang masuk kategoeri jenis sumber beritanya berasal dari pemerintah jumlahnya sebesar 34,48 atau 10 item berita menempati urutan kedua terbanyak dalam frekuensi kemunculannya. Dalam Kompas edisi 9 Maret 2005 berjudul “Ketua MPR Desak Presiden Kaji Ulang Harga BBM” berisikan seruan dari ketua MPR Hidayat Nur Wahid yang intinya mendesak Presiden untuk mengoreksi penetapan kenaikan harga bahan baker minyak. Hidayat Nur Wahid mengatakan bila perbedaan pendapat soal kenaikan harga BBM diantara para wakil rakyat adalah hal biasa yang tidak perlu ditanggapi secara berlebihan. Sedangkan sumber berita yang berasal dari lainnya besarnya adalah 13,79 atau 4 item berita. Keempat item berita tersebut diantaranya menyoroti mengenai kasus pelanggaran yang dilakukan majikan di Malaysia terhadap tenaga kerja Indonesia pada bulan Februari 2005, dan berita tersebut keterangannya didapat dari Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi. Dalam keterangannya, PM Malaysia memberikan statemen bahwa pemerintah Malaysia melalui Kementrian Hal Ehwal Dalam Negeri akan mendesak majikan agar membayar gaji tenaga kerja Indonesia, baik yang legal maupun ilegal. Adapun sumber berita yang berasal dari tokoh politik hanya muncul sebanyak 1 kali, prosentasenya sebesar 3,44. Hal yang dibicarakan adalah menyangkut kenaikan BBM yang dilakukan Presiden, dimana sebanyak enam fraksi yang menyatakan menolak kenaikan harga BBM saat itu meminta pemerintah meninjau peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2005 melalui pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2005. Dalam berita tersebut tokoh politik yang banyak memberikan statement adalah Megawati Soekarnoputri yang menegaskan bahwa PDI- P tetap menolak keputusan pemerintah menaikkan harga BBM. Selain itu ada juga commit to user tokoh politik Frans Seda yang mengatakan bahwa pada masa Presiden Soeharto juga terjadi kenaikan harga BBM. “Tapi, itu dikonsultasikan dulu dengan DPR,” ujarnya.

3.3.3 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005 Kategori arah pemberitaan pada penelitian ini terdapat 3 jenis yaitu positif, negatif, dan netral. Berita yang dimasukkan dalam kategori positif jika isi berita pada halaman depan surat kabar Kompas yang membahas mengenai Presiden secara eksplisit atau implisit mendukung yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui. Berita dimasukkan dalam kategori negatif jika berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit isi beritanya tidak mendukung, yaitu seperti mencela, meremehkan, menolak, memojokkan. Sedangkan yang dimasukkan dalam kategori netral berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit tidak bersikap memihak. Tabel 3.3.3 Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden No Jenis Arah Pemberitaan Frekuensi Presentase 1 Positif 11 37,93 2 Negatif 3 10,34 3 Netral 15 51,72 Jumlah 29 100 Sumber data: Hasil koding data primer Untuk kategori arah pemberitaan jenis kategori yang dominan adalah netral, dengan prosentasinya sebesar 51,72 atau muncul sebanyak 15 berita dari total 29 berita yang ada dalam surat kabar Kompas periode Januari-Maret 2005. Seperti pada Kompas edisi 8 Maret 2005, dengan judul “Presiden Tinjau Perbatasan RI-Malaysia”, commit to user berita ini berisi tentang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninjau perbatasan Indonesia dengan Malaysia yang tengah bersitegang karena adanya klaim Malaysia atas wilayah Ambalat di Laut Sulawesi, Kalimantan Timur. Sebelum naik ke kapal perang, Presiden mengatakan, sebelum berangkat ke Kalimantan Timur, dia ditelepon PM Malaysia Abdullah Badawi. Dalam pembicaraan melalui telepon itu, PM Malaysia menginginkan menyelesaikan masalah Ambalat dengan baik tanpa konfrontasi. Sedangkan untuk kategori positif dalam penelitian periode ini muncul sebanyak 11 kali atau sebesar 37,93. Seperti dalam Kompas edisi 26 Februari 2005, dengan judul “Presiden Siap Tidak Popular Dengan Kenaikan Harga BBM”. Berita ini menyoroti kasus tentang Presiden Yudhoyono yang siap tidak popular lagi sehubungan dengan rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan baker minyak. “Saya harus menomordua-tigakan popularitas pribadi saya. Subsidi yang begitu besar untuk siapa, apakah untuk rakyat kecil, apakah untuk kelompok menengah ke atas yang sebaiknya tidak harus mendapatkan subsidi? Ini keadilan. Salah kalau saya ingin populer, tetapi ekonomi kita ambruk, pilar ekonomi nasional keropos dan jatuh. Saya berusaha berbuat sekuat tenaga untuk melindungi si kecil,” ujar Presiden Yudhoyono saat memberikan sambutan dalam seminar dan pameran pasar modal di Jakarta. Cuplikan berita diatas merupakan contoh dari berita yang mempunyai nada positif, dimana beritanya tidak memojokkan Presiden. Malah dalam potongan berita diatas, Presiden yang berbicara dalam sambutan seminar tersebut seperti mendapat pembelaan dari ucapannya sendiri. Adapun berita dengan nada negatif hanya sebagian kecil saja yaitu sebesar 10,34 atau 3 item berita. Berita yang bernada negatif dapat dilihat untuk tema-tema tentang kasus TKI di Malaysia, serta desakan Ketua MPR kepada Presiden untuk meninjau kembali rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Berita ini baik secara eksplisit maupun implisit memojokkan Presiden dimasukkan dalam kategori negatif. commit to user

3.3.4 Sajian Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005 Kategori jenis isi berita ini adalah argumentatif, informatif, dan eksplanatif. Isinya dikatakan argumentatif apabila berita berisi pembelaan terhadap suatu pandangan tertentu, bersifat mengajak pembaca, membahas dan menganalisa baik buruknya sesuatu dampak atau suatu kebijakan. Jenis isi informatif apabila berita tersebut berisi sebuah keadaan atau keterangan latar belakang tentang sesuatu hal atau masalah tertentu. Kemudian fakta-fakta yang disajikan tidak dimaksudkan untuk memaksakan suatu pandangan. Sedangkan eksplanatif apabila berita yang isinya menjelaskan atau menerangka suatu tema. Bentuk tulisannya narasi. Tujuannya adalah agar pembaca dapat memahami duduk perkara suatu topik tertentu yang disajikan dalam berita tersebut. Tabel 3.3.4 Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden No Jenis Pemberitaan Frekuensi Presentase 1 Argumentatif 14 48,27 2 Informatif 13 44,82 3 Aneka rupa 2 6,89 Jumlah 29 100 Tabel data: Hasil koding data primer Tabel koding diatas memperlihatkan bahwa jenis isi berita mengenai Presiden lebih pada berita berjenis informatif dengan prosentase sebesar 48,27 atau 14 itemdari keseluruhan pemberitaan selama periode penelitian. Kemudian disusul oleh commit to user berita argumentatif dengan prosentase sebesar 44,82 atau 13 item, dan yang terakhir adalah jenis aneka rupa dengan prosentase sebesar 6,89 atau 2 item berita. Pada surat kabar Kompas edisi 12 Februari 2005 dnegan judul “Gerakan Nsional PSN Baru Siap Pekan Depan”. Berikut bagian berita yang bersifat informatif dalam berita tersebut. Program yang akan dilakukan dalam gerakan nasional PSN di antaranya adalah pembersihan lingkungan perumahan dan lingkungan kerja secara serentak, agar tidak ada lagi jentik-jentik nyamuk yang dapat berkembang hidup. Kategori berita jenis argumentatif pada surat kabar Kompas menempati prosentase sebesar 34,48 atau 10 item. Ciri berita argumentatif adalah apabila berita berisi pembelaan terhadap suatu pandangan tertentu, bersifat mengajak pembaca, membahas dan menganalisa baik buruknya sesuatu dampak atau suatu kebijakan. Hal ini seperti pada berita edisi 26 Februari 2005 dengan judul”Presiden Siap Tidak Populer Dengan Kenaikan Harga BBM” . berita ini membahas mengenai rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak. Dia menegaskan bahwa kenaikan bahan bakar minyak BBM yang rasional dilangsungkan setelah pemerintah memperhitungkan hal itu dengan matang dan hati-hati. “sian dan malam saya sendiri menelaah, menguji apakah kebijakan ini tepat untuk kepentingan besar dan kepentingan jangka panjangdi Indonesia,” ucapnya. Pemerintah, menurut presiden, berkomitmen penuh untuk membela rakyat kecil. Sebab, disamping tidak menaikkan harga BBM yang banyak dibutuhkan minyak tanh, pemerintah juga memberikan kompensasi. Sedangkan untuk kategori jenis eksplanasi hanya muncul sebanyak dua kali dengan prosentase sebesar 6,89, yaitu pada edisi Sabtu, 12 Februari 2005 dengan judul “Gerakan PSN baru siap pekan depan”. Dalam berita tersebut dijelaskan latar belakang diadakannya progra Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN, dimana saat itu banyak jatuh korban akibat wbah nyamuk demam berdarah dengue. Maka dari itu commit to user pemerintah segera melaksanakan PSN guna mengantisipasi jatuhnya korban akibat nyamuk demam berdarah dengue yang lebih banyak. commit to user

BAB III PENYAJIAN DATA